Share

Bab 23. Pengakuan 2

Alena menatap Arkhan setajam pisau yang terhunus dari hatinya yang berdarah.

Arkhan merasa diserang seribu rasa tidak adil ketika Alena terus membacakan dakwaannya.

“Boleh aku minum dulu, Alena?” tanya Arkhan ingin mendinginkan suasana yang makin panas membara. Mata indahnya mengerling ke arah Alena mengisyaratkan bahwa ia tidak mau saling menyakiti dan bersilang kata.

“Hmm?” tanya Arkhan mendehem sambil memainkan matanya yang indah. Alis matanya juga terangkat mengikuti gerakan bibirnya yang menggoda.

“Duuuh, kalau saja aku tidak melihat dengan mata kepalaku sendiri kamu bermesraan dengan banyak wanita, aku tidak akan menemukan setitik noda pun dari kesempurnaan sikap dan wajahmu.” desah Alena membathin di dalam hati.

“Ya, silahkan minum! Aku sampai lupa nawarin.” jawab Alena melempar senyuman tipis.

Arkhan dengan gaya machonya menyeruput green tea yang disuguhkan oleh Alena dengan sebuah cangkir. 
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status