Memastikan wajah dan dirinya dalam keadaan sempurna seperti biasa, Senja keluar dari mobilnya dan dengan senyuman ramah mengangguk pada security yang sudah hapal dengannya itu dan langsung menuju lift. Mengeluarkan ponselnya untuk mengecek sesuatu, Senja menunduk menatap ponselnya, sama sekali tidak peduli pada orang-orang yang masuk, perlahan mengisi lift dan hanya memastikan dia tidak terjepit atau mengganggu orang lain.
Ketika sampai di lantai 15, Senja kemudian keluar lift dan langsung mengerjap ketika mendengar keributan di bagian informasi yang tersedia setiap lantai. Memasukkan ponselnya ke saku blazernya, Senja memperhatikan selama beberapa saat apa yang terjadi dan menaikkan sebelah alisnya begitu bisa menebak letak permasalahannya.
Wanita yang Senja ketahui dari foto-fotonya di internet sebagai Crystal Cantika-Alvendra itu sedang mengomeli seorang suster atau petugas informasi karena perihal fasilitas ruangan atau semacamnya. Petugas atau suster itu terlihat sangat sedih dengan omelan tersebut karena Crystal Cantika mulai menyebut-nyebut orang tua perempuan muda tersebut, dan Senja memutuskan untuk ikut campur. Normalnya, dia tidak akan ikut campur urusan orang lain, tetapi suster baru itu sudah hampir menangis dan semua orang yang ada di sekitaran mereka hanya menonton sambil berbisik-bisik.
"Permisi, apakah salah satu dari kalian bisa mengantarkanku ke bangsal 151A? Ada beberapa barang yang harus aku keluarkan dari ruangan ibuku dan aku tidak bisa sendirian," ucapnya dengan nada polos dan lembut, nada yang yang ia tau akan menarik simpati siapapun yang mendengarkannya.
Suster itu langsung berdiri tegak, menatap Senja seperti sedang melihat pahlawannya, tetapi kemudian kembali menciut ketika Crystal mengeluarkan tatapan mematikannya yang penuh amarah.
"Siapa kau anak kecil? Tidak lihat kami sedang sibuk?!" bentak Crystal dengan tatapan tajamnya pada Senja.
Senja mengerjap dengan wajah polos, "aku tidak melihat kesibukan apapun selain anda yang sedang mengomeli suster muda itu dan berkata-kata jelek mengenai orang tuanya," ucapnya. "Oh! Maaf, apakah itu kesibukan orang-orang sepertimu? Bukannya bekerja di kantor atau semacamnya, melainkan menhina orang tau dari suster muda yang mungkin membuat kesalahan, tetapi tidak pantas mendapatkan kata-kata hinaan itu?" ucapnya dengan nada seolah-olah baru menyadari sesuatu dan segera menghampiri suster muda itu dan memperhatikannya dengan seksama.
"Well, karena aku baru datang jadi aku tidak tau dimana letak kesalahan suster... Annisa ini, tetapi aku mendengar sesuatu tentang orang tua suster ini, yang seharusnya tidak anda sebutkan, mengingat banyaknya para orang tua di sekitar anda, atau bahkan anda sendiri, yang merupakan seorang orang tua, anda tau. Bayangkan bagaimana rasanya dicaci maki karena perbuatan anak anda yang tidak ada hubungannya dengan anda, bukankah itu menyedihkan?" sambung Senja sebelum Crystal bisa membalasnya.
Ketika melihat wajah Crystal semakin memerah karena amarah dan bisikin orang-orang disekitarnya mulai semakin ramai, Senja memasang ekspresi terkejut. "Ah, maafkan aku! Aku baru menyadari siapa anda, Nyonya Crystal Cantika-Alvendra kan? Apa yang anda lakukan di bangsal penyakit otak ini? Anda baik-baik saja kan? Apakah anda perlu mendapatkan pemeriksaan otak?" tanyanya dengan ekspresi cemas, khawatir dan terkejut yang meyakinkan.
Beberapa orang tertawa tertahan ketika mendengar hinaan tersirat dari kata-kata Senja, membuat wanita itu memberikan tatapan membunuhnya pada Senja selama beberapa saat sebelum kemudian membuang muka dengan ekspresi sombong dan tanpa kata langsung berlalu dari sana. Membuat kerumunan juga perlahan-lahan menipis, meninggalkan Senja dengan suster muda dengan name tag Anisa itu di tempat.
Suster itu langsung berterima kasih pada Senja dan mengatakan dia akan memanggil rekannya untuk membantu Senja, yang langsung dia tolak karena kata-katanya tadi hanyalah alasan dan setelah kembali menerima terimakasih dari wanita itu, Senja menuju ruangan ibunya di rawat.
Membuka pintu ruangan, Senja yang semula tersenyum itu langsung kehilangan senyumnya. Kondisi ibunya yang terlihat semakin kurus karena tidak mendapatkan nutrisi apapun selain dari obat-obatan cair yang masuk ke tubuhnya membuat Senja langsung merasa trenyuh. Sampai saat ini dia masih menyayangkan mengapa harus ibunya yang berbaring di ranjang rumah sakit itu. Tidak peduli seberapa banyak uang yang telah dikeluarkan keluarganya, dokter masih belum bisa membuat ibunya sadar.
