Ayla duduk di sisi ranjang usangnya. Ayla terlihat sedang berpikir tentang langkah apa yang akan di ambilnya setelah ini. Apakah harus ikut dengan Ferdy ke Jakarta? atau tetap di Surabaya. Ayla juga tampak berpikir bagaimana caranya masuk ke dalam perusahaan N.H dan menyelidiki tentang uang yang di terimanya.
"Sebaiknya aku ikut Ferdy ke Jakarta, dan aku akan mencoba masuk ke perusahaan N.H dan mencari tahu apa hubungannya uang itu denganku. Kenapa perusahaan itu mengirimkan uang padaku dengan jumlah yang banyak sekali," Gumam Ayla. "Tapi bagaimana caranya aku masuk ke perusahaan sebesar itu? Walaupun aku lulusan fakultas ekonomi, tapi masuk ke perusahaan itu seleksinya sangat ketat,"
Semua tidak semudah yang ada di pikiran Ayla. Bagaimana Ayla akan masuk dan bekerja di perusahaan itu? perusahaan sebesar itu tidak mungkin menerima pegawai asal-asalan. "Aku akan mencoba mencari tahu di google dulu, atau di bursa lowongan kerja tentang perusahaan itu, semoga saja ada petunjuk."
Ayla pun dengan segera meraih ponselnya, kemudian mengetikkan nama perusahaan N.H Group, seketika Ayla tercengang dengan hasil pencariannya di google. Ternyata perusahaan itu sudah masuk perusahaan kelas dunia, sehingga mencari informasi tentang perusahaan itu lebih mudah.
Lantas apa hubungan perusahaan itu dengan dirinya? Kenapa Ayla mendapat kiriman uang dari perusahaan itu? Begitulah rasa penasaran Ayla saat ini.
Berbagai artikel tentang pencapaian perusahaan tersebut terpampang jelas di layar ponsel Ayla. Bahkan ada beberapa anak perusahaan yang baru di buka akhir-akhir ini. Sungguh pencapaian yang sangat mengagumkan dan sangat luar biasa.
"Ternyata benar kata Ferdy, perusahaan ini sangat berkelas, pantas saja dari ribuan yang melamar hanya puluhan yang di terima," gumam Ayla sambil membaca artikel tentang perusahaan tersebut.
Ayla pun semakin penasaran untuk mencari informasi sekecil apapun tentang perusahaan tersebut. Bahkan kini perusahaan itu sedang mengadakan seleksi penerimaan karyawan baru.
"Aish,.. terlambat, terakhir penerimaan lamaran kerjanya kemarin," gumam Ayla terlihat kecewa karena batas penerimaan calon karyawan di perusahaan itu adalah kemarin.
Tidak pantang menyerah, Ayla pun berpikir pasti ada jalan untuk bisa bekerja di sana. "Pekerjaan apapun boleh lah asal bisa bekerja di perusahaan itu, cleaning servis juga tidak masalah.." gumam Ayla sambil men-scroll daftar lowongan pekerjaan yang ada.
Rasa penasaran Ayla semakin menjadi ketika tahu sebesar apa perusahaan N.H group. Karena tidak mungkin perusahaan sebesar itu akan memberikan uang cuma-cuma kepada semua orang, termasuk dirinya.
Di saat dalam mode pencariannya, Ayla sekilas membaca silsilah pemilik perusahaan N.H Group yang kini telah merajai dunia bisnis itu. "What?? Wibbi Nugraha? Bukankah dia?? Oh my God!!" Pekik Ayla terkejut bukan main ketika melihat nama tersebut ada di deretan pemilik perusahaan.
"Aku pasti bermimpi kan? Ini pasti tidak benar," ucap Ayla sambil menggelengkan kepalanya seakan tidak percaya dengan apa yang di bacanya.
