Share

Awal Petaka

Rombongan kerajaan sudah hampir sampai. Yanwei memerintah semuanya untuk bersiap menyambut raja. Saat rombongan kerajaan tiba, Lan Yanwe dan Ruyan maju menyambut sendiri.

"Hormat pada Yang Mulia." ucap Yanwei dan Ruyan serentak.

Mereka berdua dan yang lainnya membungkuk memberi hormat. Raja Xiao Xing menyuruh mereka berdiri. Yanwei mempersilahkan Raja Xiao Xing masuk dan duduk di tempat yang sudah di sediakan.

"Yang Mulia kami sudah menyiapkan sebuah penampilan untuk menyambut anda." ucap Yanwei yang duduk di samping raja.

Para penari keluar, membentuk formasi tari. Musik pun di putar, para penari menari dengan sangat luwes. Di pertengahan penampilan, waktu Yira untuk muncul. Yira masuk dengan riasan cantik menggunakan cadar pada wajahnya.

Dia memberi hormat kepada Raja, tersenyum dengan cantik. Pesonanya membuat seluruh ruangan terpesona, tak terkecuali Xieyun yang berdiri di belakang Raja. Xieyun baru pertama melihat penampilan Yira yang seperti itu, hingga Xiyun tidak bisa mengedipkan matanya.

Yira melenggak-lenggok mengikuti alunan musik. Tariannya menghipnotis seluruh ruangan, pesona Yira di dukung dengan aura Rubahnya menjadi sangat dominan. Bahkan mampu membuat seorang Raja jatuh hati di buatnya. Saat tariannya selesai Yira tersenyum tipis menatap Xieyun yang masih terpana.

'Cantik.' gumam Xieyun tanpa sadar.

Setelah Yira keluar area, para penonton tersadar sudah tersihir oleh kecantikan Yira. Mereka memberi tepuk tangan meriah untuk penampilan Yira. Yanwei yang ikut terpesona merasa ada gejolak tumbuh di hatinya, namun dia berusaha menghilangkan rasa itu.

"Bagaimana Yang Mulia?" tanya Yanwei.

"Sungguh menakjubkan, aku sangat senang dengan penampilan ini. Terutama yang tadi." jawab Raja Xiao memuji Yira.

Raja Xiao membisikan bahwa dia ingin bertemu dengan Yira, Yanwei menyetujui permintaan Raja Xiao. Yanwei memerintahkan Ruyan menyiapkan ruangan khusus untuk raja. Ruyan mengangguk dengan raut cemburu dan kesal. Tidak berapa lama Ruyan kembali.

"Ruangan sudah siap." ucap Ruyan.

"Mari Yang Mulia." ucap Yanwei mengarahkan.

Di dalam ruangan sudah ada Yira yang berdiri menunggu. Yira membalikkan tubuhnya lalu memberi hormat kepada Raja. Raja memuji kecantikan Yira, membuat Xieyun terbakar kecemburuan di belakang Raja.

Raja duduk, kemudian Yira menuangkan segelas teh untuk Raja dan segelas lagi untuk Yanwei. Yira mundur dan berlutut di hadapan raja. Kemudian Yanwei menjelaskan bahwa dia dan Yira berencana membantu menyelesaikan masalah Walikota dan Sekte Lan yang akan berkhianat.

'Mereka? kenapa Yira tidak memberi tahuku.' batin Xieyun.

Xieyun menatap Yira ingin meminta penjelasan. Karena situasi yang sudah mendesak, Yira terpaksa menerima kesepakatan itu tanpa sepengetahuan Xieyun. Kemudian mereka membuat rencana, mereka akan mengumpulkan banyak bukti dahulu setelah itu di serah di depan umum.

Rencana itu di setujui Raja. Selama Raja tinggal di kota, Yanwei meminta agar Raja tidak memperlihatkan kecurigaannya kepada Walikota. Yira juga angkat bicara bahwa dia bisa membantu mencari bukti.

Setelah rencana selesai, Yira kembali ke pekerjaannya begitupun Xieyun. Raja pergi menginap di Rumah Walikota agar tidak menimbulkan kecurigaan. Bisa saja raja mencabut jabatan Walikota namun jika tanpa bukti itu akan membuat kekecewaan pada rakyat.

Keesokan harinya....

Yira keluar pagi-pagi sekali, hal itu dilihat oleh Ruyan. Yira keluar sendiri, dia membeli makanan dan mainan. Tanpa sadar ada yang mengikuti Yira dari belakang.

Yanwei melihat Yira masuk ke sebuah penginapan. Dia mengikutinya hingga ke depan kamar. Dia mendengar Yira dipanggil mama oleh anak kecil, membuat Yanwei terkejut.

"Yira! bagaimana bisa kamu meninggalkan anakmu di sini sendirian." ucap Yanwei dengan nada keras.

Yanwei menerobos kamar Wang Lin, membuat Si anak ketakutan dan bersembunyi di balik tubuh Yira. Yira mengerutkan dahinya, kenapa orang menyebalkan itu mengikutinya. Yira hanya mendiamkan Yanwei dan lanjut mengurus Wang Lin.

