/ Romansa / Mengejar Cinta Mantan Istriku / 7. Penasaran Dengan Anak Kandung Sendiri

공유

7. Penasaran Dengan Anak Kandung Sendiri

작가: Queenazalea
last update 최신 업데이트: 2024-05-04 16:21:23

Hari ini Bian berada di depan daycare. Sebelum berangkat ke luar kota. Dia ingin melihat anaknya terlebih dahulu. Dia akan  pergi bersama dengan Edo untuk bertugas. “Bapak  tidak ingin menemuinya?”

Bian sadar dari lamunannya setelah Edo berkata demikian. Biar  saja seperti  ini. Dia hanya ingin melihat si kecil naik ke mobil ketika Jasmine datang menjemput anak mereka.

“Aku hanya ingin melihatnya dengannya  seperti ini. Aku tidak mau terlalu menonjol, Edo. Apalagi dia sangat mirip denganku. Jangan sampai Freya tahu soal ini.”

Edo hanya menganggukkan kepalanya. Bian melihat dari jendela mobilnya kalau anak itu sudah keluar dari sana. Jasmine yang menggandeng tangan kecil itu. Ada rasa ingin turun dan menemui anaknya. Tapi dia tidak bisa mengganggu kehidupan mantan istrinya dan juga anak mereka.

“Ayo jalan, Edo!”

Dia langsung meminta  Edo meninggalkan daycare tempat di mana anaknya menghabiskan waktu sehari-hari.

Di perjalanan, Edo mengatakan. “Apakah Bapak tidak ingin mengambil hak asuhnya?”

Seingatnya Jasmine tidak memiliki keluarga lain. Justru orang yang dianggap keluarga tega menjual Jasmine pada Bian waktu itu. Dia tertawa kecil mendengar ucapan dari Edo. “Kurasa tidak. Jasmine adalah wanita yang baik. Jadi, aku rasa bahwa anakku akan baik-baik saja saat dia yang mengasuhnya. Biarkan saja seperti ini.”

Tapi di perjalanan juga. Dia justru berpikir apakah anaknya hidup dengan baik? Apakah ekonomi mereka tercukupi? Apakah si kecil mendapatkan makanan yang enak?

Pikiran-pikiran itu mulai lewat di otaknya begitu saja. Tentang anaknya yang hidup dengan baik atau tidak. Uang yang diberikan oleh Jasmine tercukupi atau tidak? Sementara itu, kalau dia memberikan uang dengan cuma-cuma, sudah pasti mantan istrinya tidak akan menerima itu dan akan mengetahui bahwa Bian sudah tahu tentang  status Noah.

Melihat respons yang diberikan oleh Jasmine terhadap dirinya tentang Noah. Dia justru khawatir wanita itu mengundurkan  diri dan membuat Bian semakin jauh dengan anaknya. Sebuah pernikahan yang pernah terjalin dengan begitu singkat. Tidak ada penyesalan  yang Bian rasakan selama menikah dengan Jasmine. Wanita itu baik, wanita yang paling dihindari oleh Bian adalah mantan istrinya sendiri.

“Bisa saja aku mengambil Noah dari Jasmine. Itu sangat mudah sekali bagiku. Akan tetapi, aku berpikir lagi bahwa anakku pasti sangat butuh Jasmine.”

Edo tidak menanggapinya. Selama perjalanan dia hanya berpikir tentang kehidupan anaknya baik-baik saja atau tidak.

Setelah mereka bercerai, dia mengantar Jasmine. Memeluk wanita itu terakhir kalinya. Tapi sekarang, setelah dia mendapatkan respons dari Freya tentang penolakan menikah. Ada rasa tidak terima yang dirasakan oleh Bian. Wanita itu terus mengulur waktu dan mengatakan kalau kariernya jauh lebih penting.

Hingga saat ini mereka berdua masih terikat dengan hubungan pacaran. Sampai saat ini juga dia menantikan wanita itu untuk  setuju bahwa mereka harus menikah. Faktanya, memang sangat sulit diterima kalau Freya memang tidak menyukai anak kecil. Kemungkinan paling besarnya juga, mereka akan menikah tanpa memiliki keturunan.

Sementara Bian yang awalnya memang setuju menikah tanpa memiliki anak. Sekarang, setelah dia tahu bahwa dia memiliki anak dari mantan istrinya. Bian merasa kalau Jasmine sudah menjadi wanita yang baik. Bahkan seorang ibu yang sangat baik dan juga bijaksana.