"Ma, Senja datang lagi. Mama gak bosen kan dengerin suara Senja? Maaf ya Senja baru mampir hari ini, biasanya kan tiap minggu," ucap Senja seolah ibunya itu bisa mendengarkannya dan akan meresponsnya.
"Mama kapan bangun? Aku udah gak sabar nungguin Mama bangun dan ngomelin Pa- eh, salah lagi. Dia kan bukan papaku, dia bahkan gak pantas untuk disebut sebagai suamimu, Ma! Dia hanyalah pria rakus yang pedulinya cuma sama harta dan gak punya hati!"
Sekarang Senja memegang tangan ibunya erat dan membelainya lembut lalu menciumnya berkali-kali. "Ma, tau gak, dia ngejual aku Ma. Untuk jadi istri kedua orang yang bahkan aku ga sukai, apalagi cintai. Semua hanya demi ngelunasin hutangnya yang 50 M, dan demi suntikan dana ke perusahaannya sebesar 10 M. Aku heran dibuat kemana aja itu uang puluhan milyar oleh pria itu? Bisa-bisanya dia berhutang sebanyak itu."
Senja terdiam selama beberapa saat, memperhatikan ibunya dengan seksama dan kembali mencium tangan ibunya yang semakin keriput dan hanya tinggal kulit dan tulang saja. Tidak ada lagi daging yang menghiasi tubuhnya dengan baik seperti biasanya, dan Senja termangu selama beberapa saat.
Sebelum kemudian dia tersadar dengan sendirinya dan memasang cengiran kecil di wajahnya. "Tadi ada kejadian lucu tau Ma. Aku ketemu sama istri pertama orang itu dan dia bukan wanita yang baik. Masa' dia ngomelin suster entah karena masalah apa, tapi bawa-bawa ibu dan ayahnya suster itu. Kan kasian. Aku gamau orang lain ngomelin aku, tapi ngehina Mama, itu gak adil. Kesalahan aku adalah murni aku, jangan bawa-bawa orangtuaku dalam hal itu," lapor Senja sambil cemberut, masih merasa kesal terhadap sikap Crystal tadi.
"Dan itu ngebuat aku berpikir Ma, kalau nanti aku udah masuk ke keluarga Alvendra, otomatis dia jadi senior aku dong. Secara, dia itu istri pertamanya Langit Alvendra, jadi dia bakalan nyruh-nyuruh aku kayak di film-film. Kalau itu terjadi, aku sih gak bakalan tinggal diam. Mama ngerawat dan ngebesarin aku menjadi seperti ini, aku gak bakalan bikin dia bisa ngelakuin apapun sama aku. Lihat aja, kalau dia berani macem-macem, maka aku akan ngebales! Karena aku yang dibutuhkan, bukan aku yang membutuhkan!" ucapnya dengan tekad dan senyuman penuh rencana.
Selama beberapa saat Senja bercerita apapun yang ada di pikirannya pada ibunya itu sebelum kemudian pamit ketika jam sudah menunjukkan pukul 7 malam, dan perawat khusus ibunya sudah datang untuk menjaganya malam itu.
"Aku... hamil?" Senja menatap hasil pemeriksaan yang diberikan dokter dengan wajah tidak percaya, sebelum kemudian menatap pada Langit yang juga memasang ekspresi terkejut."Jadi... alasan aku mood swings selama beberapa minggu terakhir, ditambah morning sickness itu karena aku tengah hamil dan sekarang usia kandunganku 2 bulan?" tanya Senja lagi dengan nada meminta konfirmasi.Dokter tersenyum lembut dan mengangguk. "Selamat, Tuan dan Nyonya Alvendra, Tuan Muda Bintang akan segera memiliki adik," ucapnya."Adik! Yeay!" Bintang yang mendengar itu langsung bersorak penuh semangat, melompat-lompat dengan kegembiraan di ruang pemeriksaan. Langit merangkul Senja erat, mencium keningnya dengan penuh kasih. "Kita akan memiliki bayi lagi. Aku sangat bahagia."Senja tersenyum, meskipun air mata kebahagiaan mulai menggenang di matanya. "Aku juga. Ini benar-benar kejutan yang luar biasa."Kembali ke rumah, suasana semakin hangat dan penuh kebahagiaan. Senja dan Langit memberi tahu keluarga bes
Ketika episode pertama akhirnya tayang di televisi, komentar netizen sangat beragam. Media sosial dipenuhi dengan berbagai pendapat dan reaksi dari para penonton yang antusias."Senja dan Langit benar-benar pasangan yang serasi! Mereka terlihat sangat natural dan kompak," tulis seorang pengguna di Twitter."Aku suka chemistry antara Kevin dan Lolita. Meskipun Kevin terlihat gugup, Lolita selalu bisa membuatnya merasa nyaman. Mereka benar-benar pasangan yang manis," komentar seorang penggemar di Instagram."Dody dan Melani benar-benar memukau! Mereka begitu percaya diri dan bersemangat. Tidak heran mereka bisa menang di game kata," tulis seorang netizen di Facebook.Namun, tidak semua komentar bernada positif. Beberapa penonton juga memberikan kritik dan masukan."Aku merasa Johan dan Ishava kurang menunjukkan sisi menarik mereka. Semoga di episode berikutnya mereka bisa lebih menonjol," tulis seorang pengguna di forum diskusi online."Kenapa