Bahkan bukan hanya nama Wibbi Nugraha yang berstatus sebagai penerus keluarga Nugraha, namun sebuah artikel menampilkan foto Wibbi Nugraha yang terlihat sedang berjabat tangan dengan petinggi sebuah rumah sakit, membuat Ayla gemetar.
Deg deg deg!!
Jantung Ayla seketika berdetak kencang, mengetahui kebenaran tentang nama pemilik perusahaan N.H Group. Raut wajahnya menegang, kesedihan, kemarahan, serta sakit hati tergambar jelas di wajah Ayla saat ini.
'Bagaimana mungkin orang itu adalah dia? Ya Allah apa sebenarnya yang sedang engkau rencanakan untukku saat ini?' batin Ayla.
Tubuh Ayla seketika lemas mengetahui kenyataan itu, pikirannya tiba-tiba kosong tidak dapat lagi di ajak kerjasama, apa langkah selanjutnya yang harus dia lakukan.
Sangking terkejutnya ponsel di tangan Ayla terjatuh ke pangkuannya. "Aku harus bagaimana sekarang?" Gumam Ayla yang masih shock. "Aku akan coba menghubungi Devi dan menceritakan semua ini padanya, siapa tahu Devi punya solusi buatku,"
Dengan cepat Ayla mencari nama Devi di daftar list kontaknya. Lalu dengan segera memencet tombol hijau pertanda memanggil. Sambungan pertama tidak terangkat.
Setelah di sambungan kedua terdengar ada jawaban di seberang sana. "Hallo Dev, a-aku, aku," ucap Ayla yang gugup.
"Iya ada apa Ay? Kamu kenapa? Kamu baik-baik saja kan Ay?" Tanya Devi yang terlihat panik di seberang sana ketika mendengar suara Ayla yang tidak seperti biasanya menurut Devi.
"Dev, aku, aku sudah menemukan laki-laki itu,"
"What!! Ketemu dia dimana Ay?" Tanya Devi dengan antusias.
Akhirnya Ayla menceritakan penemuannya tentang perusahaan N.H group. Sama seperti dirinya, kini Devi juga terdengar shock akan hal itu. "Gila, ini benar-benar gila Ay, tidak kusangka ternyata laki-laki itu pemilik N.H group," ucap Devi antusias.
"Pokoknya siapapun laki-laki itu, aku akan tetap membantumu mengurus perceraianmu Ay, jadi kamu tidak usah takut," ucap Devi dengan bersemangat. "Aku akan ke kosan kamu sekarang, kita bahas langkah selanjutnya,"
"Iya Dev, aku tunggu ya,"
Ayla pun menutup panggilan telepon tersebut. "Huft, kenapa semua jadi begini? Orang kaya itu kenapa sangat aneh? Lantas apa tujuannya dia menikah denganku?"
Beberapa pertanyaan itu mulai membuat Ayla bingung. "Aku akan coba bicara dengan Ferdy," ucap Ayla.
Kemudian dengan langkah pasti Ayla segera beranjak dari ranjang untuk keluar kamarnya. Mata Ayla tertuju ke ruang tamu dimana biasa Ferdy menghabiskan waktu dengan menonton televisi.
"Dek," panggil Ayla. Mendengar namanya di panggil, Ferdy menoleh ke belakang.
"Iya kak, ada apa?"
Ayla pun mendekati sofa dimana Ferdy sedang duduk sambil memegang remote televisi. Ferdy dapat melihat kegelisahan Ayla saat ini, namun Ferdy memilih menunggu apa yang akan di katakan oleh sang kakak.
"Dek, seandainya kakak bertemu laki-laki itu, apa yang harus kakak lakukan?" Tanya Ayla sambil menatap ke arah Ferdy.
Mendengar pertanyaan Ayla, kini Ferdy mengerutkan keningnya. "Kenapa kakak bertanya seperti itu? Apa ada sesuatu yang ingin kakak katakan padaku?" Tanya Ferdy penuh selidik.