Bagaimanapun rumah tangganya telah berakhir dengan Jasmine. Sekalipun wanita itu berada di kantornya. Tidak mungkin mengusik kehidupan wanita itu lagi  setelah mendengar bahwa Jasmine butuh privasi bersama dengan anaknya.

Tiba di tempat dia bertugas dengan Edo. Lalu dia keluar untuk makan malam bersama dengan Edo. Di restoran itu ada keluarga kecil yang di mana pria itu menyuapi anak laki-lakinya. Sementara sang wanita sibuk dengan makanannya.

Dia langsung mengalihkan pandangannya ketika melihat adegan itu yang terlihat begitu menggemaskan. Jujur saja kalau Bian juga sepertinya ingin melangkah untuk mendekati anak kandungnya. Tetapi sadar juga kalau itu dia lakukan. Ada bahaya yang akan terus mengintai Jasmine dan juga anaknya.

Tidak bisa mengawasi 24 jam untuk anaknya. Kesibukan di kantor membuatnya harus membiarkan anaknya berada di daycare. Bahkan, dia juga akan membatasi Edo untuk mengantar makan siang. Tidak ingin kalau orang lain tahu bahkan mengikuti Edo untuk mencari tahu tentang anak kecil yang hadir di pernikahan Bian waktu itu.

Kehadiran anaknya tidak dia salahkan. Toh juga dia melakukan itu dengan istrinya dulu sebelum mereka bercerai. Kehamilan Jasmine juga sangat misterius baginya.

Malam harinya sebelum tidur, dia berdiri di dekat jendela hotel. Melihat ke arah luar dan kemudian dia memainkan ponselnya. Mengingat tentang kehidupan yang dijalani oleh anaknya. Itu harus lebih baik dibandingkan dengan kehidupan yang telah dialami oleh Bian sendiri.

Anaknya sudah besar dan tumbuh dengan baik tanpa ada pengawalan dari dirinya selama ini. Kehadiran si kecil juga tidak dia sadari selama ini. Kalau bukan karena kejadian itu, tidak akan ada pertemuan yang terjadi.

Beberapa hari kemudian pulang.

Dia langsung menyetir ke kantor dan Edo masih ada di sana. Sementara dia harus segera kembali karena banyak yang harus dikerjakan.

Sampai di kantor, hanya dia dan Jasmine yang ada di ruangan. Wanita itu sibuk sendiri di dalam sana. Sedangkan Bian sendiri juga sedang mengerjakan pekerjaan yang tidak bisa dihandle oleh mantan istrinya ini.

Bian sudah memerintahkan Edo untuk tetap di sana selama bertugas dan mengerjakan semuanya dengan baik. Boleh kembali ketika semua tugas sudah diselesaikan oleh anak buahnya itu.

Dia bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Jasmine. Wanita itu sedang bermain ponsel. “Jasmine,” panggilnya dengan nada yang rendah. Langkahnya perlahan mendekat ke meja wanita itu.

“Bapak butuh sesuatu?”

“Sebentar lagi jam makan siang. Kamu siapkan makan siang untukku!”

Seperti biasa, wanita ini selalu kebagian untuk menyiapkan makan siang untuknya. Seperti yang dilakukan oleh Sierra juga kalau dia harus makan siang dan semua itu harus disiapkan.

Jasmine langsung memilihkan menu untuk siang ini. Bian mengatakan kalau itu terserah apa saja yang dipilihkan oleh Jasmine. “Bapak tidak mau memilih?”

Bian mengibaskan tangan kirinya. “Terserah kamu saja.”

“Tapi saya tidak tahu apa yang Bapak inginkan.”

Bian berbalik lagi begitu dia hendak kembali ke tempat kerjanya. Dia langsung menatap wanita itu. “Bukankah kita pernah hidup bersama? Kamu lupa dengan menu makan siang yang selalu kamu siapkan untukku?” tanya Bian sedikit mengintimidasi.

Jujur saja kalau dia banyak pikiran akhir-akhir ini. Terutama tentang anaknya, putarnya yang tidak mungkin akan diambil oleh Bian dari Jasmine.

Jasmine tidak banyak tanya lagi setelah itu. “Baiklah, saya akan menyiapkan makan siang itu.”

