Share

Hadiah Lain (2)

Author: Tiarariy
last update Last Updated: 2025-10-08 20:01:27

"Mas.. serius kita disini?" Diana berdiri di tepi kolam renang, di villa yang sudah disewa oleh Bayu untuk tempat mereka tinggal selama beberapa hari di kota ini.

Bukan tempat yang jauh, melainkan masih di pulau yang sama yang mereka tinggali, hanya saja berada di provinsi yang paling timur sehingga kurang lebih memakan waktu satu setengah jam menggunakan pesawat untuk mereka sampai disini.

Bayu mendekat lantas memeluk istrinya dari belakang dan menumpu dagunya pada bahu Diana.

"Suka?" Tanyanya.

Diana mengangguk cepat, kemudian berbalik dan mengalungkan tangannya pada leher Bayu.

"Suka banget, Mas. Aku mau nangis gimana dong?" Diana tak bisa menahan senyum, sambil ia kibaskan tangannya di depan wajah.

Bayu ikut tersenyum, merasakan kebahagiaan yang sama begitu melihat istrinya lagi-lagi bahagia sampai terharu dengan apa yang dilakukannya meski baginya bukan h
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Istriku   Saya Harus Gimana?

    "Saya mau keluar sebentar." Ucap Anya, begitu melihat Abi keluar dari kamar mandi, tengah mengeringkan rambut dengan handuk yang ada dalam genggamannya. Sebenarnya tak merasa harus melakukan itu, namun teringat dengan aturan yang diberikan Abi, ia hanya ingin melatih dirinya agar terbiasa untuk tidak meninggalkan rumah tanpa berpamitan. "Kemana?" Tanya Abi. "Besok harus kerja. Saya belum laundry, jadi harus cari baju. Gak mungkin juga pake baju Bapak terus. Kalo nggak, kayaknya saya mau balik kerumah aja." Jelas Anya. "Balik kerumah? Ambil baju gitu?" Tanya Abi. "Mm.. ya.. pulang, maksudnya." Jawab Anya ragu. Abi lantas menatapnya sambil menyatukan alis mempertanyakan keputusannya. "Siapa yang bilang kamu boleh pulang lagi kesana? Siapa yang ngizinin? Saya gak ada bilang gitu." Ucap Abi, lalu ia lempar dengan dengan asal, handuk yang ia pegang kedalam keranjang pakaian kotornya. "Mau cari tempat tanggung, lagian s

  • Mengejar Cinta Istriku   Deal

    "Mau dijual berapa?" Tanya Sudoyo pada putrinya. Sambil memangku cucunya, ia menikmati secangkir kopi dengan beberapa potong garlic bread buatan Diana, di salah satu kursi bistro yang ada di sudut ruangan. "Menurut Papa berapa ya bagusnya?" Diana malah balik bertanya. "Menurut Papa sayang kalo harus dijual. Tapi kalo emang udah gak mau ngurus, biar Papa aja yang beli. Nanti Papa cari orang buat nerusin." Jawab Sudoyo. "Gitu? Yaudah Papa terusin aja deh, gak usah beli." Jawab Diana. "Gak jadi dijual berarti?" Tanya Sudoyo. "Iya lah, sama Papa masa aku kasih harga?" "Loh gak apa-apa lah, ini kan usaha kamu, kamu yang bangun dari awal." Jawab Sudoyo. "Tapi dimodalinnya kan sama Mas Abi." Jawab Diana. "Ya kamu ngomong dulu lah sama Mas. Nanti kalo dia nanyain gimana?" Tanya Sudoyo. "Yaudah makanya Papa aja yang terusin, cari oran