Ayla pun menghela nafas panjangnya. Seakan Ayla ingin menghilangkan beban berat yang ada di kepalanya. "Kakak menemukan fakta tentang laki-laki itu Dek, tapi kakak bingung harus bagaimana sekarang?"
Ferdy semakin tidak mengerti akan arah pembicaraan Ayla saat ini. Karena yang Ferdy tahu, Ayla bersikeras untuk segera bercerai dengan laki-laki itu.
"Sebenarnya ada apa kak? Katakan saja, apapun keputusan kakak, aku akan selalu mendukungnya," ucap Ferdy sambil menggenggam tangan Ayla.
Ayla melihat ke arah manik mata Ferdy. "Kakak akan ikut kamu ke Jakarta, dan bantu kakak supaya bisa masuk ke perusahaan N.H group, dek." ucap Ayla.
"Hah.. maksud kakak?" Tanya Ferdy yang semakin bingung.
Ayla pun kemudian menceritakan bagaimana hari ini dia pergi ke Bank dan menanyakan tentang uang di rekening tabungannya. Ayla juga menceritakan jika pemilik perusahaan yang akan di jadikan Ferdy magang adalah perusahaan milik Wibbi Nugraha, atau bisa di bilang milik suaminya sendiri.
"APA!! Jadi laki-laki itu pemilik perusahaan N.H Group?"
"Iya dek, sekarang kakak harus bagaimana?" Ucap Ayla terlihat sedih dan terluka.
"Huft, begini saja, kakak kembalikan saja uangnya ke laki-laki itu, terus ajukan gugatan cerai," ucap Ferdy yang terlihat emosi.
"Apa mungkin ada yang percaya jika pemilik N.H group itu adalah suamiku? Jika kakak langsung mengembalikan uangnya ke sana, apa ada yang percaya dengan kakakmu ini dek? Yang ada malah kakak di seret security sebelum bertemu laki-laki itu." Gumam Ayla terlihat semakin sedih.
Ferdy terdiam mendengar ucapan Ayla. Mungkin ada benarnya juga dengan apa yang dikatakan sang kakak. Perusahaan sebesar itu pasti akan sangat sulit untuk bertemu pemiliknya.
"Benar juga, lalu bagaimana kak?"
"Kakak sendiri juga bingung dek, seandainya kakak bisa masuk dan bekerja di sana, mungkin kakak bisa bertemu dengan laki-laki itu dan mengajukan surat gugatan cerai," ucap Ayla.
Di sela-sela obrolannya terdengar suara mesin mobil berhenti tepat di depan kosan mereka. Lalu tidak lama Devi datang dengan di temani sang kakak (Abram).
Bersambung...
Di sela-sela obrolannya terdengar suara mesin mobil berhenti tepat di depan kosan mereka. Lalu tidak lama Devi datang dengan di temani sang kakak (Abram).Setelah kedatangan Devi dan Abram, mereka berempat seolah mengadakan meeting dadakan. Devi terlihat sangat antusias untuk segera membuat Ayla bercerai dengan laki-laki brengsek itu."Kalau itu keputusan kamu Ay, aku pasti akan mendukungnya," ucap Abram memberi semangat setelah Ayla memutuskan untuk pergi ke Jakarta dan meminta ijin padanya berhenti bekerja di restoran."Iya kak, makasih sudah mengijinkan aku untuk pergi ke Jakarta, aku janji setelah masalah ini selesai, aku akan kembali bekerja di restoran tempat kakak," ucap Ayla."Iya santai saja, selesaikan dulu masalahmu, setelah selesai, kita bisa bertemu dalam kondisi yang lebih baik dari pada ini," ucap Abram."Iya kak, makasih atas dukungan kakak dan juga kamu Dev," ucap Ayla kemudian meng
