Share

Bab 38.

Hanggini menunggu kedatangan calon suaminya, ingin meminta penjelasan. Dia jadi tidak tenang, terlebih lagi mendengar desas-desus tidak benar yang dilontarkan oleh para warga desa.

Hanggini meremas jarinya, dari kejauhan memperhatikan dua orang. Dari kontrakan sana, Ghani terlihat ceria dengan senyum yang tercetak di wajah tampannya.

Sayang, senyuman indah itu tidak pernah Ghani tunjukkan kepadanya. Pria itu malah abai, apa alasannya?

"Mas, aku ingin bicara," ucap Hanggini, ketika Ghani menepikan motornya di halaman rumah.

Ghani membuka helm dan mengangguk. "Di dalam saja."

Ghani berjalan melalui Hanggini tanpa melirik ke arahnya sama sekali. Keduanya duduk di ruangan tamu, mendaratkan bokong dikursi yang berbeda.

Wajah rupawan Ghani, seolah menghipnotis Hanggini yang diam-diam mencuri pandang pada calonnya yang dang menyugar surai hitamnya.

"Malah memperhatikan, kamu ingin bicara apa tadi, Gin?" tanya Ghani, saat menangkap basah wanita yang memperhatikannya.

"Ah, iya maaf, Mas. Pere
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status