“Mama, kapan aku boleh ikut?”Jasmine duduk di berjongkok ketika dia baru saja pulang dari kantor. Tadi pagi dia mengantar anaknya ke tempat biasa. Si kecil selalu menangis untuk ikut semenjak Bian mengatakan kalau anaknya boleh ikut ke kantor. Padahal, dia tidak ingin kalau ada orang lain yang mengganggu.Jasmine tidak mau juga kalau si kecil bertemu dengan Freya. Wanita itu terlalu mengerikan bagi Jasmine.“Ya, sabar aja, Sayang. Mama sibuk banget. Belum bisa bawa ke sana. Mama juga sering keluar kantor. Om Bian selalu ngajakin kerja di luar.”Anaknya menatap dengan iba. Entah kenapa dia semakin melihat anaknya selalu berharap setiap kali ada pertemuan Jasmine dengan orang lain. Memang menjadi seorang janda anak satu tidak pernah dia bayangkan. Waktu itu juga dia tidak menyangka sedang hamil. Mungkin dia tidak masalah kalau kehilangan perawannya. Akan tetapi kalau hamil lalu kemudian bercerai, itu tidak pernah masuk ke dalam list di dalam hidupnya.Banyak hal yang membuatnya t
“Kenapa gaji saya sangat banyak?” tanya Jasmine kepada Bian yang sedang di meja kerjanya.Wanita itu berdiri di depan Bian saat menanyakan jumlah gaji. Bian menutup berkasnya dan menatap wanita itu. “Gajimu mengikuti aturan perusahaan ini. Jadi, kamu tidak perlu bertanya.”“Oh, maaf. Saya pikir gaji saya mengikuti peraturan perusahaan lama, karena saya di sini hanya sebentar.”“Kamu bisa mengisi yang kosong, Jasmine. Nanti setelah Sierra kembali. Kamu bisa isi jabatan yang lain. Jarak rumahmu juga ke tempat ini tidak terlalu jauh.”Jasmine menggelengkan kepalanya. “Tidak perlu, Pak. Saya akan kembali ke kantor lama saja nantinya.”“Oke, terserah kamu. Aku hanya menawarkan.”Padahal Bian ingin melindungi anaknya. Sekalipun tidak ada hubungan lagi antara mereka. Hubungan suami istri mereka telah usai beberapa tahun lalu. Dia tidak ingin ada hal berbahaya yang menyentuh anaknya.Sekalipun 24 jam tidak bisa mengawasi anaknya. Akan tetapi Bian tetap saja merasa kalau dirinya perlu meneman
“Jasmine, minta tolong minta tanda tangan bapak, ya!”Bian yang tidak sengaja mendengar permintaan karyawannya dan menyuruh Jasmine. “Oke, nanti kalau bapak udah kembali. Bapak lagi di luar sama Edo.”Bian sudah kembali. Tidak terima kalau Jasmin disuruh-suruh.Sewaktu dia di lift, pintu lift itu terbuka dan ternyata ada Jasmine yang membawa beberapa berkas untuknya. “Pekerjaanmu?”“Ada berkas yang harus Bapak tanda tangani.”Bian tahu dia juga mendengar itu tadi ketika sedang lewat di sana. Bian hanya merasa kalau wanita ini terlalu banyak meladeni orang lain sehingga yang lainnya terlihat santai dan bisa menyuruh Jasmine kapan pun mereka inginkan.Jasmine berjalan di belakangnya memang tugas seorang sekretaris seperti itu. Tapi kalau untuk meminta tanda tangan dan meminta Jasmine yang melakukannya. Bian merasa itu keterlaluan karena Jasmine juga banyak pekerjaan di dalam sana.Setibanya di ruangannya, Jasmine meletakkan semua di atas meja. “Jadwalku hari ini apa?”“Sudah tidak ada
“Jasmine hari ini tidak masuk, Pak. Dia sudah izin karena hari ini Noah dibawa ke rumah sakit.” Bian baru saja melepaskan jasnya, mendapatkan informasi dari Edo kalau wanita itu tidak masuk bekerja. “Noah sakit apa?” “Jasmine bilang kalau dia akan membawanya ke rumah sakit. Saya tidak tahu selebihnya.” Bian sendiri hanya menganggukkan kepalanya. Dia kembali fokus bekerja dan memerintahkan Edo mengambil alih. Itulah gunanya punya dua sekretaris sekaligus agar dia bisa membiarkan salah satunya seperti ini. Setelah dia selesai mengerjakan semuanya. Bian teringat apa yang dikatakan oleh Edo tadi mengenai anaknya. Dia beranjak dari tempat duduk. “Edo, apakah ada kabar dari Jasmine?” Edo langsung mengiyakan dan memberikan informasi tentang Noah. Anak itu sedang diinfus di rumah sakit. Jasmine mengirimkan video. “Tanyakan pada Jasmine alamat rumah sakitnya.” Tahu kalau dia tidak akan pernah bisa menemani anaknya sepanjang waktu. Tapi Bian sendiri berjanji bahwa tidak akan membiarkan an
