Happy Reading!
Heloooooowww, lemah banget komennya weiii! Gaskeun coba komennya wkwk
*****
Kedua pasangan itu melangkah menuju salah satu tempat yang sudah dipesan secara ekslusif oleh pihak perusahaan Xavera. Binar di wajah pasangan itu menunjukkan kebahagiaan yang membuat iri banyak orang yang melihatnya. Tubuh Tezza yang menjulang 184 sentimeter bersandin
******“Saya sudah memutuskan untuk membatalkan kontrak kerja sama tadi.” Kalimat yang meluncur lancar dari mulut Kellan membuat Xavera menyudahi dengan cepat ciuman bersama Tezza. Wanita itu segera menoleh Kellan dengan tatapan sulit diartikan, begitu juga dengan Tezza.“Konyol. Kerja sama itu antara Kendra BC dan perusahaan kami, Bapak Kellan tidak berhak untuk memutuskannya.” Xavera mulai berang dengan pancingan Kellan.Pria itu
Happy Reading!! JANGAN LUPA KOMENTAR DAN JUGA REVIEWNYA YAH! THANK YOU, MUAH*****“Di mana?” tanya Tezza tanpa basa-basi pada lawan bicaranya di telepon.
Happy reading, jangan lupa komentarnya yah. Kasih review bintang-bintangnya juga jangan lupa. thank you semuanya. muaah muah
Happy Reading ^^Jangan lupa komentarnya yah!******Setelah landing dengan sempurna, Aldebaran bergegas k
Happy reading ^^*****Sarah tertawa lepas ketika selesai meneguk hingga tandas cairan berwarna kuning di dalam gelas berkaki panjang dalam genggamannya. Wajahnya tampak begitu bahagia. Pikirannya kembali menerawang mengingat bagaimana Xavera jatuh tersungkur karena tabrakan yang sengaja ia lakukan. Sarah cukup puas meskipun tidak membuat rivalnya kehilangan nyawa, setidaknya sudah membuat bekas luka di tubuhnya. Sarah sama sekali tidak menyesal dengan apa yang telah ia perbuat. Ia bahkan tidak takut jika polisi menemukan jejak bukti kelakuannya, karena Sarah sudah menutup rapat para pelaku dengan nominal yang cukup besar serta perjanjian di atas materai untuk tidak menyebutkan namanya ketika mereka tertangkap.Sarah sudah sangat piawai dengan semua kelicikan itu. Ia terlihat sangat terampil dalam menyusun strategi untuk melumpuhkan lawan dengan kejahatannya. Apalagi kali ini rivalnya adalah seorang Xav
Happy Reading ^^ ***** Tezza begitu serius menatap lembaran kertas di depannya. Pria muda itu sedang mengumpulkan bukti tentang penyebaran berita mengenai dirinya. Sorot mata Tezza tajam, seketika satu lembar kertas itu digenggam kuat. “Kau sudah memeriksanya dengan teliti?” Tezza bertanya dengan suara rendah penuh intimidasi dengan seseorang di sebelahnya. France mengangguk. Pria berkaca mata itu menyangga lengannya menatap Tezza. “Apa kau akan menuntutnya sendiri? Atau kau meminta klub yang turun tangan?” Tezza melirik sekilas. “Aku tidak akan melibatkan klub untuk masalah ini. Klub cukup memberikan keterangan resmi tentang penyangkalan berita itu, lalu sisanya aku yang akan mengurusnya sendiri. Lagi pula, aku hanya akan bermain pada musim depan, setelah itu aku resmi keluar sesuai dengan kesepakatan kontrak.” Tezza menyingkirkan semua kertas di depannya. France menghela napas, pria tampa
Happy Reading ^^Kuy komen yang banyak biar cepet ketemu dedek gemesh!*****Xavera membanting ponselnya ke atas kasur. Ekspresi wajahnya terlihat jelas jika wanita itu sedang menahan amarah. Sorot matanya tajam, giginya bergemerutuk satu sama lain. Kedua telapak tangan Xavera terkepal kuat sehingga tanpa sadar selang infus sedikit tertarik dan berdarah, tet
Happy reading ^^jangan lupa tinggalin komentar, reviewnya juga yah! thank you*****Xavera membaca obrolan grup whatsapp kantornya. Akan tetapi, ia tidak melihat tanda-tanda orang yang membicarakan kasus yang sedang menimpanya. Beberapa rekan kerja Xavera mengirimkan pesan pribadi yang cukup bijak dan menyemangati agar permasalahannya segera berakhir. Xavera cukup terkesan sekaligus terharu dengan apa yang dilakukan rekan kerjanya. Wanita cantik berkulit cokelat terang itu terus menerus melirik jam dinding. Ia tidak ingin melewatkan siaran langsung klarifikasi yang dilakukan kekasihnya.Masih ada waktu satu jam. Xavera memanfaatkan tab di tangannya untuk mengecek e-mail pekerjaan. Ia membaca dengan serius dan mengabaikan keberadaan Lea di sana yang juga tengah sibuk dengan laptopnya.“Le, kapan gue boleh keluar dari sini?” tanya Xavera membuat Le