Rombongan kerajaan sudah hampir sampai. Yanwei memerintah semuanya untuk bersiap menyambut raja. Saat rombongan kerajaan tiba, Lan Yanwe dan Ruyan maju menyambut sendiri.
"Hormat pada Yang Mulia." ucap Yanwei dan Ruyan serentak.Mereka berdua dan yang lainnya membungkuk memberi hormat. Raja Xiao Xing menyuruh mereka berdiri. Yanwei mempersilahkan Raja Xiao Xing masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan."Yang Mulia kami sudah menyiapkan sebuah penampilan untuk menyambut anda." ucap Yanwei yang duduk di samping raja.Para penari keluar, membentuk formasi tari. Musik pun di putar, para penari menari dengan sangat luwes. Di pertengahan penampilan, waktu Yira untuk muncul. Yira masuk dengan riasan cantik menggunakan cadar pada wajahnya.Dia memberi hormat kepada Raja, tersenyum dengan cantik. Pesonanya membuat seluruh ruangan terpesona, tak terkecuali Xieyun yang berdiri di belakang Raja. Xieyun baru pertama melihat penampilan Yira yang seperti itu, hingga Xiyun tidak bisa mengedipkan matanya.Yira melenggak-lenggok mengikuti alunan musik. Tariannya menghipnotis seluruh ruangan, pesona Yira di dukung dengan aura Rubahnya menjadi sangat dominan. Bahkan mampu membuat seorang Raja jatuh hati di buatnya. Saat tariannya selesai Yira tersenyum tipis menatap Xieyun yang masih terpana.'Cantik.' gumam Xieyun tanpa sadar.Setelah Yira keluar area, para penonton tersadar sudah tersihir oleh kecantikan Yira. Mereka memberi tepuk tangan meriah untuk penampilan Yira. Yanwei yang ikut terpesona merasa ada gejolak tumbuh di hatinya, namun dia berusaha menghilangkan rasa itu."Bagaimana Yang Mulia?" tanya Yanwei."Sungguh menakjubkan, aku sangat senang dengan penampilan ini. Terutama yang tadi." jawab Raja Xiao memuji Yira.Raja Xiao membisikan bahwa dia ingin bertemu dengan Yira, Yanwei menyetujui permintaan Raja Xiao. Yanwei memerintahkan Ruyan menyiapkan ruangan khusus untuk raja. Ruyan mengangguk dengan raut cemburu dan kesal. Tidak berapa lama Ruyan kembali."Ruangan sudah siap." ucap Ruyan."Mari Yang Mulia." ucap Yanwei mengarahkan.Di dalam ruangan sudah ada Yira yang berdiri menunggu. Yira membalikkan tubuhnya lalu memberi hormat kepada Raja. Raja memuji kecantikan Yira, membuat Xieyun terbakar kecemburuan di belakang Raja.Raja duduk, kemudian Yira menuangkan segelas teh untuk Raja dan segelas lagi untuk Yanwei. Yira mundur dan berlutut di hadapan raja. Kemudian Yanwei menjelaskan bahwa dia dan Yira berencana membantu menyelesaikan masalah Walikota dan Sekte Lan yang akan berkhianat.'Mereka? kenapa Yira tidak memberi tahuku.' batin Xieyun.Xieyun menatap Yira ingin meminta penjelasan. Karena situasi yang sudah mendesak, Yira terpaksa menerima kesepakatan itu tanpa sepengetahuan Xieyun. Kemudian mereka membuat rencana, mereka akan mengumpulkan banyak bukti dahulu setelah itu di serah di depan umum.Rencana itu di setujui Raja. Selama Raja tinggal di kota, Yanwei meminta agar Raja tidak memperlihatkan kecurigaannya kepada Walikota. Yira juga angkat bicara bahwa dia bisa membantu mencari bukti.Setelah rencana selesai, Yira kembali ke pekerjaannya begitupun Xieyun. Raja pergi menginap di Rumah Walikota agar tidak menimbulkan kecurigaan. Bisa saja raja mencabut jabatan Walikota namun jika tanpa bukti itu akan membuat kekecewaan pada rakyat.Keesokan harinya....Yira keluar pagi-pagi sekali, hal itu dilihat oleh Ruyan. Yira keluar sendiri, dia membeli makanan dan mainan. Tanpa sadar ada yang mengikuti Yira dari belakang.Yanwei melihat Yira masuk ke sebuah penginapan. Dia mengikutinya hingga ke