Sudah satu Minggu Ayla bekerja di perusahaan N.H group. Namun tanda-tanda untuk bertemu dengan CEO perusahaan sangatlah kecil. Apalagi sebagai karyawan baru, itusangat mustahil untuk langsung bisa bertemu dengan pemilik perusahaan.Seperti janjinya waktu itu, Abram meminta temannya untuk mencarikan posisi pekerjaan buat Ayla. Tapi sayangnya posisi yang tersisa hanya sebagai cleaning servis. Namun walaupun begitu Ayla bersyukur masih bisa masuk ke dalam perusahaan tersebut.'Semoga ada jalan untuk bisa bertemu dengan laki-laki itu, dan urusanku disini segera selesai,' batin Ayla. 'Aku tidak mau berlama-lama disini, kota ini sangat asing bagiku,'Sebagai anak baru, begitu banyak pekerjaan yang di terima Ayla. Sehingga waktu istirahat makan siang pun sering terlambat. Para senior sering memanfaatkan jasa Ayla untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.Ayla sibuk dengan pemikirannya sendiri, mencari cara supaya bisa ber
Tanpa menjawab Ayla hanya mengangguk lalu meninggalkan ruangan pak manager. Ayla masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi.'Apa mungkin ini kerjaan tuan Wisnu? memindah tugaskan aku ke tempat lelaki itu, atau mungkin saja tuan Wisnu mengadukan keberadaanku pada bosnya, sehingga memindahkan aku ke sana,' batin Ayla yang masih tak percaya dengan tugas barunya.'Tapi bagus juga, dengan begini aku bisa segera menyelesaikan masalahku dengan laki-laki brengsek itu,' batin Ayla sambil tersenyum sendiri.Membayangkan jika rencananya akan berhasilnya, membuat Ayla tersenyum bahagia dan bersemangat bekerja di tempat barunya yaitu di lantai 24. Langkah kakinya ringan menuju ke lift karyawan yang akan membawanya ke lantai 24, seakan tak ada yang perlu di takutkan.Sesampainya di lantai 24, Ayla langsung menuju ke pantry. Ternyata sudah ada seorang OB laki-laki yang telah lebih dulu di sana. Dia terlihat sibuk
Setelah meletakkan kopi dan juga camilan di meja Wibbi. Dengan segera Ayla keluar ruangan itu, yang ada di kepalanya hanya satu, yaitu menanyakan semua ini pada Wisnu. Orang yang dulu menemuinya sebelum pernikahan terjadi.'Kenapa dia seakan tidak mengenalku?' batin Ayla. 'Apa jangan-jangan dia sengaja pura-pura tidak mengenaliku? karena aku hanya seorang OB,'Ayla mengelus dadanya menetralkan segala rasa terkejutnya dengan semua yang terjadi barusan. "Hey OB baru!" Panggil wanita yang tadi mengaku sebagai tunangan Wibbi.Dengan segera Ayla menoleh ke arah suara yang memanggilnya. "I-iya mbak," jawab Ayla dengan segera dia berjalan cepat mendekati meja wanita yang memanggilnya. "Ada yang bisa saya bantu, Mbak?" tanya Ayla dengan sopan."Bantu aku memfoto copy semua dokumen ini, setelah itu berikan padaku," ucap wanita itu. Dengan memberikan tumpukan dokumen ke arah Ayla.Ayla yang memang kurang foku
Ayla bingung dan berusaha mencerna ucapan Wisnu barusan. Ayla mengerutkan keningnya melihat ke arah Wisnu, mencari tahu akan maksud dari perkataan Wisnu. "Apa maksud Pak Wisnu? Dia tidak tahu siapa saya? Tapi dia mau menikah dengan saya?" Tanya Ayla dengan menunjuk ke dirinya sendiri.Wisnu hanya mengangguk sebagai jawaban, kemudian Wisnu menghela nafas panjangnya sebelum mengatakan sesuatu kepada Ayla, "Karena sebetulnya Tuan muda hanya butuh status pernikahannya, bukan butuh istri sebagai pendamping hidupnya," jawab Wisnu terlihat berat untuk mengatakannya.Seperti di sambar petir di siang hari, kebenaran yang Ayla dengar saat ini begitu membuatnya lemas tak bertenaga. Tubuhnya diam terpaku di tempat duduknya saat ini, lidahnya kelu seakan tak bisa berkata-kata lagi di depan Wisnu.Bagaimana bisa Wibbi menganggap sebuah pernikahan adalah permainan semata? Pernikahan yang seharusnya sakral seakan tak ternilai sama sekali di mata Wi
