Beberapa hari sebelumnya di kediaman keluarga Alvendra.
Crystal memainkan jarinya dengan gelisah, menunggu keputusan dari para tetua keluarga Alvendra. Langit, suaminya, tampak sibuk dengan dokumen-dokumen di tangannya, tidak terganggu oleh keributan di ruang keluarga.
"Langit, kami sudah memutuskan!" ucap Kakek Langit dengan nada penuh otoritas. Langit mengangkat kepalanya dari dokumen, menatap kakeknya dengan rasa penasaran.
Crystal yang duduk di samping Langit semakin gugup. Ia ingin menggenggam tangan suaminya untuk mencari ketenangan, tapi mengurungkan niatnya karena tahu Langit tidak suka disentuh. Di bulan pertama pernikahan mereka, Langit masih bersedia menyentuh Crystal. Namun, setelah mereka menerima kabar dari rumah sakit tentang kemandulan Crystal, Langit tidak pernah menyentuhnya lagi. Pernikahan mereka hanya menjadi formalitas belaka.
"Kalian sudah menikah selama 12 tahun dan mustahil untuk mendapatkan keturunan langsung. Namun, kita membutuhkan ahli warismu, Langit. Maka, kau akan menikah lagi dengan perempuan dari keluarga terpandang. Jika dalam satu minggu kau belum menemukan calonmu, maka kami yang akan mencarikannya," titah Kakek Langit dengan tatapan tajam.
"Apa? Tapi, Kakek-" Crystal berseru tak percaya, menatap Kakek Langit dengan ekspresi terkejut dan terluka.
Kakek membalas dengan tatapan dingin. "Belasan tahun kau berobat, tetapi tidak ada hasilnya. Ini satu-satunya cara agar nama Alvendra tidak berhenti di Langit!" ucapnya tegas.
Suasana semakin tegang. Crystal merasakan hatinya hancur, sementara Langit tetap tenang, menimbang-nimbang keputusan yang telah dibuat oleh keluarganya. Bagaimanapun, demi nama keluarga Alvendra, mereka harus menemukan solusi meski harus mengorbankan perasaan mereka.
"Tapi... aku tidak mau dimadu! Bagaimana kalau menggunakan program bayi tabung? Itu jalan yang lebih baik!" pinta Crystal dengan mata mulai berkilauan dengan air mata.
"Itu tidak etis! Kami tidak percaya bahwa keturunan Alvendra bisa terlahir dengan selamat dengan itu! Pokoknya kau diam saja, Crystal. Keputusan kami sudah bulat!" balas Kakek Langit dengan nada tegas.
"Tapi Kek, aku cinta sama Mas Langit! Aku tidak mau diduakan! Aku satu-satunya istri Mas Langit dan aku tidak ingin ada wanita lain dalam kehidupan Mas Langit! Aku gak rela!" rengek Crystal dengan tangisan yang pecah.
"Cukup Crystal! Keputusan kami sudah bulat!" bentak Kakek Langit. Dia memberikan tatapan dingin pada Langit sebelum bangkit dari kursinya dan pergi, diikuti oleh para tetua keluarga yang lainnya.
Crystal langsung menatap Langit dengan penuh harap. "Mas, jangan ya? Aku ga rela diduakan, Mas. Aku mohon," pintanya dengan memelas, air matanya semakin deras mengalir.
"Kau mendengar apa kata Kakek, Crystal. Aku tidak bisa membantahnya," ucap Langit datar. Ia bangkit dari tempat duduknya, membawa dokumen-dokumen itu, dan pergi meninggalkan ruangan.
Crystal terjatuh ke lantai, menangis tersedu-sedu, merasa dunianya runtuh. Ia sendirian di ruang keluarga yang kini sunyi, hanya terdengar isak tangisnya yang memilukan.
~o0o~
"Aku ingin itu, itu, dan itu," tunjuk Crystal pada tas-tas mewah dan bermerk di mall sambil melambaikan kartu kredit hitam yang diberikan Langit sejak awal pernikahan mereka. Meskipun Crystal selalu menggunakan kartu itu untuk berfoya-foya dan membeli barang-barang mewah, Langit sama sekali tidak peduli. Jadi, sudah menjadi semacam kebiasaan bagi Crystal untuk berbelanja ketika hatinya terluka.
Awalnya, dia berniat menghubungi teman-temannya untuk mencurahkan isi hati tentang keputusan Kakek Langit terhadap pernikahan mereka. Namun, dia menggagalkan niat itu karena tidak mau merasa malu. Crystal sadar bahwa dia harus menerima keputusan Kakek Langit, tetapi dalam hatinya, ia bertekad untuk membuat wanita yang akan menjadi istri kedua Langit menyesal telah memasuki keluarga Alvendra.