“Setelah kamu selesai dengan cuti ini. Aku akan kembali ke perusahaan lama,” ucap Jasmine pada Sierra.Sedangkan temannya hanya tertawa. “Mana mungkin dia akan berikan izin untuk kembali. Apalagi dia bilang kamu juga gesit.”Jasmine hanya merasa dirinya tidak mau berlama-lama di sana. Terutama dengan kebaikan yang diberikan oleh Bian. Takut kalau nanti dia menganggap semua itu sebagai sebuah perasaan yang berlebih.Jasmine bengong ketika berbicara dengan Sierra. Setelah si kecil keluar dari rumah sakit. Lalu kembali lagi ke daycare. Dia kembali bekerja dan hari libur dia langsung menemui Sierra.Wanita itu menyambutnya dengan baik. “Kudengar dari Edo, kamu dikunjungi ke rumah sakit waktu Noah sakit?”Jasmine mengangguk. “Ya. Aku dikunjungi. Ruangannya Noah juga dipindahkan ke tempat khusus. Dia bilang kalau Noah bangun karena suara ribut. Lalu dia pindahkan ke VIP dan bisa istirahat dengan tenang.”“Sama sepertiku dulu. Aku pernah sakit. Apalagi awal kehamilan aku juga dijenguk. Dia y
“Pak, makan malamnya dilaksanakan besok malam.” Bian yang mendengarnya mengangguk. Hari ini Jasmine sudah mulai masuk kerja lagi. Lalu kabar itu diberikan oleh Edo kalau dia akan makan bersama dengan Sadewa dan juga keluarganya. “Apakah saya harus memberitahu Jasmine?” tanya Edo ketika Bian bengong. Memang persyaratan dari Sadewa adalah membawa Jasmine. Tapi mana mungkin dia membawa wanita itu ke sana. Dia belum ada obrolan apa pun dengan Jasmine dan tidak mungkin mengajak wanita itu tiba-tiba. “Biarkan aku yang mengatakannya.” Edo kemudian pamit dan keluar dari ruangannya. Sedangkan Bian bangun dari tempat duduknya dan menghampiri Jasmine yang ada di ruangannya. Setelah di sana. Wanita itu menatapnya. “Jasmine. Bisakah kamu membantuku?” “Tentu saja.” “Bukan tentang pekerjaan. Ini tentang papaku. Aku ingin mengajakmu ke suatu tempat. Ini tentang papaku yang mengajakku makan malam dan harus membawamu.” Jasmine memutar kursinya. Mata wanita itu terlihat teduh. “Bukankah
“Apa syarat yang kamu ajukan untuk menyetujui permintaanku?” tanya Bian.Jasmine menunduk dan menghela napas panjang. “Sebentar lagi Noah ulang tahun. Apakah Anda bersedia untuk menjadi temannya saat itu? Dia mengatakan ingin bertemu ayahnya. Akan tetapi ayahnya sedang sibuk bekerja.”Bian yang mendengar itu sedikit iba dengan nasib anaknya. Jujur saja kalau dia tidak pernah menyangka itu akan terjadi. Permintaan Jasmine yang seperti itu dia nantikan. Sekalipun dia tahu kalau Noah sebentar lagi akan ulang tahun. Ini yang dia harapkan saat wanita itu meminta dirinya menghadiri ulang tahun sang anak.Setuju dengan permintaan wanita itu. Bian menganggukkan kepalanya. “Aku akan ke sana.”“Baik.”Panggilan yang dilontarkan oleh Jasmine juga tidak seperti biasanya. Jadi, bahkan Bian tidak masalah tentang itu dan merasa kalau dia lebih akrab lagi dengan mantan istrinya.Keesokan harinya. Tidak ada kesibukan yang dia lakukan. Semua sudah beres kemarin karena Bian meluangkan waktunya untuk l
“Mama tidak bisa menuruti keinginan kamu untuk menghadirkan papa di sini. Bagaimana kalau nanti om Bian yang ke sini?” Noah yang sedang bermain ditanya seperti itu oleh Jasmine. Dia sudah ada kesepakatan bersama dengan Bian setelah membantu pria itu. Jasmine menuruti apa yang dikatakan oleh mantan suaminya. Berhadapan dengan Sadewa memang agak ditakutkan oleh Bian. Elma juga memberikan bingkisan untuk Jasmine waktu itu. Mereka belum tahu kalau Jasmine dan Bian sudah lama bercerai. Sembari menunggu jawaban sang anak. Jasmine masih ada di sana. “Kenapa nggak papa aja?” “Papa sibuk banget, Noah.” Anak itu mengangguk. Padahal orang yang akan menghadiri itu adalah papa kandung dari anaknya sendiri. Belum diberitahu oleh Jasmine karena dia takut Bian mengambil Noah. Atau lebih parahnya lagi pria itu tidak mau mengakui Noah. Ketakutan-ketakutan itu rasanya sangat wajar sekali dirasakan oleh Jasmine. Terutama dia tidak pernah mempertemukan Bian dengan Noah ketika anak ini baru lah