Lelaki itu terpaku diam tak percaya dengan apa yang baru saja di alaminya, "OB baru itu sungguh punya nyali," ucapnya dengan geram menahan emosi.Lelaki muda nan tampan itu pun segera mencuci tangannya kemudian keluar dari toilet umum. "OB sialan itu berani berkata buruk tentang aku, lihat saja aku tidak akan melepaskan kamu dengan mudah. Anggap saja disini adalah neraka bagimu," geram lelaki itu sambil berjalan menuju ke ruangannya."Pak Wibbi, ada pak Wisnu di dalam sedang menunggu bapak," ucap wanita yang tidak lain adalah sekertarisnya yang bernama Mayang."Hm," jawab Wibbi tanpa menoleh ke arah Mayang, kemudian Wibbi berlalu begitu saja memasuki ruang kerjanya.Ya benar jika lelaki yang bertemu dengan Ayla di toilet tadi adalah Wibbi sang pemilik perusahaan. Sebagai pemilik perusahaan, pasti harga dirinya terkoyak mengetahui jika seorang OB berani berkata buruk tentangnya. Bahkan seolah-olah menantangnya.
Seminggu berjalan dengan begitu cepat, sampai detik ini Ayla masih bertanya-tanya kenapa Ayla di pindahkan kembali ke lantai bawah, yaitu lantai satu untuk karyawan biasa.Padahal Ayla sangat berharap bisa terus bekerja di lantai 24 untuk melancarkan misinya. "Maaf Nona, untuk saat ini Nona akan saya tugaskan di lantai dasar kembali, karena pegawai yang lama di lantai 24 telah masuk setelah selesai cuti panjangnya," begitulah kata Wisnu saat meminta Ayla kembali bekerja di lantai dasar.Padahal baru juga sehari Ayla bekerja di lantai 24, dan Ayla ingat betul terakhir kali Ayla mengetahui kenyataan pahit yang di ceritakan oleh Wisnu. Yaitu tentang kebenaran perihal pernikahannya. Dan berakhir dengan tragedi tangisannya yang di pergoki langsung oleh pemilik perusahaan di dalam toilet.'Aku akan bersabar sampai waktunya tiba, waktu dimana urusan surat gugatan ceraiku selesai di kerjakan oleh Devi,' batin Ayla. 'Aku percaya jika pengaca
Dengan langkah panjang Wibbi bergegas menuju ke ruangannya, dengan gerakan kasar Wibbi mendorong handle pintu sehingga dengan sekali hentakan pintu ruangan tersebut terbuka.Duukk!!Wisnu menabrak punggung Wibbi yang tiba-tiba saja menghentikan langkahnya. "Maaf tuan muda, saya tidak sengaja," ucap Wisnu dengan segera setelah mengetahui jika Wibbi masih diam terpaku di tempatnya.Wisnu melihat ke arah Wibbi, apa alasan Tuan mudanya tiba-tiba menghentikan langkahnya tepat setelah pintu ruangan terbuka.Wibbi tidak menghiraukan permintaan maaf Wisnu. "Ini amplop apa? Kenapa bisa ada di bawah pintu?" Tanya Wibbi setelah membungkuk mengambil amplop yang barusan terinjak oleh kakinya.Wibbi menimang-nimang amplop coklat di tangannya tersebut. Karena tidak biasanya ada amplop di bawah pintu ruangannya. Ini adalah kali pertama terjadi selama dia menjabat sebagai Presdir di perusahaan miliknya.