Ketika dia sedang sibuk makan siang. Dia melihat Jasmine juga makan di dalam sana sendirian. Wanita itu membawa bekal makan siang. “Kalau aku tiba-tiba membahas tentang Noah. Dia akan meninggalkan perusahaan. Dia akan pergi jauh. Jasmine bukan orang yang akan berpikir panjang tentang apa pun. Dia tetap wanita yang polos seperti dulu,” ucap Bian ketika dia ingin bertanya tentang kehidupan anaknya.

“Aku masih belum bisa menanyakan tentang Noah kepadamu.”

이 책을 계속 무료로 읽어보세요.
QR 코드를 스캔하여 앱을 다운로드하세요
댓글 (4)
goodnovel comment avatar
Mainy Hasibuan
Kak bab nya jangan terlalu banyak singkat padat dan endingnya
goodnovel comment avatar
Irene
Terlalu panjang buat pemaparan keadaannya tiap bab smntara kalimat percakapannya sdikit sekali. jadi mudah bosan bacanya, baru sampai bab ini sdh jenuh kek baca koran
goodnovel comment avatar
Keong Racun
gantung ceritanya
댓글 모두 보기

최신 챕터

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   112. Aku Adalah Rumah Untukmu - TAMAT

    Bian tidak ingin mengambil keputusan yang fatal lagi seperti kemarin-kemarin. Dia tidak mau kalau dia dan istrinya bercerai lantaran dirinya yang tidak bisa menjadi suami yang baik. Dia menganggap perasaan istrinya terlalu lebay. Dia menganggap perasaan istrinya berlebihan ketika wanita itu cemburu. Padahal, yang terjadi sebenarnya adalah dirinya tidak pernah lagi mengerti bagaimana rasanya dicemburui. Tidak pernah merasakan itu sebelumnya pada wanita lain. Freya tidak pernah cemburu padanya, Adelia tidak pernah peduli terhadapnya. Berbeda dengan Jasmine yang bahkan menangis karena ulahnya. Sepele, tapi menyakiti istrinya. Bian tidak mau lagi melakukan itu dan menyakiti Jasmine lebih dalam lagi. Sekarang, dia ingin hidup dengan akur dan baik-baik saja bersama dengan istrinya. Dia menuduh Jasmine berubah ketika pulang dari rumahnya Ulfa. Tanpa dia sendiri sadari kalau selama ini yang membuat istrinya berubah adalah ulahnya sendiri. Bian terlalu jauh membuat istrinya menderita. Dia

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   111. Kesalahan Yang Disadari

    “Dari sekian banyak pilihan, kenapa kamu memutuskan untuk bercerai sama aku, Mas?” Padahal Bian sendiri tahu, semenjak mereka bertengkar. Jasmine selalu menangis tengah malam. Bian menyadarinya, tidak ingin mengganggu istrinya malam itu. Pelariannya ke alkohol juga tidak mempan. Rasanya masih terlalu sakit kalau dia ingat betapa bodohnya dia. Secara naluri, dia masih menyayangi istrinya. Dia juga tidak ingin berpisah dengan istrinya. Jasmine adalah orang yang dia cintai. Dunia ini seolah-olah akan berhenti begitu Bian mengatakan ingin bercerai dari istrinya. Padahal dia sendiri sangat tahu kalau dirinya sangat mencintai istrinya. Dia meninggalkan semua wanita demi bisa bertahan dengan istrinya. Dia tidak meminta pendapat dari orang lain. Dia hanya berharap kalau ini akan segera selesai. Yaitu dengan cara melepaskan wanita yang begitu dicintainya. Memang dari awal Bian sudah merasa kalau dirinya itu tidak bisa menjaga rumah tangganya lagi. Bian juga sudah berusaha bertahan, namun