Langkah pertama adalah membuat dirinya terlihat lebih cantik dan anggun daripada wanita itu, siapapun dia. Dan barang-barang mewah ini adalah senjata utama untuk mempercantik penampilannya!
Para karyawan toko tergopoh-gopoh mengambil barang-barang yang diinginkan Crystal. Dengan senyuman lebar, Crystal terus menunjuk berbagai item mewah lainnya, menikmati setiap detik perhatian yang diberikan kepadanya. Di dalam benaknya, dia merencanakan langkah-langkah selanjutnya untuk menjaga posisinya sebagai wanita utama dalam kehidupan Langit, tidak peduli berapa banyak yang harus dia keluarkan untuk itu.
~o0o~
"Wanita sialan!" batin Crystal menatap penuh kebencian pada sosok Senja dalam pakaian pengantin berwarna hitam yang berdiri di samping suaminya. "Aku tidak akan membiarkanmu untuk hidup tenang dikediaman Alvendra! Lihat saja!" pikirnya sambil menyipitkan mata mendengarkan pendeta mengesahkan pernikahan mereka.
Ketika Langit mengulurkan tangannya untuk membantu Senja memasuki mobil, titik kebencian Crystal meningkat jadi jauh lebih tinggi. Dia kemudian langsung meninggalkan gereja ketika mobil pengantin itu pergi dan diam-diam mencari tau keberadaan Langit.
Mendapatkan informasi bahwa Langit menuju hotelnya, Crystal kemudian menyusun rencana. Dia akan menunggu Langit pergi dan melabrak wanita itu. Membuat wanita itu malu di depan umum dan tidak berani untuk keluar rumah! Dan setelah terkurung di rumah Alvendra, Crystal akan menjadikan wanita itu sebagai pembantu! Liat saja!
~o0o~
Crystal telah merencanakan semuanya. Ketika banyak orang asing berlalu lalang di lantai kamar Senja, Crystal menunggu wanita itu untuk keluar kamar. Dan begitu melihat wanita itu berjalan, Crystal langsung menghampirinya dan menampar wanita itu.
"I fuxking hate you!" ucap Crystal dengan nada keras dan memastikan wajahnya terluka dan dipenuhi air mata yang akan menarik simpati orang yang lewat.
Wanita itu menatapnya dengan tatapan bingung dan kaget, dan Crystal menahan diri untuk menyeringai penuh kemenangan. "Kau telah merebut suamiku, dan kau juga akan memanfaatkan harta suamiku! Kau wanita murahan!" sambung Crystal setelah memastikan dia mendapatkan perhatian semua orang.
Sebenarnya, Langit tidak ingin informasi bahwa Senja adalah istri keduanya tersebar ke publik, makanya dia memutuskan untuk berbulan madu di hotel ini dan memastikan tidak ada karyawan yang akan berbicara di dunia maya. Makanya, baru hari ini juga hotel kembali dibuka untuk umum, dan Crystal sengaja memanfaatkan itu.
Crystal tidak bisa mengonfrontasi Kakek maupun Langit, jadi tentu saja Senja akan menjadi bahan pelampiasan emosinya. Dan Crystal akan dengan senang hati membuat hidup Senja sengsara karena itu! Lihat saja!
"Wait, sepertinya ada kesalahpahaman, Nona. Kau yakin kau ingin melakukannya disini?" tanya wanita itu dengan grogi.
Hah! Crystal tau kalau Senja pasti juga merasa bersalah, dan malu! Tapi sudah terlambat! Harusnya Senja sejak awal tidak menerima hubungan ini, dan sekarang Senja harus menerima akibatnya!
"Tutup mulutmu wanita murahan! Kau perebut suami orang! Kau wanita matre yang hanya menginginkan harta suamiku, kan?! Kau wanita jalang!" bentak Crystal sambil menatap nyalang. Dia tidak akan membiarkan Senja melakukan sesuatu sesuai keinginannya, dan Crystal akan memastikan semua orang mengetahui bahwa Senja hanyalah wanita murahan yang tidak pantas untuk hidup!
"Dengar, aku saat ini lelah, cranky dan tidak mood untuk bermain sandiwara denganmu. Jadi, aku tanya sekali lagi, kau yakin ingin melakukanya disini? Dihadapan semua orang?"
