Jangan lupa kasih review bintang lima yah!! KOMEN SEBANYAK-BANYAKNYA!!!
*****
Kedua bola mata cokelat terang, alis tebal, hidung mancung, rahang terpahat begitu indah dengan bulu-bulu halus di bagian dagu serta rambut sedikit berantakan, tubuh tinggi menjulangnya dibalut dalam pakaian santai sukses membuat tatapan Xavera terkunci di satu titik. Wanita itu bahkan enggan beranjak dan tangannya memilih melingkar di bagian yang keras dan bidang itu. Senyum manis wanita bergincu cokelat muda itu tersungging di dalam dekapan seorang pria asing memakai T-shirt berwarna hitam.
"Hei, apa yang kau lakukan. Pergi sana! Shit, lepaskan aku!" hardik seseorang pemuda asing pada Xavera.
Lengan Xavera yang mendekap erat tubuh orang asing itu dilepas paksa begitu saja oleh sosok pria yang diklaim sebagai jodohnya.
"Are you crazy? Siapa kau ini? Sembarangan memelukku. Pergi sana!" usir pria berkaos hitam itu pada Xavera dengan tatapan mata penuh kekesalan.
Xavera tersadar dan membelalakkan kedua bola matanya lalu mendengkus tidak percaya dengan ucapan seseorang yang berdiri di depannya.
'Kaku banget bahasanya, kayak kanebo kering,' batin Xavera.
Akan tetapi, suara kecil berasal dari hatinya memadamkan rasa tersindir dengan ucapan kasar yang keluar dari mulut pria asing itu. Xavera malah tersenyum lebar seperti orang bodoh memandang takjub wajah bak pangeran yang tiba-tiba jatuh dari langit untuknya.
"Kamu jodoh aku, gimana aku mau pergi kalo jantungku sudah degeun degeun sama kamu," kata Xavera tanpa malu.
"What! Oh, Lord! Bicara apa kau ini, Tante. Lepaskan saya!" kata pria muda itu yang sukses seketika membuat Xavera melepaskan pelukannya lalu mengubah ekspresinya dengan memberi tatapan tajam pria itu.
"Tante?! Hei, gue gak setua itu untuk jadi tante lo, Babe! Kita lebih cocok jadi pasangan sehidup semati," ucap Xavera mulai menggila.
Xavera begitu baik dalam memainkan ekspresi wajahnya, dalam hitungan detik dari raut kesal berubah menjadi manja serta menggoda kembali. Ia seakan kehilangan kesan wanita tegas dan angkuh ketika bertemu sosok pemuda asing berwajah tampan itu.
Pria muda itu memejamkan mata dan menggeram kesal. Ia memilih melangkah melewati Xavera dan hendak masuk ke dalam kafe yang baru saja wanita itu tinggalkan.
"Babe, kamu mau ke mana? Tunggu aku!" Xavera mengeekor dan secara tidak sadar ia masuk lagi ke dalam kafe di mana ada Kellan yang harus ia hindari.
Bahasa Xavera pun ikut campur aduk karena begitu kakunya kata-kata yang dipakai oleh pria muda yang kadar ketampanannya ala bad boy-bad boy di novel. Xavera meyakini jika pria muda kinyis-kinyisnya itu adalah pria dari negara asing, bukan asli warga Indonesia.
Lagi-lagi Xavera tanpa sengaja menabrak pria itu, tapi kini bagian punggung, bukan dadanya karena pria itu berhenti mendadak tanpa aba-aba. Xavera mengelus hidung mancungnya yang terasa sedikit nyeri. Kepala wanita itu mengintip sedikit untuk mencari tahu kenapa berondongnya berhenti mendadak. Tak ayal, kedua bola matanya melebar kembali melihat sosok yang berdiri menjulang seolah sengaja menghalangi langkah pria muda yang berjalan di depan Xavera.
Tatapan tajam bak laser pembasmi jerawat di salon kecantikan diberikan oleh Kellan ke arah pria muda itu. Keduanya beradu pandang.
"Minggir, kamu menghalangi jalan saya," kata Kellan penuh penekanan.