  • Mengejar Cinta Istriku   Keputusan Yang Terbaik

    Anya berada dalam sebuah kurungan besar dengan rantai yang mengikat kakinya. Kurungan raksasa di sebuah ruang terbuka yang dikelilingi pepohonan besar, entah kebun, entah hutan. Beralaskan tanah dengan dikelilingi api yang menyala-nyala membuatnya tak punya pilihan selain berdiam disana jika ingin tetap hidup. Dilihatnya dari kejauhan, sang ibu yang berdiri di kejauhan. Tersenyum padanya namun bukan senyuman yang ramah lagi hangat. Senyuman itu seperti tanda kesanangan sudah berhasil menyeret Anya kedalam kurungan itu. Bahkan ia pamerkan pula kunci yang ia pegang, dimana sebenarnya bisa ia keluarkan Anya kapan saja jika mau. Namun yang terlihat malah ia yang sepertinya tak menginginkan hal itu terjadi. Dari lain arah, di kejauhan Anya melihat ayahnya yang berlari berusaha mendekatinya, membuat Anya juga berlari mendekati tepi kurungan dan mengulurkan tangan berusaha meminta pertolongan sang ayah. Tatapan kesedihan yang ada

  • Mengejar Cinta Istriku   Keterpurukan Yang Dipendam

    "Saya gak peduli." Jawab Abi, dengan tegas tak mempedulikan panjang lebar kalimat yang diucapkan Anya sebagai penolakkan. "Saya bilang kita akan menikah. Denger kan? Saya akan menikahi kamu. Maka itu yang akan terjadi, cepat atau lambat." Sambung Abi, kembali menegaskan bahwa ia akan tetap menikahi Anya meski wanita itu kerap memberi penolakkan. Tak peduli dengan apa yang harus ia lewati untuk memperjuangkan keinginannya. Yang jelas sekarang ia sudah bertekad untuk menikahi wanita itu saja. Bukan tanpa sebab, namun justru ia memiliki banyak alasan untuk menjadikan Anya sebagai istrinya. "Keras kepala banget, kenapa sih?" Tanya Anya. "Kamu yang keras kepala, bukan saya." Sahut Abi. "Bapak yang keras kepala, udah ditolak masih aja bersikeras. Bapak beneran naksir ya sama saya?" Tanya Anya. "Mabuk kamu?" "Enggak! Bapak yang mabuk. Kasih tahu alasannya kenapa pengen banget nikah sama saya. Alasan yang logis

  • Mengejar Cinta Istriku   Saya Gak Peduli

    Berdiri berhadapan setelah Abi dengan terburu-buru keluar dari mobilnya. Menatap Anya dengan kondisi yang begitu berantakan, gadis itu gemetar sambil berusaha merapatkan kemejanya yang hampir seluruh kancingnya sudah terlepas. Memanas hati Abi rasa ingin sekali menghantam siapa saja yang sudah membuat Anya seperti ini. Ia bahkan terlihat mendapat banyak luka di wajahnya membuat Abi tak bisa memikirkan hal lain selain dugaannya bahwa Anya sudah menjadi korban pemerkosaan. Begitu ia sesali kebodohannya yang meninggalkan Anya dan tak langsung mencegah wanita itu masuk kedalam rumahnya sendirian padahal ia sudah mendapati raut wajah ketakutan dari wanita itu sebelumnya. "Anya.." Panggilnya lirih, seraya maju selangkah mendekati wanita itu. Anya tak menyahut, dadanya bergemuruh, tubuhnya gemetar hebat karena ketakutan namun disisi lain juga merasa lega dengan kedatangan Abi. Meski pria itu menyebalkan nam

  • Mengejar Cinta Istriku   Malam Terburuk Bagi Anya

    Anya melangkah ragu masuk kedalam rumahnya. Sejak saat masih dirumah Abi, ibunya sudah mengabarkan bahwa ia berada di rumah dan ingin Anya segera pulang. Anya menarik nafas dalam, mengeratkan pegangan pada tali tasnya dan memberanikan diri melangkah masuk kedalam rumah. Membuka pintu perlahan, ia lihat ibunya sedang duduk di sofa usang yang ada di ruang tamunya. Semula sibuk bersolek, namun tatapan tajamnya langsung tertuju pada Anya begitu gadis itu membuka pintu rumahnya. Terdiam beberapa saat dan saling menatap, Anya melangkah masuk sementara ibunya kembali sibuk bercermin pada kaca yang ada dalam tempat bedaknya. Entah sudah berapa lama mereka tak bertemu, yang jelas Anya masih mengingat betul bagaimana pertemuan terakhir mereka yang membuatnya merasa tak ingin lagi melihat ibunya. "Kerja apa lo?" Tanya Ajeng, saat Anya memegang knob pintu hendak masuk kedalam kamarnya, membu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status