depan kamar. Dia mendengar Yira dipanggil mama oleh anak kecil, membuat Yanwei terkejut."Yira! bagaimana bisa kamu meninggalkan anakmu di sini sendirian." ucap Yanwei dengan nada keras.Yanwei menerobos kamar Wang Lin, membuat Si anak ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh Yira. Yira mengerutkan dahinya, kenapa orang menyebalkan itu mengikutinya. Yira hanya mendiamkan Yanwei dan lanjut mengurus Wang Lin."Yira, kamu...." ucapan Yanwei teropotong"Kamu apa? Dia bukan anakku. Dia adalah saksi mata kesepakatan Walikota." ucap Yira.Yanwei terkejut, dia sedikit merasa bersalah sudah menuduh Yira. Dia kemudian meminta maaf, Yira tidak menggubrisnya. Yira lanjut menyuapi Wang Lin dan bermain bersamanya."Mama dia siapa?" tanya Wang Lin menunjuk Yanwei."Dia? Dia paman yang menyebalkan. Jangan hiraukan dia." Jawab Yira.Perkataan Yira tidak dimasukan hati oleh Yanwei. Yanwei tersenyum melihat sifat keibuan Yira, dia semakin jatuh hati pada wanita di depannya itu. Yanwei duduk, terus melihat Yira yang masih mengurus Si anak seperti anaknya sendiri."Mama kenapa wajahmu masih sangat muda dan cantik?" tanya Si anak dengan polos."Benarkah? Itu karena aku masih berusia 17 tahun." jawab Yira.Jawaban Yira membuat melongo Yanwei, pasalnya sifat keibuan Yira sudah seperti orang sudah sangat dewasa. Selain itu Yanwei hampir pupus harapan, usianya terpaut jauh dengan Yira. Tahun ini Yanwei berusia 30 tahun.Setelah selesai Yira pamit kepada Si anak, kemudian dia segera kembali ke rumah hiburan. Saat sampai Yira sudah di tunggu oleh Ruyan di depan pintu. Dia langsung menarik rambut Yira kasar, Yira ditarik ke dalam ruangan yang penuh orang dan mendorongnya.Yira dipermalukan dan difitnah bahwa dia adalah seorang mata-mata. Ruyan itu membuat Yira di lempari oleh para penari lain. Bahkan Yira dipermalukan oleh pelanggan pria yang mabuk di sana."Hei gadis cantik, sebaiknya tidur bersamaku." ucap pria mabuk sambil memegang dagu Yira.Yira yang merasa di lecehkan menampar keras pria mabuk tersebut. Pria itu tidak terima dan langsung memukul balik Yira hingga bibirnya berdarah. Suasana langsung hening. Saat pria itu akan menginjak Yira Yanwei datang tepat waktu menyelamatkannya.Dia memukul balik pria mabuk tadi dan mengusirnya. Yanwei membantu Yira yang tergeletak di lantai dengan wajah acak-acakan. Kemudian Ruyan membuka suara memfitnah Yira."Yanwei dia adalah mata-mata. Aku melihatnya keluar diam-diam pagi tadi." ucap Ruyan.Yanwei tidak menggubris ucapan Ruyan, dia menggendong Yira ke kamarnya yang diikuti oleh Ruyan. Saat sudah di dalam kamar Ruyan terus saja memfitnah Yira. Hal itu membuat Yanwei merasa marah."Cukup!" bentak Yanwei."Yanwei kamu...membentakku demi dia?" ucap Ruyan tidak menyangka."Tutup mulutmu jika kamu tidak tahu kebenarannya!" ucap Yanwei."Kebeneran apa? itulah kebenarannya dia adalah mata-ma...." uacap Ruyan terhenti.Plakkk!Yanwei yang sudah kehabisan kesabaran langsung menampar Ruyan keras. Tamparan itu membuat bekas merah di pipi Ruyan. Dia menangis menahan perih di pipinya."Yira adalah orang Raja Xiao Xing, dia di sini untuk mengungkap kejahatan Walikota. Kamu tahukan apa yang akan terjadi jika kamu mencelakai Yira!" bentak Yanwei."Apa kamu tidak punya kerjaan lain selain mempermalukan wanita lain karena lebih cantik?! Aku sudah terlalu memanjakanmu, ini semua salahku." Bentak Yanwei.Ruyan yang mendengar setiap kalimat dari mulut Yanwei, merasa sakit hati. Dia tidak menyangka Yanwei bisa mengatakan hal seperti itu padanya demi membela wanita baru. Sedangkan dia sudah menemani