Pria muda yang tidak bisa dideteksi ekspresinya oleh Xavera, hanya diam bergeming sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam celana jeans hitam robek di bagian lutut yang ia pakai.
"Kamu gak ngerti bahasa minggir? Dasar anak muda kurang ajar," ketus Kellan mulai terpancing emosi karena sikap pria di depannya.
Pria muda itu menoleh ke belakang, tepat ke arah Xavera. "Apa yang dia katakan? Apakah dia meminta saya untuk menyingkir?" kata pria itu dalam bahasa Inggris pada Xavera.
Bukannya memberikan jawaban, tapi Xavera malah melingkarkan lengannya dengan cepat ke lengan pria muda tampan itu dan sedikit menariknya ke belakang memberi celah agar Kellan bisa melewati mereka.
“Baby?!” Kellan terkejut mendapati Xavera yang ternyata ada di belakang pria muda itu. Tubuhnya tertutupi sehingga Kellan tidak begitu menyadari keberadaan wanita cantik yang meninggalkannya begitu saja.
"Baby balabala, kenapa kau tiba-tiba pergi? Aku sudah memberi tahu pada temanku kalau kau akan membuka frenchise, besok ia akan datang ke kantormu untuk menjelaskan persyaratannya," ucap Kellan antusias saat melihat Xavera.
Ekspresi Kellan mendadak berubah seakan ingin menelan Xavera hidup-hidup dan pria muda di hadapannya saat melihat lengan keduanya bertaut satu sama lain.
"Siapa dia? Kenapa kamu peluk lengannya kayak gitu? Apa dia---keponakan kamu?" tanya Kellan dengan nada bicara kesal bercampur marah pada Xavera.
Xavera memutar bola matanya malas. Wanita itu sengaja menyandarkan kepala pada lengan pria muda yang tidak ia ketahui namanya itu.
"Ini pacar baru aku. Jadi, stop ngikuti aku atau ngeganggu aku lagi, okay!" kata Xavera sukses membuat Kellan sedikit oleng dan melotot tidak percaya.
Pria muda itu sendiri hanya berdiri tanpa berucap satu patah kata pun, mengamati kedua orang yang sedang beradu argumen satu sama lain tanpa ingin melepaskan pelukan di lengannya yang dilakukan oleh wanita yang tidak kenalnya. Kellan terkekeh setelah beberapa detik terkejut, "leluconmu sama sekali tidak lucu. Berhentilah berbohong. Aku sangat mengetahuimu, kau tidak mungkin menyukai pria muda seperti ini," ejek Kellan sambil tertawa menatap Xavera dan pria muda itu bergantian.
Xavera melotot marah kearah Kellan yang bersikap seolah mengetahui dengan pasti apa yang disukai dan tidak disukainya. Wanita itu benar-benar harus melepaskan diri dari pria saiko seperti Kellan. Ia memang mata duitan, tapi tidak menerima semua pemberian pria yang tidak masuk akal seperti yang Kellan berikan.
Satu kecupan diberikan Xavera di sudut bibir pria muda itu membuat Kellan dan pria itu menoleh horor ke arah Xavera.
'Anjir! Bibir laknat ini tau aja sama cowok ganteng, nyosor kayak angsa. Gak ada akhlak, tapi kok jadi pengen nambah lagi,' pikir Xavera konyol.
Kedua pria itu tetap menatap Xavera dengan tatapan mematikan seolah ingin mencabiknya saat itu juga. Akan tetapi, Xavera memilih mengabaikan tatapan itu dan tetap melakukan tindakan nekat untuk kedua kalinya. Ia mengulang kembali mencium sudut bibir pria dalam gandengannya itu, seperti apa yang ia pikirkan sebelumnya.
Sebelum sisi dajal Kellan muncul atau bahkan roh pria muda nan tampan itu kembali ke jiwanya, Xavera memilih menarik dengan tenaga kuda, tubuh pria asing itu agar mengikutinya berlari dari kafe untuk masuk ke dalam mobilnya.
