Share

BONUS BAB A

Author: Pena_Receh01
last update Last Updated: 2025-10-24 05:37:41

Fiona tengah mengejar kakaknya yang berlari menghindari kejaran dia, anak kecil itu hanya berlari sambil sesekali memanggil Felix dan memerintahkan untuk berhenti.

"Berhenti, Felix!" teriak Fiona menggelegar.

Sedangkan yang diteriaki Fiona itu hanya menoleh dan menjulurkan lidah meledek sang adik. Suara mereka menggema dipenjuru ruangan, beberapa pelayan yang berada di kediaman ini menggelengkan kepala melihat tingkah saudara kembar tersebut.

"Tuan Muda, Nona, berhenti ... nanti kalian jatuh," tegur ketua pelayan.

"Kenapa kalian cuma melihat saja, ayo bantu tangkap mereka!" lontarnya pada seluruh pelayan kediaman.

Mendengar percakapan para pelayan, Fiona menghentikan langkah. Ekspresi perempuan kecil ini sangat terlihat dingin, ia bahkan bertolak pinggang.

"Semua! Tangkap Felix, cepat!" perintah anak kecil ini.

"Kalau gak menurut, siap-siap dipecat!" ancamnya dengan nada menggemaskan khas anak kecil.

Sikap adik Felix ini sangat mirip dengan ayahnya, sedangkan lelaki kecil itu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB B

    Devano terkekeh mendengar perintah sang putri, ia segera menuruti tanpa banyak bertanya. Berjongkok di hadapan Fiona."Silakan, my princess," ucapnya dengan nada menggoda tetapi datar.Fiona segera meletakkan kertas di punggung ayahnya dan satu tangan memegang benda kecil untuk memberi cap di kertas. Dengan bangga ia menekan stempel itu di bawah tempat tanda tangan yang tertera namanya. “Tanda tangan resmi Fiona Angelica Rafandra,” katanya mantap, meniru gaya sang ayah saat menandatangani berkas penting.Para pelayan yang melihat pemandangan itu nyaris tak bisa menahan tawa. Bahkan Kania sendiri menutup mulutnya dengan tangan agar tidak tertawa keras.Felix menggeleng pelan sambil bergumam, “Kenapa aku merasakan perasaan tak enak.”“Sepertinya, Felix,” sahut Kania sambil menatap sang putra sambil mengelus perut yang buncit. “Dia mewarisi otak Papa, dan keras kepalanya."Fiona hanya tersenyum, merasa bangga dengan dirinya sendiri. Ia segera menyerahkan kertas tersebut lalu mengulurkan

  • Mengandung Benih Majikanku   BONUS BAB A

    Fiona tengah mengejar kakaknya yang berlari menghindari kejaran dia, anak kecil itu hanya berlari sambil sesekali memanggil Felix dan memerintahkan untuk berhenti. "Berhenti, Felix!" teriak Fiona menggelegar. Sedangkan yang diteriaki Fiona itu hanya menoleh dan menjulurkan lidah meledek sang adik. Suara mereka menggema dipenjuru ruangan, beberapa pelayan yang berada di kediaman ini menggelengkan kepala melihat tingkah saudara kembar tersebut. "Tuan Muda, Nona, berhenti ... nanti kalian jatuh," tegur ketua pelayan. "Kenapa kalian cuma melihat saja, ayo bantu tangkap mereka!" lontarnya pada seluruh pelayan kediaman. Mendengar percakapan para pelayan, Fiona menghentikan langkah. Ekspresi perempuan kecil ini sangat terlihat dingin, ia bahkan bertolak pinggang. "Semua! Tangkap Felix, cepat!" perintah anak kecil ini. "Kalau gak menurut, siap-siap dipecat!" ancamnya dengan nada menggemaskan khas anak kecil. Sikap adik Felix ini sangat mirip dengan ayahnya, sedangkan lelaki kecil itu

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 113 [TAMAT]