Yanwei selama delapan tahun. Ruyanpun keluar dari ruangan."Yanwei, kamu sudah keterlaluan." ucap Yira."Birkan saja, nanti aku akan meminta maaf padanya." jawab Yanwei sambil mengobati luka Yira.'Kejam juga mulut orang menyebalkan ini.' batin Yira sambil melirik Yanwei.Di Kamarnya, Ruyan menangis dan mengobrak-abrik seisi ruangan. Dia melempar semua benda yang ada di kamarnya hingga pecah. Kejadian tadi membuat dendam Ruyan sangat mendalam."Yira aku akan membunuhmu!" teriak Ruyan sambil membanting sebuah Vas bunga.'Yira tunggu pembalasanku.' gumam Ruyan.*Lautan Kesadaan Spiritual Lie Ba*"Xu Lian? Apa itu benar kamu?"Mata Bing Xue Gong terus bergerak menyusuri tempat asing yang dia masuki, pupil birunya terlihat tidak fokus sama sekali. Hatinya gelisah, setelah mendengar suara wanita yang panggil Xu Lian tersebut, seolah dia telah menemukan sesuatu yang sudah lama hilang darinya."Senior Lian, apakah itu benar kamu?""Jika benar, tolong keluarlah dan temui aku."Rasa rindu yang sudah dia kubur dalam-dalam seolah-olah kembali mencuat tanpa seijinnya. Dia mencari wanita tersebut dengan perasaan gelisah dan terburu-buru seolah dia takut kehilangan untuk kedua kalinya. "Senior aku mohon tunjukan dirimu.""Xue Gong, kamu sudah dewasa sekarang."Mendengar suara lembur nan merdu tersebut lantas membuatnya berbalik dengan cepat. Matanya terbuka lebar menatap wanita berbaju merah dengan hiasan rambut yang terlihat mewah bak seorang pengantin bangsawan. Netranya terasa panas, perlahan namun pasti, dia merasakan pelupuk matanya basah. Kakinya
"Aku sudah mendapatkan posisi pertama sesuai keinginanmu, sekarang berikan suratnya padaku."Lie Ba mengulurkan tangannya meminta surat yang beberapa waktu lalu ditahan oleh gurunya, Bing Qing Hao. Sesaat kemudian, senyum Lie Ba terukir indah, tulang pipinya naik ke atas matanya menyipit berbentuk bulan sabit kala melihat surat yang lama dia inginkan kini berada di tangannya."Bagaimana kamu bisa menyelesaikan duelmu dengan cepat?" Lie Ba mendongak menatap datar gurunya yang sedang bertanya, dia berbalik dan berkata, "Tidak ada yang istimewa aku hanya bertarung dan mengalahkannya." Dia duduk di tempat tidurnya sembari tersenyum serta kedua tangan yang sibuk membuka surat tersebut."Ceritakan padaku apa yang terjadi, para tetua mencurigaimu karena burung pengawas rusak dan kami tidak bisa melihat apapun setelah pertarunganmu dengan Singa Api." "Aku sudah bilang, aku hanya berduel seperti biasa dan mengalahkannya, itu saja." Ucap Lie Ba dengan kesal."Guru, Ketua sekte sudah mengetahu
"Aku menyerah."Dengan entengnya Bing Lin Xi mengucapkan kalimat itu setelah melakukan serangan dalam pertandingan melawan kloning Ketua sekte di hadapannya. Dia menatap kloning tersebut sembari tersenyum seolah dia memang merencakan hal ini sejak awal."Apa kamu yakin? Dua peserta lainnya belum selesai dengan pertandingan mereka, kamu masih punya banyak waktu." Ucap kloning Ketua sekte mengingatkan dan masih memberi kesempatan untuk melanjutkan pertandingan yang terhenti."Aku sudah bertekat untuk melakukan ini sejak awal karena aku sebelumnya sudah kalah telak oleh Bai Lie Ba. Dialah yang pantas mendapat kesempatan." Ucap Bing Lin Xi seolah dia sangat peduli kepada Lie Ba."Kamu yakin? Tapi jika bukan posisi pertama kamu masih ada kesempatan mendapat posisi kedua." Ucap kloning tersebut masih berusaha meyakinkan Bing Lin Xi untuk tidak menyerah begitu saja.Mendengar kalimat tersebut Bing Lin Xi hanya menampilkan sneyumnya serta hormatnya, "Mohon Ketua mengabulkan permintaan saya."