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   110. Cemburu Disepelekan

    Bian menganggap remeh rasa cemburunya Jasmine yang selama ini dia rasakan. Tidak menyangka kalau kalimat itu keluar dari mulut suaminya sendiri. Dia tidak pernah menduga kalau suaminya akan menganggap perasaannya tidak penting seperti itu. Setelah pertengkaran beberapa malam yang lalu. Bian pun tidak ada kata permintaan maaf sampai detik ini. Jasmine yang merasa kalau suaminya memang sangat sulit untuk mengerti perasaannya. Menikah dengan Bian dua kali, tidak serta merta membuatnya merasa baik-baik saja. Menikah hanya karena alasan demi anak. Tapi juga tidak baik untuk kesehatan mentalnya. Memang Bian baik terhadap anak-anak, ternyata pria itu abaikan semua yang dikatakan oleh Jasmine. Memang benar, dia harusnya diam saja tanpa banyak protes terhadap rumah tangganya. Tidak layak juga protes kalau tidak pernah didengarkan. Jasmine mulai menyesali ketika dia memberontak malam itu. Mulai menyesal telah mengeluarkan semua yang ada di dalam hatinya. Mulai merasa kalau dirinya tidak a

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   109. Cemburu Berlebih

    “Pa, Papa nggak berantem sama mama, kan?” Bian sedang berenang berdua dengan Noah, anaknya bertanya tentang kondisi rumah tangga mereka. Bian memang tidak pernah bertengkar dengan istrinya. Bian sedang di tepi kolam renang justru tersenyum dengan pertanyaan anaknya. Tidak ada pertengkaran apa pun yang terjadi di dalam rumah tangga mereka. Hanya saja, beberapa hari yang lalu Jasmine mengatakan dirinya sedang lelah saja. “Mama cuman capek aja, Noah. Setiap ibu pasti akan merasakan itu.” “Tapi, Pa. Papa kenapa ketemu lagi sama Nina dan mamanya?” Bian yang tadinya mengabaikan soal itu, tiba-tiba saja dia menoleh kepada anaknya. “Dari mana kamu tahu?” “Pak Egi bilang sama aku tadi waktu jemput ke tempat les. Katanya, Pak Egi sama mama ke taman belakang kantor waktu antar makan siang. Terus Papa di sana sama Nina dan mamanya.” Bian bertemu dengan Adelia tidak ada maksud apa-apa, dia hanya menemui wanita itu lantaran Nina ingin bertemu dengannya. Tidak ada maksud lain yang Bian laku

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   108. Bimbang Dengan Rumah Tangga

    Seminggu dia pergi bersama dengan Celia. Bian tidak menghubunginya apalagi bertanya apakah dia sudah sampai atau tidak. Justru dia dibiarkan begitu saja. Tidak seperti biasanya, memang pria itu sudah berubah. Jasmine tadinya memang ingin liburan bersama dengan Celia berdua. Setelah dikabari oleh kakak sepupunya kalau Ulfa ada di rumah kakaknya. Jasmine pun akhirnya ke sana dan jaraknya lebih dekat. Dia juga cerita keluh kesahnya dan menceritakan bagaimana Bian dulu juga pernah main wanita di masa lalu. Jasmine yang baru mengenal cinta justru terjebak dalam pernikahan waktu itu. Dia cemburu, tidak bisa mengungkapkannya. Sekarang, dia cemburu. Masih bisa diam juga tanpa berani berkata apa-apa. “Terus, mau sampai kapan kamu sama Celia di sini?” tanya Halim, kakak sepupunya. Jasmine duduk di sebelah kakak sepupunya di sebuah taman yang ada di rumah itu. “Mungkin lusa akan pulang. Kasihan Noah juga di sana.” Dulu, dia menerima Bian kembali karena dia kasihan kepada Noah. Lalu kemudia

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   107. Tanpa Penjelasan

    “Ada yang ingin kamu omongin sama aku nggak, Mas?” Jasmine ingin tahu apakah suaminya ingin mengatakan sesuatu seperti pertemuan atau apa pun itu. Dia akan mendengarkan semuanya. Terutama dia tidak akan berpikir berlebihan setelah mengetahui suaminya masih bertemu dengan mantan istrinya. Kalau itu adalah Freya, mungkin tidak akan sesakit ini.Merasa dikhianati oleh suaminya lantaran Bian tidak mengatakan apa pun dengan jujur. Pertemuan yang dilakukan di belakang Jasmine termasuk kejahatan dalam rumah tangga. Hilangnya kejujuran dan juga tidak ada yang tahu apa yang terjadi setelahnya. Bian meletakkan ponselnya di atas meja. Menatap Jasmine kemudian tersenyum. “Nggak ada, Sayang.” Jasmine menganggukkan kepalanya dengan perlahan, dia tahu kalau ternyata suaminya hanya pura-pura. Bahkan dari kemarin, Bian tidak meminta jatahnya. Ada apa? Kenapa pria itu berubah sekarang? Jasmine merasa seorang istri yang hanya menerima kesalahan Bian beberapa kali. Tahu kalau watak main wanita itu t