"Aku... hamil?" Senja menatap hasil pemeriksaan yang diberikan dokter dengan wajah tidak percaya, sebelum kemudian menatap pada Langit yang juga memasang ekspresi terkejut."Jadi... alasan aku mood swings selama beberapa minggu terakhir, ditambah morning sickness itu karena aku tengah hamil dan sekarang usia kandunganku 2 bulan?" tanya Senja lagi dengan nada meminta konfirmasi.Dokter tersenyum lembut dan mengangguk. "Selamat, Tuan dan Nyonya Alvendra, Tuan Muda Bintang akan segera memiliki adik," ucapnya."Adik! Yeay!" Bintang yang mendengar itu langsung bersorak penuh semangat, melompat-lompat dengan kegembiraan di ruang pemeriksaan. Langit merangkul Senja erat, mencium keningnya dengan penuh kasih. "Kita akan memiliki bayi lagi. Aku sangat bahagia."Senja tersenyum, meskipun air mata kebahagiaan mulai menggenang di matanya. "Aku juga. Ini benar-benar kejutan yang luar biasa."Kembali ke rumah, suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan. Senja dan Langit memberi tahu keluarga bes
Ketika episode pertama akhirnya tayang di televisi, komentar netizen sangat beragam. Media sosial dipenuhi dengan berbagai pendapat dan reaksi dari para penonton yang antusias."Senja dan Langit benar-benar pasangan yang serasi! Mereka terlihat sangat natural dan kompak," tulis seorang pengguna di Twitter."Aku suka chemistry antara Kevin dan Lolita. Meskipun Kevin terlihat gugup, Lolita selalu bisa membuatnya merasa nyaman. Mereka benar-benar pasangan yang manis," komentar seorang penggemar di Instagram."Dody dan Melani benar-benar memukau! Mereka begitu percaya diri dan bersemangat. Tidak heran mereka bisa menang di game kata," tulis seorang netizen di Facebook.Namun, tidak semua komentar bernada positif. Beberapa penonton juga memberikan kritik dan masukan."Aku merasa Johan dan Ishava kurang menunjukkan sisi menarik mereka. Semoga di episode berikutnya mereka bisa lebih menonjol," tulis seorang pengguna di forum diskusi online."Kenapa
Selain Senja dan Langit, tim acara juga mengundang tiga pasangan suami istri lainnya yang tak kalah menarik. Pertama, ada Dody Anggara, seorang penyanyi terkenal berusia 35 tahun, dengan istrinya Melani Citra, seorang beauty blogger populer yang selalu tampil elegan di setiap kesempatan.Kemudian, ada Kevin Duwain, seorang artis pendatang baru berusia 25 tahun yang telah mendapatkan penghargaan sebagai pendatang baru terbaik. Istrinya, Lolita Fayek, adalah sahabat baiknya sejak kecil. Lolita, juga berusia 25 tahun, adalah seorang asisten dosen di salah satu universitas ternama, menambah kecerdasan dan pesona intelektual ke dalam kelompok ini.Pasangan ketiga adalah Johan, seorang pegawai kantoran berusia 30 tahun yang sederhana namun berwibawa. Istrinya, Ishava, adalah seorang penyanyi berbakat berusia 22 tahun yang telah menggeluti dunia tarik suara sejak umur 8 tahun. Kehadiran Ishava dengan bakat menyanyinya yang luar biasa dan pesona mudanya menambah keunikan dalam
Senja mengerutkan keningnya sambil membaca naskah program reality show terbaru yang ditawarkan oleh Armand. Ada sedikit kebingungan di wajahnya. Di sisi lain, Langit membacanya dengan penuh antusias. Naskah reality show tersebut berjudul "Perfectly Wedded Pair", yang sejak debut dua tahun lalu, cukup booming di kalangan penonton. Program ini mengundang selebriti yang telah menikah, baik dengan sesama selebriti, pengusaha, atau masyarakat sipil biasa. Kali ini, program tersebut mengundang Senja dan Langit, yang akhirnya diketahui oleh netizen telah menikah sejak lima tahun lalu dan memiliki seorang putra bernama Bintang yang berusia empat tahun.Naskah yang diberikan sebenarnya tidak bisa disebut naskah juga, melainkan hanya gambaran besar acara yang akan berlangsung selama maksimal sepuluh episode. Karena reality show ini lebih menekankan pada siaran secara langsung, para bintang tamu tidak diberikan naskah untuk berakting. Mereka akan dilibatkan secara alami, tanpa skenario
Berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang menimpa Senja, nasib Kania justru memburuk. Manajemen yang seharusnya mendukung kariernya malah memperlakukannya dengan kasar dan tidak adil. Ketidakpuasan mereka bukan hanya karena persaingan internal, tetapi juga diperburuk oleh keputusan Langit, suami Senja, yang menggunakan uang untuk menutup mulut pihak-pihak yang masih tidak suka pada Senja.Kania, seorang artis yang juga berbakat, merasa semakin terpojok. Setiap langkah yang diambilnya seolah diawasi ketat dan setiap kesalahan kecil diperbesar. Manajemen yang sebelumnya ramah dan mendukung, kini berubah dingin dan penuh tuntutan. Kania sering diminta untuk melakukan tugas-tugas yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang artis, seperti mengurus logistik acara atau bahkan membuat kopi untuk para eksekutif."Apa ini semua karena Langit?" tanya Kania kepada sahabatnya, Mira, dengan mata berkaca-kaca. "Aku merasa seperti menjadi kambing hitam."Mira hanya bisa meng
Meski diterpa badai kritik dan gosip, Senja tetap berusaha tegar. Namun, tekanan dari pemberitaan negatif membuatnya tidak bisa mengabaikan pengaruh besar yang dirasakannya. Di balik senyumnya, ada kekhawatiran yang mendalam mengenai masa depannya dalam industri hiburan. Setiap kali membuka media sosial, ia melihat komentar-komentar yang menyakitkan, mempertanyakan karakternya dan meremehkan bakatnya.Di rumah, Senja mencoba tetap kuat di depan keluarganya. Namun, Langit bisa melihat kegelisahan di mata istrinya. "Senja, kamu harus ingat, kamu lebih kuat dari semua ini. Orang-orang yang benar-benar mengenalmu tahu siapa kamu sebenarnya," kata Langit sambil menggenggam tangan Senja dengan penuh kasih sayang.Sementara itu, manajer Senja, Armand, berjuang keras untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan oleh skandal yang kembali mencuat. Arisa mencoba berbagai cara untuk mengalihkan perhatian media, termasuk mengatur wawancara eksklusif di mana Senja bisa menjelaskan
"Senja sepertinya bermain dengan cukup baik, bukan? Jarang sekali melihat seseorang memainkan alat musik seperti ini. Adakah profesional yang mau berkomentar tentang seberapa bagus permainannya?""Sebagai seseorang yang mempelajari musik tradisional, saya harus mengatakan bahwa biolanya kurang halus. Tidak mudah untuk memainkan alat musik petik yang tidak halus ini. Mencoba menonjolkan pesona biola bahkan lebih menantang lagi," jawab seorang profesional musik dengan nada serius.Arisa mendengarkan sejenak, merasa lega, dan mengangguk puas. "Apa hanya 'sedikit'?"Senja tidak hanya sekadar 'sedikit'. Pada bagian pertama yang lincah, dia menggunakan banyak sekali gerakan jari melingkar - memetik, menggeser, menggulung - menampilkan keterampilan yang tak terduga. Melodi yang naik turun, tampak anggun dan merdu. Bahkan, orang yang tidak mengenal musik pun bisa merasakan kerinduan dan kegembiraan seorang pengembara yang meninggalkan rumah, di tengah-tengah dunia yang
Pada sore itu, Arisa masih sibuk mempersiapkan diri, sehingga Ira duduk di sampingnya dengan sedikit bosan. Sementara itu, Senja terus melirik ke arah biola Arisa, tampak tertarik namun ragu untuk mendekat. Melihat hal ini, Ira tertawa kecil dan menggoda, "Senja, kenapa kamu terus menatap biola Arisa? Apa kamu tertarik?"Senja langsung mengalihkan pandangannya, wajahnya memerah, dan ia menggelengkan kepala dengan malu-malu.Ira menepuk pundak Senja dan berkata, "Senja, aku sudah melihat hasil edit videomu. Gerakan tarianmu sangat memukau, dan penyampaian dialogmu luar biasa."Arisa, yang sedang memetik senar biolanya dengan jari-jarinya yang dihiasi kuku panjang, mendengar pujian Ira dan menatap Senja dengan penuh minat. "Apakah kamu tahu tentang opera tradisional?" tanyanya.Senja mengangguk pelan, "Sedikit."Arisa, dengan rasa penasaran yang tiba-tiba muncul, mulai menciptakan sebuah syair spontan. Ia menyenandungkan beberapa bait lalu meno
Arisa mulai berbicara dengan penuh semangat, "Bunga pagi dan matahari terbenam. Jika kita berbicara tentang bunga, ada bunga pagi, bunga matahari, dan bunga teratai - ini semua adalah bunga yang mekar di pagi hari dan menutup di malam hari."Ira, merapikan rambutnya, menambahkan, "Tema episode ini adalah puisi, jadi bunga ini harus mencerminkan citra yang sesuai dengan petunjuk-petunjuk tersebut." Kemudian, dia tersenyum pada Christopher. "Guru Chris, sebagai wakil presiden Asosiasi Puisi Ibu Kota, ini seharusnya menjadi keahlian Anda. Ada pendapat?"Christopher, dengan sedikit rasa malu, merasa pertanyaan Ira menjebaknya. "Saya memikirkan beberapa bunga yang berhubungan dengan anggur dan perjalanan - zhuyu, krisan, bunga persik. Tapi sepertinya tidak ada yang cocok dengan bunga pagi dan matahari terbenam."Melihat Matt dan Senja tetap diam, Arisa bertanya, "Guru Matt, Senja, bagaimana menurut kalian berdua?"Senja melirik Matt, dan lelaki tua itu m