"Waktumu dimulai sekarang." Lie Ba mengerutkan keningnya, sorot mata tajamnya menatap tubuh kloning Ketua sekte yang telah siap untuk dia lawan. Dengan cepat tangannya meraih permata merah milik Singa Api yang berhasil dia kalahkan sebelum para tetua melihatnya.'Aku akan menghilangkannya dulu sebelum semakin jauh.' Batin Lie Ba sembari menatap sebuah burung mainan yang bertugas seolah menjadi kamera yang merekam pertandingannya. Namun, saat dia akan melangkah memusnahkan burung pengawas tersebut, kakinya di tarik oleh tubuh kloning Ketua sekte."Agh!" Erangnya kala luka bakarnya menghantam sebuah tembok batu yang berada di Lembah itu. 'Tubuhku semakin lemah karena luka bakar juga suhu tinggi disini. Dia bangkit mengaktifkan teknik Esnya untuk melawan kloning tersebut."Anak muda jika kamu sudah mencapai batas segeralah berhenti, aku juga akan berhenti." Ucap kloning tersebut."Baiklah, ayo kita mulai."Mereka pun memulai pertarungan tersebut dengan Lie Ba menyerang lebih dulu, meski
"Ingat kata-kataku sebelumnya."Lie Ba melirik gurunya sembari mengangguk, dia mengerti bahwa untuk mendapat surat dari Xieyun dia hanya perlu menjadi yang pertama. Dari kejauhan netranya menangkap sosok Bing Xue Yu yang akan menjadi saingan terberatnya di pertandingan ini.'Seperti biasa dia selalu terlihat tenang.' Batin Lie Ba sembari terus menatap Bing Xue Yu yang berdiri di posisi berlawanan."Pertandingan babak terakhir ini, kami sudah memnentukan bahwa ketiga peserta tidak akan menghadapi satu sama lain." Ucap seorang pria yang bertugas menjadi pengawas di pertandingan kali ini."Tapi kenapa?" Tanya Lie Ba lirih sembari terus menatap ke depan."Peraturannya sudah diubah oleh ketua sekte saat rapat kemarin." Balas Bing Qing yang sama-sama menatap lurus ke depan."Setiap peserta akan melawan tubuh kloning Ketua sekte di 3 tempat berbeda dan dapat menggunakan kemampuan kalian dengan maksimal." Pertarungan yang cukup berbeda dari generasi sebelumnya, mereka melakukan itu agar tidak
"Ini adalah sebuah kecurangan!"Kalimat itu keluar dari mulut seorang tetua yang bertindak sebagai juri, Bing Hu Xin yang sejak lama ingin menyingkirkan Lie Ba dari pertandingan. Dia selalu mempermasalahkan apapun yang Lie Ba perbuat saat ada kesempatan, seperti sekarang.Bing Qing Hao yang sejak awal berada di ruang pertemuan sebagai penanggung jawab atas Lie Ba masih tetap diam hingga tetua tersebut berhenti mengoceh. Dia menatap semua orang berdebat membela Bing Lin Xi dan beberapa berpihak pada Lie Ba."Kamu bisa memutuskan saat keduanya sudah bangun," Ucap Bing Qing Hao dingin mengakhiri perdebatan yang telah mulai sejak di arena pertandingan. Dia berbalik dan meninggalkan pertemuan para tetua dan guru karena, menurutnya perdebatan itu hany membuang-buang waktu dan tenaganya."Hei Master Agung kamu mau kemana?!"Bing Qing Hao terus melangkah dan tidak menghiraukan panggilan tersebut. Dia menuju kamar Lie Ba, dia yakin bahwa ada yang Lie Ba sembunyikan darinya. Sesampainya dia di