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   106. Pertemuan Rahasia

    “Bibi, aku saja yang masak. Tolong bantu aku jaga, Celia, ya!” Dia membawa anak keduanya menghadap kepada asisten rumah tangga yang ikut dengannya. Hari ini dia akan pergi bertemu dengan Amber dan juga Sophie. Mereka bertiga akan berkumpul lagi setelah sekian lama tidak bertemu. Jasmine juga akan menyiapkan makan siang untuk suaminya. Sekalian ketika berangkat ke rumah Amber nanti, dia ke kantor suaminya terlebih dahulu untuk membawakan bekal. Seperti biasa, Bian sangat menyukai masakan yang dibuatkan oleh Jasmine. Dia memasak sendirian di dapur. Lalu kemudian membiarkan Celia bersama dengan sang bibi di ruang tengah. Usai dia memasak, Jasmine langsung mandi dan menyiapkan segala kebutuhan yang akan dia perlukan nanti untuk Celia selama berada di rumah Amber. Entah itu pakaian ganti dan juga popok. Dia diberikan izin untuk bertemu dengan Amber karena dia mengatakan akan diantar oleh sopirnya. Bian sangat sensitif sekali membiarkan Jasmine keluar. Lalu kemudian setelah selesai be

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   105. Pertemuan Dengan Adelia

    “Pak, ada seseorang menunggu Anda di taman belakang kantor,” beritahu Sierra begitu Bian baru saja kembali dari proyek. Bian langsung turun dan pergi ke taman kantor yang tidak jauh dari tempat ini. Lalu kemudian kaki jenjangnya melangkah dengan sangat cepat ke sana. Baru saja tiba di sana, tubuhnya langsung bereaksi ketika melihat wanita bersama dengan anak kecil sedang duduk di bangku taman. Dia menghampiri secara perlahan dan wanita itu kemudian menoleh. Anak kecil itu berlari ke arahnya. “Papa,” dipeluknya Bian sangat erat. “Maafkan aku, Bian. Aku menemuimu kembali. Bukan maksudku mencarimu lagi. Aku tahu, kamu sudah menikah dan mungkin kamu sudah punya kehidupan yang lebih layak. Namun, dia menangis dan selalu mencarimu.” Bian berjongkok dan memeluk anak kecil yang dibawa oleh wanita itu. Wajar rasanya kerinduan Nina tidak akan pernah berakhir. Karena selama ini yang merawat anak ini adalah dirinya. Bian memang tidak ingin berakhir dengan pengkhianatan. Lalu dia menggendong

  • Mengejar Cinta Mantan Istriku   104. Kelahiran Kedua

    Tangis seorang bayi memenuhi ruangan yang khusus untuk Jasmine. Kelahiran bayi perempuan yang baru saja beberapa menit lalu. Melengkapi kehidupan rumah tangga mereka yang pada akhirnya mampu membuat Bian takjub dengan istri dan juga anaknya. Dia merasa bangga sekali pada istrinya yang telah melahirkan bayi secantik itu. Dia juga bangga kepada anak perempuan yang lahir dengan selamat dan proses persalinan Jasmine dengan normal. Di rumah sakit pilihan Amber untuk Jasmine melahirkan. Suasana begitu tegang sebelum si kecil dilahirkan. Beberapa kali Jasmine mengerang kesakitan. Berpikir kembali jika itu dirasakan oleh Jasmine beberapa tahun lalu ketika melahirkan Noah sendirian. Selama beberapa tahun terakhir istrinya telah berjuang sendirian. Melihat anak keduanya lahir, harapan baru telah muncul dalam kehidupannya Bian. Menunggu selama ini untuk kehadiran anak kedua mereka. Meskipun sebenarnya dia melihat kalau Noah juga sangat berharap adiknya segera lahir ke dunia ini. Bian bisa t

좋은 소설을 무료로 찾아 읽어보세요
GoodNovel 앱에서 수많은 인기 소설을 무료로 즐기세요! 마음에 드는 책을 다운로드하고, 언제 어디서나 편하게 읽을 수 있습니다
앱에서 책을 무료로 읽어보세요
앱에서 읽으려면 QR 코드를 스캔하세요.
DMCA.com Protection Status