Selain Senja dan Langit, tim acara juga mengundang tiga pasangan suami istri lainnya yang tak kalah menarik. Pertama, ada Dody Anggara, seorang penyanyi terkenal berusia 35 tahun, dengan istrinya Melani Citra, seorang beauty blogger populer yang selalu tampil elegan di setiap kesempatan.Kemudian, ada Kevin Duwain, seorang artis pendatang baru berusia 25 tahun yang telah mendapatkan penghargaan sebagai pendatang baru terbaik. Istrinya, Lolita Fayek, adalah sahabat baiknya sejak kecil. Lolita, juga berusia 25 tahun, adalah seorang asisten dosen di salah satu universitas ternama, menambah kecerdasan dan pesona intelektual ke dalam kelompok ini.Pasangan ketiga adalah Johan, seorang pegawai kantoran berusia 30 tahun yang sederhana namun berwibawa. Istrinya, Ishava, adalah seorang penyanyi berbakat berusia 22 tahun yang telah menggeluti dunia tarik suara sejak umur 8 tahun. Kehadiran Ishava dengan bakat menyanyinya yang luar biasa dan pesona mudanya menambah keunikan dalam
Senja mengerutkan keningnya sambil membaca naskah program reality show terbaru yang ditawarkan oleh Armand. Ada sedikit kebingungan di wajahnya. Di sisi lain, Langit membacanya dengan penuh antusias. Naskah reality show tersebut berjudul "Perfectly Wedded Pair", yang sejak debut dua tahun lalu, cukup booming di kalangan penonton. Program ini mengundang selebriti yang telah menikah, baik dengan sesama selebriti, pengusaha, atau masyarakat sipil biasa. Kali ini, program tersebut mengundang Senja dan Langit, yang akhirnya diketahui oleh netizen telah menikah sejak lima tahun lalu dan memiliki seorang putra bernama Bintang yang berusia empat tahun.Naskah yang diberikan sebenarnya tidak bisa disebut naskah juga, melainkan hanya gambaran besar acara yang akan berlangsung selama maksimal sepuluh episode. Karena reality show ini lebih menekankan pada siaran secara langsung, para bintang tamu tidak diberikan naskah untuk berakting. Mereka akan dilibatkan secara alami, tanpa skenario
Berbanding terbalik dengan kebahagiaan yang menimpa Senja, nasib Kania justru memburuk. Manajemen yang seharusnya mendukung kariernya malah memperlakukannya dengan kasar dan tidak adil. Ketidakpuasan mereka bukan hanya karena persaingan internal, tetapi juga diperburuk oleh keputusan Langit, suami Senja, yang menggunakan uang untuk menutup mulut pihak-pihak yang masih tidak suka pada Senja.Kania, seorang artis yang juga berbakat, merasa semakin terpojok. Setiap langkah yang diambilnya seolah diawasi ketat dan setiap kesalahan kecil diperbesar. Manajemen yang sebelumnya ramah dan mendukung, kini berubah dingin dan penuh tuntutan. Kania sering diminta untuk melakukan tugas-tugas yang tidak seharusnya dilakukan oleh seorang artis, seperti mengurus logistik acara atau bahkan membuat kopi untuk para eksekutif."Apa ini semua karena Langit?" tanya Kania kepada sahabatnya, Mira, dengan mata berkaca-kaca. "Aku merasa seperti menjadi kambing hitam."Mira hanya bisa meng
Meski diterpa badai kritik dan gosip, Senja tetap berusaha tegar. Namun, tekanan dari pemberitaan negatif membuatnya tidak bisa mengabaikan pengaruh besar yang dirasakannya. Di balik senyumnya, ada kekhawatiran yang mendalam mengenai masa depannya dalam industri hiburan. Setiap kali membuka media sosial, ia melihat komentar-komentar yang menyakitkan, mempertanyakan karakternya dan meremehkan bakatnya.Di rumah, Senja mencoba tetap kuat di depan keluarganya. Namun, Langit bisa melihat kegelisahan di mata istrinya. "Senja, kamu harus ingat, kamu lebih kuat dari semua ini. Orang-orang yang benar-benar mengenalmu tahu siapa kamu sebenarnya," kata Langit sambil menggenggam tangan Senja dengan penuh kasih sayang.Sementara itu, manajer Senja, Armand, berjuang keras untuk mengendalikan kerusakan yang ditimbulkan oleh skandal yang kembali mencuat. Arisa mencoba berbagai cara untuk mengalihkan perhatian media, termasuk mengatur wawancara eksklusif di mana Senja bisa menjelaskan