"Yira, kamu...." ucapan Yanwei teropotong

"Kamu apa? Dia bukan anakku. Dia adalah saksi mata kesepakatan Walikota." ucap Yira.

Yanwei terkejut, dia sedikit merasa bersalah sudah menuduh Yira. Dia kemudian meminta maaf, Yira tidak menggubrisnya. Yira lanjut menyuapi Wang Lin dan bermain bersamanya.

"Mama dia siapa?" tanya Wang Lin menunjuk Yanwei.

"Dia? Dia paman yang menyebalkan. Jangan hiraukan dia." Jawab Yira.

Perkataan Yira tidak dimasukan hati oleh Yanwei. Yanwei tersenyum melihat sifat keibuan Yira, dia semakin jatuh hati pada wanita di depannya itu. Yanwei duduk, terus melihat Yira yang masih mengurus Si anak seperti anaknya sendiri.

"Mama kenapa wajahmu masih sangat muda dan cantik?" tanya Si anak dengan polos.

"Benarkah? Itu karena aku masih berusia 17 tahun." jawab Yira.

Jawaban Yira membuat melongo Yanwei, pasalnya sifat keibuan Yira sudah seperti orang sudah sangat dewasa. Selain itu Yanwei hampir pupus harapan, usianya terpaut jauh dengan Yira. Tahun ini Yanwei berusia 30 tahun.

Setelah selesai Yira pamit kepada Si anak, kemudian dia segera kembali ke rumah hiburan. Saat sampai Yira sudah di tunggu oleh Ruyan di depan pintu. Dia langsung menarik rambut Yira kasar, Yira ditarik ke dalam ruangan yang penuh orang dan mendorongnya.

Yira dipermalukan dan difitnah bahwa dia adalah seorang mata-mata. Ruyan itu membuat Yira di lempari oleh para penari lain. Bahkan Yira dipermalukan oleh pelanggan pria yang mabuk di sana.

"Hei gadis cantik, sebaiknya tidur bersamaku." ucap pria mabuk sambil memegang dagu Yira.

Yira yang merasa di lecehkan menampar keras pria mabuk tersebut. Pria itu tidak terima dan langsung memukul balik Yira hingga bibirnya berdarah. Suasana langsung hening. Saat pria itu akan menginjak Yira Yanwei datang tepat waktu menyelamatkannya.

Dia memukul balik pria mabuk tadi dan mengusirnya. Yanwei membantu Yira yang tergeletak di lantai dengan wajah acak-acakan. Kemudian Ruyan membuka suara memfitnah Yira.

"Yanwei dia adalah mata-mata. Aku melihatnya keluar diam-diam pagi tadi." ucap Ruyan.

Yanwei tidak menggubris ucapan Ruyan, dia menggendong Yira ke kamarnya yang diikuti oleh Ruyan. Saat sudah di dalam kamar Ruyan terus saja memfitnah Yira. Hal itu membuat Yanwei merasa marah.

"Cukup!" bentak Yanwei.

"Yanwei kamu...membentakku demi dia?" ucap Ruyan tidak menyangka.

"Tutup mulutmu jika kamu tidak tahu kebenarannya!" ucap Yanwei.

"Kebeneran apa? itulah kebenarannya dia adalah mata-ma...." uacap Ruyan terhenti.

Plakkk!

Yanwei yang sudah kehabisan kesabaran langsung menampar Ruyan keras. Tamparan itu membuat bekas merah di pipi Ruyan. Dia menangis menahan perih di pipinya.

"Yira adalah orang Raja Xiao Xing, dia di sini untuk mengungkap kejahatan Walikota. Kamu tahukan apa yang akan terjadi jika kamu mencelakai Yira!" bentak Yanwei.

"Apa kamu tidak punya kerjaan lain selain mempermalukan wanita lain karena lebih cantik?! Aku sudah terlalu memanjakanmu, ini semua salahku." Bentak Yanwei.

Ruyan yang mendengar setiap kalimat dari mulut Yanwei, merasa sakit hati. Dia tidak menyangka Yanwei bisa mengatakan hal seperti itu padanya demi membela wanita baru. Sedangkan dia sudah menemani Yanwei selama delapan tahun. Ruyanpun keluar dari ruangan.

"Yanwei, kamu sudah keterlaluan." ucap Yira.

"Birkan saja, nanti aku akan meminta maaf padanya." jawab Yanwei sambil mengobati luka Yira.

'Kejam juga mulut orang menyebalkan ini.' batin Yira sambil melirik Yanwei.

Di Kamarnya, Ruyan menangis dan mengobrak-abrik seisi ruangan. Dia melempar semua benda yang ada di kamarnya hingga pecah. Kejadian tadi membuat dendam Ruyan sangat mendalam.

"Yira aku akan membunuhmu!" teriak Ruyan sambil membanting sebuah Vas bunga.

'Yira tunggu pembalasanku.' gumam Ruyan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status