Bak kerbau dicucuk hidung, pria muda itu ikut berlari dan masuk ke dalam mobil Xavera terbirit-birit mengikuti apa yang wanita itu lakukan. Aura kemarahan Kellan terasa membakar Xavera, untuk itu ia segera injak gas dari halaman parkir kafe, menculik si pria muda nan tampan bersamanya.
"Xaveraaaaa! Fuck you!" teriak Kellan frustasi.
"Aku gak akan ngelepasin kamu gitu aja. Bisa-bisanya kamu ciuman sama bocah, sedangkan aku gak pernah kamu cium selama kita pacaran," gumam Kellan emosi.
Pengusaha kaya raya itu melangkahkan kaki dengan perasaan kesal, marah, kecewa dan penasaran menuju pelataran parkir, ia memilih untuk angkat kaki dari kafe itu setelah Xavera pergi meninggalkannya begitu saja. Lea dan dua pegawainya ikut menyaksikan drama antara dua pria dan satu wanita dari kaca kafe mereka, hanya bisa terdiam terpaku dan berakhir saling pandang sambil menggeleng. Mereka bertiga seolah sedang beradu akting dalam sebuah drama.
Untung saja keadaan kafe saat itu hanya didatangi oleh beberapa orang saja dan mereka tidak begitu memedulikan keadaan di sekitar, jika keadaan sebaliknya, pasti drama cinta segitiga entah sama sisi atau sama siku milik Xavera sudah diabadikan oleh kamera jadul dan viral masuk ke Mak Lambe.
🐣🐣🐣🐣🐣
Roh pria muda itu sudah kembali ke jiwanya. Pria itu menoleh Xavera dengan tajam seakan siap menyayat-nyayat seluruh bagian tubuh Xavera.
"Stop!"
Decitan rem mobil Xavera mendadak berbunyi. Untung saja mereka berdua sedang berada di jalanan yang cukup sepi, jika tidak---mungkin keduanya sudah berakhir di balik jeruji besi atau di balik papan yang gelap gulita.
"Astaga! Kamu ini berdosa sekali, teriak-teriak begitu. Bikin jantungan dan untung kita masih selamat," rutuk Xavera saat pria itu tiba-tiba memerintahkannya berhenti tiba-tiba.
"What are you doing! Dasar, Tante-tante crazy!" bentak pria itu.
"Shut up! Don't call me, Tante!" Xavera balas membentak.
"I'm not your Tante, understand! I'm your destiny. We're soulmate." sambung Xavera sambil mengisyaratkan pertautan antar jari telunjuk kanan dan kirinya menjadi satu.
Pria muda itu menggosok wajahnya kasar dengan kedua telapak tangan lebarnya. "GOD! Apa kau baru saja keluar dari rumah sakit jiwa? Kau mengalami gangguan jiwa? Kau mengklaim saya sebagai jodoh, mengatakan saya pacar, mencium saya sembarangan dan sekarang kau menculik? Apa kau masih waras? Banyak sekali tindakan kriminal yang kau lakukan kepada saya," ketus pria itu.
Xavera bereaksi seolah wanita itu tidak melakukan tindakan yang merugikan apa pun dan membalas enteng rentetan makian pedas yang keluar dari pria muda di sebelahnya.
“Aku bukan lulusan rumah sakit jiwa. Aku sangat waras mangkanya bisa ngelakuin semuanya ke kamu. Aku rela terpenjara di dalam hatimu selamanya,” jawab Xavera dengan cengiran lebar di bibirnya. Wanita itu bahkan dengan beraninya mengedipkan sebelah mata, mencoba menggoda.
Xavera mengulurkan telapak tangannya ke depan tubuh pria asing itu.
"Aku Xavera Grizelle, masih muda mempesona." Xavera memperkenalkan dirinya.
"Nama kamu siapa, Babe?" tanya Xavera.
"Tezza," jawab pria itu cepat, mengabaikan uluran tangan Xavera. Wanita itu bukannya marah, tapi malah tersenyum penuh kemenangan.
