"Tidak mungkin," Ucap Yira sembari mengerutkan keningnya, menatap curiga pada Mo Xin yang mengatakan kalau dirinya adalah adik tiri Xieyun. Dia berjalan menghampiri Mo Xin yang sedang bersandar pada dinding batu dan terus mengamatinya. "Hm ... kalau begitu biarkan aku memasuki Lautan Kesadaranmu." Mendengar ucapan Yira sontak mata Mo Xin membulat lebar, dia tidak menyangka kaka iparnya akan mengatakan itu untuk memastikan kebenaran. Dia mundur perlahan, dia menunjukkan wajah enggan untuk menerima permintaan Yira."Kenapa? Bukannya kamu menyebuk ku kakak ipramu?" "Itu ... bukan kah tidak perlu. Lihatlah aku, bukankah sudah mirip dengan kakakku?" Mendengar kalimat tersebut Yira lekas memukul ringan kepala Mo Xin dan berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan melakukannya dengan paksa," Kemudian Yira segera memegang dahi Mo Xin.*Lautan Kesadaran Spiritual Mo Xin*Disana Yira melihat Lautan Kesadaran Mo Xin sangat gelap, bahkan banyak kabut hitam yang menyelimuti namun dia tidak meraka
Yira duduk termenung menatap perutnya, seolah tidak percaya dengan yang dikatakan semua orang membuat Yira menyendiri. Dengan ragu dia memegang perutnya, senyum haru terukir di wajahnya saat merasakan sesuatu diperutnya.'A-yun, menurutmu dia akan mirip siapa?' Gumam Yira seolah sedang berbicara dengan Xieyun.Tiba-tiba Mo Xin datang dengan diikuti dua orang pria. "Yinwei, Lu Xiao!" Sapa Yira tersenyum senang melihat bahwa kedua temannya baik-baik saja. Kemudian Yira bangkit dan menghampiri Lu Xiao, dia berkata, "Kamu baik-baik saja kan?"Melihat anggukan Lu Xiao membuat Yira merasa lega dan mengelus lembut kepala Lu Xiao. "Kenalkan ini Mo Xin adik Xieyun. Mo Xin kenalkan mereka Yinwei dan Lu Xiao rekan dan anak angkat ayahku." Ucap Yira memperkenalkan mereka."Senang bertemu dengan kalian." Ucap Mo Xin dengan ramah."Senang bertemu dengan mu juga." Ucap Yinwei dan Lu Xiao bersamaan."Kak mereka dari ras Iblis?" Tanya Mo Xin yang penasaran pasalnya Yira bukanlah ras Iblis."Yinwei dar
"Putramu adalah Wei Lu Xiao."Ucapan Yira sontak membuat semua mata yang berada disana melotot, mereka semua sangat terkejut dengan perkataan Yira, terutama Ketua sekte. Mo Yang terhuyung kebelakang mendengarnya, meski dia tidak yakin tapi dirinya yakin bahwa yang Yira katakan adalah kebenaran.Mo Yang perlahan melangkah mendekati Lu Xiao yang sama terkejutnya, dia membelai pipi Lu Xiao sembari menatapnya dengan tatapan penuh haru. Kemudian dia tersenyum dan memeluk Lu Xiao, "Sedari awal aku memang sudah merasa kita memiliki ikatan." Bisik Mo Yang ke telinga Lu Xiao."Tunggu Ketua!" Suara tetua Yue menginterupsi semua orang, semua perhatian beralih menuju tetua Yue. Kemudian dia mendekati Yira dan berkata, "Apa buktinya kalau dia memang benar tuan muda sekte Xutian!""Ketua jangan percaya dia hanya mengibul saja." Tambahnya sembari meyakinkan Mo Yang.Dalam hati Mo Yang dirinya sudah menerima Lu Xiao sebagai putranya meski tidak ada bukti yang konkrit. Sayangnya, dihadapan banyak oran
"Selamat Yira kamu sudah bekerja keras." Yira tersenyum sembari menyerahkan Bunga Teratai Api Biru kepada Tang Xueqi. Lalu Yira membisikkan sesuatu padanya yang membuat Xueqi tersenyum bahagia sembari berkata, "Jaga dirimu, aku akan merahasiakannya." Setelah Xueqi pergi, Yira kembali ke dalam kubah pelindung dan lanjut tidur. Kesokan harinya ...."Kita sudah sampai," Ucap Yira sembari tersenyum kemudian dia membuka celah agar teman-temannya bisa masuk. Karena jika tidak maka mereka akan merasakan sakit terbakar oleh pelindung Hu Gui Baohu yang memiliki tiga lapis termasuk atribut cahaya.Tiba-tiba para murid laki-laki keluar dengan gegabah mereka menodongkan senjata mereka ke arah Yinwei dan lainnya. "Yinwei?" Xuan terkejut saat keluar dari kerumunan melihat ada Yinwei dan dua orang yang tidak dia kenal berhasil memasuki pelindung."Mereka pasti musuh!""Benar!""Serang!"Xuan yang melihat itu segera mengehntikkan tindakan gegabah para murid tersebut. "Tunggu! Jangan gegabah," Setel