    Devano terperanjak mendengar seruan sang istri kala selesai menutup pintu, percakapan mereka tidak terdengar ke luar. Lelaki itu segera memandang wajah cemburu Kania dan membelai penuh kasih sayang. “Apa yang dipikirkan otak kecilmu itu, jangan bicara sembarangan,” tegur lelaki itu. Dia mendorong kening Kania membuat sang empu mengerucutkan bibirnya, lelaki itu segera menyalakan kemudi lalu Kania spontan memegang lengannya membuat dia menoleh. “Ada apa lagi,” kata Devano dengan nada malas. Perempuan itu masih memajukan bibirnya, dia bahkan berani menunjuk pipi sang suami sampai jari wanita tersebut menyentuh wajah Devano. “Kamu pasti berbohong, karena kamu sedikit lagi mau sembuh. Kamu mau mencari wanita lain yang lebih pantas denganmu,” sungut perempuan tersebut. Devano memutarkan bola mata mendengar ucapan sang istri, ia memilih mematikan mesin kendaraan lagi dan tangannya memilih menggengga

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 112

    Li Jiazhen segera pergi setelah selesai dengan urusannya, tidak ingin menyulut amarah Devano lagi. Kini hanya sepasang suami istri ini yang ada di ruangan, kekasih Kania melangkah kaki menuju dispenser air lalu menyalakan unruk mengisi air di gelas dan meneguk hingga tandas. Sang perempuan tersebut mengikuti, tetapi lelaki ini sama sekali tak mengeluarkan suara. Terlihat jelas dari wajah tidak ingin diganggu sedikitpun."Sayang ….""Kamu marah?" tanyanya pelan.Lelaki ini hanya melirik tanpa menjawab pertanyaan Kania, padahal wanita itu sudah sangat jelas tau jika sang suami tengah berperang dengan emosi yang bergejolak."Pergilah! aku bakal lembur, kamu pulang aja."Devano secara halus mengusir sang istri, mendengar hal ini Kania menggeleng. Perempuan itu segera memeluk suaminya yang berjalan menuju sofa, membuat sang empu menghentikan langkah."Maafkan aku, Sayang. Lain kali aku gak bakal berbicara dengan pria itu kalau diajak

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 111

    Karyawan itu tidak menanggapi ucapan Devano, dia langsung berlari lalu memeluk suami Kania. Mata pria tersebut membulat sempurna karena terkejut, ia berusaha melindungi minuman yang dibawa agar tidak tumpah.“Tuan … terima kasih!”seru lelaki tersebut.Setelah tersadar akan pandangan mata Devano, ia segera melepaskan pelukkan lalu menjauh. Menundukkan kepala tidak berani memandang wajah pemilik perusaaan ini.“Di mana sikapmu yang tadi? Kenapa sangat cepat lenyap,” ucap Devano datar.Pria ini semakin menunduk, sedangkan yang lain hanya memandang nanar. Mereka segera melakukan pekerjaan kembali kala Devano melirik semua. “Sudahlah, aku tidak mau menakutimu lagi. Selamat karena sudah menjadi Ayah, doakan istriku juga. Semoga dia lancar sampai anakku lahir,” ujar Devano.Karyawan itu mengangguk lalu mengucapkan terimakasih dan mendoakan istri Devano yang dibalas senyuman pria tersebut. Beberapa orang yang melihat memandang tak perca

  • Mengandung Benih Majikanku   BAB 110

    Devano mendengar ucapan karyawannya langsung mendelik, ia kembali memandang ke depan.“Kalau kamu ada kesalahan lagi aku gak akan mengeluarkanmu begitu saja dari ruangan, aku aku keluar mau menjemput istriku di luar. Oh ya, siapkan minuman untuk dia, eh jangan! Biar saya aja yang buat, kamu cepat pergi beli susu untuk ibu hamil,” seru Devano.Setelah berkata demikian lelaki itu kembli bergegas melangkah, sedangkan karyawan yang diperintahkan mulutnya terbuka lebar. Ia benar-benar tidak mengenali Devano, sikap sangat berbeda dengan dulu. Bahkan sekarang ada rasa toleransi, dia merasa bersyukur akan kehadiran yang datang ke hidup sang Bos.“Ah, iya! Aku harus segera pergi membeli susu ibu hamil,” pekik pria tersebut.Dia langsung berlari untuk melakukan kerjaannya, se

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status