Sambil mengurut pelipis, pria bernama Tezza itu membuka pintu mobil dan melangkah ke luar membuat Xavera terkejut bukan kepalang. "Eh, jodoh mau ke mana?" pekik Xavera.
Baru saja wanita cantik itu ingin menyusul Tezza, tiba-tiba pintu bagian penumpang terbuka lagi.
"Dengar, Tante Xavera. Mulai sekarang, jangan ganggu hidup saya lagi. Jangan ikuti saya." Tezza memberi peringatan tegas.
Pria itu membanting pintu mobil Xavera dengan kencang, sukses membuat si empunya mobil terkejut dan menggerutu, "belom lunas ini cicilannya, woi! Astaga!"
Lagi-lagi, saat Xavera ingin turun dan mengejar Tezza, kedua bola mata wanita itu menangkap bayangan Tezza yang sudah memasuki salah satu taksi di belakangnya dan memutar balik.
Xavera menghela napas berat. "Gue yakin, kalo jodoh pasti ketemu lagi. Kalo gak ketemu, yah, gue cari nanti sampe dapet," gumam Xavera melihat taksi yang membawa Tezza pergi menjauhi mobilnya.
"Seumur hidup sudah tiga puluh tahun, gue baru kali ini ngerasain love at first sight. Gila, jantung gue berdebar-debar kencang kayak ditagih utang. Fix, sih ini. Tezza adalah jodoh gue yang baru netas. Gue yakin itu." Xavera bermonolog sambil mengelus-elus dagunya.
Happy Reading^^INI BAB ENDING, SUDAH MERANGKUM SEMUANYA DI BAB INI HEHEJADI, GAK AKAN ADA EKSTRA PART YAH! KALO PUN ADA, MUNGKIN NANTI DI VERSI CETAK ^^****Tidak ada yang tidak mungkin jika terus berusaha kerasSatu petuah yang cukup dipercayai oleh Xavera di dalam menjalani kesehariannya. Tinggal jauh dari orang tuanya membuat wanita itu tumbuh menjadi seorang pekerja keras, ambisius, penuh percaya diri dan bertekad kuat. Ia mencoba peruntungan untuk hidup di ibu kota yang cukup kejam. Bekerja keras jalur halal untuk mencapai semua impiannya. Setelah melewati masa-masa kehidupan yang penuh dengan masalah, sampai akhirnya Xavera di titik di mana ia mendapatkan apa yang ia inginkan.Selama dua bulan yang lalu, kehidupan Xavera berubah total. Dirinya benar-benar merasa sangat sibuk. Pernikahan antar ne
Happy reading ^^Phew! 1 bab lagi ending bener-bener ending yah! Gak ada ekstra part wkwkwkudah Shin rangkum jadi 1 bab aja. hehe*****Dengan wajah memberengut, Xavera yang telah berganti baju keluar dari kamar sambil menggeret dua koper besar di tangannya. Xavera berjalan tanpa menoleh ke arah Tezza yang sama sekali tidak memedulikannya meskipun pria muda itu sedang duduk di sofa. Xavera mendengkus kesal ketika tahu Tezza bergeming malah memilih menyandarkan punggung pada sofa sambil menonton televisi.“Kau mau pergi? Sekarang? Apa aku harus memesankan taksi untukmu?” Pertanyaan Tezza sukses membuat tanduk Ratu Iblis Xavera muncul begitu saja.Dada wanita itu naik turun menahan gejolak amarah yang sudah siap meledak. Xavera menatap Tezza seolah ingin mencabik-cabik pria muda itu sampai mati kehabisan darah.“Kenapa kau memandangku seperti itu? Apakah ada yang salah dengan ucapanku?” tanya Tezza lagi dengan e
