Share

Bab 22 – Jangan Sentuh Aku

Ziana mengusap sudut matanya yang basah lalu tersenyum tipis pada Mahanta. “Kak Hannah menunggu kita di rumah. Bisa ‘kan?”

“Iya. Kita ke rumahmu nanti ya,” sahut Mahanta lembut.

“Kalau gitu, saya titip kue saja ya untuk keluargamu. Sebentar saya pesan dulu,” ucap Intan.

“Jangan merepotkan, Bu.”

“Tidak repot. Nanti sama Maha ngambilnya. Kue di toko ini enak banget ‘loh. Saya langganan disana.”

Ziana mengangguk pelan lalu membiarkan Intan sibuk sendiri dengan ponselnya. Tapi setelah beberapa saat, raut wajah Intan sedikit berubah.

“Yah, tokonya tutup hari ini. Aneh banget. Padahal tadi pagi ownernya masih posting story kue hari ini loh.”

“Memangnya mama mau beli kue apa?” tanya Mahanta.

Intan membalik ponselnya dan menunjukkan gambar beberapa jenis kue basah. Sejenak Ziana merasa tidak asing dengan gambar tersebut. Tapi perempuan itu tidak bertanya lebih lanjut.

“Kue ini mama paling suka. Jarang banget ada toko kue seperti ini di dekat sini. Kamu ‘kan suka juga kue soes ‘kan? Lemper jug
Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status