'A-yun.' Gumam Yira tetap pada posisi mematung sembari menggenggam pedangnya.'Dia kembali.' Batin Yira sembari menatap kedatangan orang yang ditunggu, matanya tidak berkedip sedikitpun seolah sedang terpesona. Sesaat kemudian mata mulai terasa, buliran air memenuhi pandangannya. "A-yun!" Teriaknya sembari melepas genggamannya, dia berlari ke arah Xieyun berada. Kemudian, dia menghamburkan dirinya ke dalam pelukkan Xieyun. Air matanya menetes membasahi hanfu yang Xieyun kenakan.Terdengar isak tangis dari Yira, dia memukul ringan dada Xieyun sembari menyembunyikan wajahnya kedada Xieyun. "Kamu jahat!" Ucap Yira sembari terus memukul dada Xieyun. Dalam hatinya penuh kebahagiaan namun, air matanya tak kunjung berhenti.Xieyun tersenyum dan melingkarkan kedua tangannya memeluk Yira, dia membelai surai Yira dengan lembut tak lupa, dia juga mencium kepala Yira. Dia berkata dengan lirih, "Maaf aku datang terlambat."Mendengar ucapan Xieyun, dia mendongak menatap mata Xieyun dengan penuh ma
Beberapa hari ini seluruh penghuni Kediaman Apuyurac sedang sibuk mempersiapkan pesta pernikahan untuk Yira dan Xieyun. Mereka semua melakukan tugas mereka masing-masing, tak luput juga Xuan yang mendapat tugas mengawasi seluruh persiapan. "Ini akan menjadi pernikahan pertama yang Kediaman adakan." Ucap Seorang murid yang bertugas mendekorasi Aula Pertemuan. "Hei! Lakukan yang benar jangan bergosip." Xuan menegur murid tersebut, dia merasa hari ini dirinya sangat lemas dan tidak bersemangat. Dia sangat lesu hingga membuat Yura dan Zhu Ya yang kebetulan lewat merasa sedikit aneh. "Kak Xuan ada apa?" Tany Yura sembari berjalan menghampiri Xuan. "Yura ... aku kalah telak." Rengeknya seperti anak kecil. Zhu Ya yang melihatnya menutup mulut menahan tawa, dia memandang seisi ruangan dengan perasaan bahagia. Dia baru mengerti rasanya memiliki keluarga setelah masuk dalam lingkungan Sekte tersebut. Dia tersenyum sembari berkata, "Meski tak ada hubungan darah, mereka saling menjaga dan me
Xieyun berlari kearah yang berlawanan dengan ujung pedang, tangannya meraih gagang pedang tersebut dan berusaha mengendalikannya. Saat tangannya menyentuh dengan gagang pedang tiba-tiba, pedang itu langsung berhenti mengamuk.Semua orang yang awalnta sangat panik akhirnya, bisa bernafas dan merasa lega karena Xieyun berhasil menaklukkannya. "Hah ... syukurlah." Ucap Zhu Ya yang sudah panik setengah mati karena pedang yang tidak bisa dia kendalikan hampir menyakiti Yira.Yira menghampiri Xieyun yang sedang mengamati pedang Shisan, dia juga ikut mengeluarkan pedangnya dan menyandingkan keduanya. Mereka mendapati pedang tersebut bersinar bersamaan sayangnya, pedang Shisan milik Zhu Ya kembali meredup karena tidak memiliki Batu Permata dan juga bukan pemilik asli yang memegangnya."Apa ada yang salah?" Tanya Yira sembari menatap pedang Shisan dan Xieyun bergantian."Pedang ini harus secepatnya menjalin kontrak dengan pemilik baru dan Batu Permata Jiwa." "Benda apa itu?" Tanya Yira lagi.
Xieyun dan Yira secara bersamaan menghindari petir yang akan menyambarnya. Meski mereka berhasil menghindar bukan berarti mereka sudah selamat. Petir yang lain kembali datang dengan kekuatan yang lebih besar menargetkan mereka berdua. Setelah mereka berhasil menghindar, petir lainnya terus turun menyambar mereka seolah petir tersebut memang dirancang untuk menargetkan mereka berdua. Xieyun yang melihat fenomena ini berusaha menghindar sebisa mungkin sembari mendekati Yira. "Kamu baik-baik saja?" Tanya Xieyun yang berhasil berpindah posisi berdampingan dengan Yira. "Aku baik-baik saja tapi, sampai kapan kita harus mengindari petir-petir ini?" Mendengar pertanyaan Yira, dia lantas mengubah arah terbangnya menuju langit. Dia menerobos semua petir-petir itu dan menemukan dalang dibalik fenomena tersebut. Dia lantas mengayunkan pedangnya hingga merusak Formasi sihir petir tersebut. Karena rusaknya formasi menyebabkan petir terakhir tidak terkendali dan dapat menargetkan siapapun. Dia l