2 bab lagi ending hehehe ^^SELAMAT MENGUCAPKAN SELAMAT TINGGAL DENGAN PASANGAN HEBOH INI!HAPPY READING ^^******Sudah kurang lebih dua minggu terakhir ini, Xavera tinggal satu atap bersama Tezza. Wanita itu begitu senang dan juga bahagia. Mereka seakan sedang berlatih menjadi pasangan suami istri harmonis. Xavera akan pergi bekerja pada pagi hari dan sore ketika pulang kerja akan disambut dengan wajah tampan pria berondong kesayangannya. Mereka menghabiskan waktu malam berdua dengan berbagai kegiatan, mulai dari memasak bersama sampai berolahraga ranjang pada malam hari.Hari Sabtu merupakan hari bermalas-malasan bagi Xavera. Wanita cantik itu libur bekerja dan seharian akan bersantai bersama Tezza. Xavera melingkarkan lengannya ke tubuh Tezza. Memeluk pria itu dengan posesif dan menghirup aroma parfum maskulin yang menjadi favoritnya saat ini. Wanita itu mendongakkan kepalanya menatap lekat Tezza."Kenapa?" ta
Happy Reading ^^Jangan lupa komentar yang banyak buat part ini :)*****Sarah tersenyum penuh arti. Semua yang telah ia rencanakan berjalan mulus tanpa kecurigaan yang berarti dari pihak Xavera. Wanita itu sengaja memancing Xavera keluar dari tempat persembunyiannya karena Sarah telah mengetahui jika Xavera saat ini tinggal di apartemen Tezza yang memiliki akses begitu ketat untuk ditembus. Pancingannya ternyata berhasil. Dirinya tersenyum penuh kemenangan melihat balasan pesan yang dikirimkan Lea padanya.“Ternyata begitu mudah buat mancing lo keluar kandang. Kalo tau begini, dari awal gue udah ngelakuin siasat ini, biar lebih cepet gue ngelenyapin lo dari dunia ini,” gumam Sarah sambil memainkan satu gelas berisi whisky di tangannya.“Kellan, lo harus berbangga diri karena punya pacar kayak gue.” Sarah bermonolog merasa bangga atas apa yang telah ia lakukan.*****Sarah sengaja memesan secara k
Finally, bisa update lagi ^^Jangan lupa banjirin kolom komentar yah!Happy reading*******“Gue baru dapet kabar tentang kecelakaan lo. Hasil penyelidikan menunjukkan adanya dugaan kesengajaan. CCTV di Kafe memperjelas kejadian itu. Polisi juga nemuin salah satu saksi mata yang ada di Tempat Kejadian Perkara,” jelas Lea.Xavera dan Tezza menyimak tanpa ingin menyela.“Polisi gak menyebutkan dalang dari kecelakaan itu, tapi entah kenapa otak gue tertuju ke salah satu musuh bebuyutan lo, Sarah,” ungkap Lea tanpa basa-basi.Xavera diam, tidak mengucapkan sepatah kata pun mendengar hasil pemikiran Lea yang tidak jauh berbeda dengan apa yang ada di dalam otaknya.“Dia satu-satunya orang yang patut dicurigai. Toh, dia yang keliatan benci banget sama elo, selain dia gak ada lagi yang ngebenci lo segitunya,” ucap Lea mengeluarkan uneg-uneg di d
Longtime no see!Tinggal 5 BAB menuju Ending!Cerita ini bakal Shin selesaiin bulan ini dan kemungkinan bakal ada versi cetaknya tahun 2022 heheheOkay! Happy Reading yah******Setelah pergulatan panjang semalam. Xavera berhasil lebih dahulu membuka matanya. Wanita seksi itu merasakan lengan kekar Tezza melingkari perut rampingnya. Sudut bibir Xavera tertarik ke atas. Pipinya bersemu merah ketika mengingat kejadian apa yang ia alami beberapa jam yang lalu.Bukan menangis meraung-raung karena segel apelnya dibuka, melainkan Xavera mencoba mencubit tangannya sendiri untuk memastikan jika ia tidak sedang berhalusinasi. Rasa sakit yang wanita cantik itu rasakan cukup membuatnya yakin jika pergulatan itu adalah sebuah kenyataan. Xavera merasa tidak ada rasa penyesalan, kekecewaan apalagi kesedihan yang timbul di dalam dirinya, melainkan rasa takut dan ragu yang membayanginya secara tiba-tiba. Wanita itu memikirkan kemungkinan buruk