"Lepas!""Kenapa kau masih mengikutiku terus, hah?" Elleza meneriaki Allarick setelah menghempaskan tautan tangan pria itu dari tangannya.Allarick berdecak malas. "Aku tidak membawa mobil, Elle. Tadi pagi aku kemari bersama Lucas," jelasnya seraya melirik ruangan Lucas."Ya sudah! Kalau begitu sana kamu ke ruangan kak Lucas. Kenapa mau ikut ke ruanganku lagi!"Gadis itu berusaha mendorong Allarick yang bersandar di pintu ruangannya, tapi tentu saja tak berhasil. "Tidak mau. Aku akan ikut pulang bersamamu nanti," tolak Allarick."KAU!!!"Elleza meremas kedua tangannya di depan Allarick, serta menggertakkan giginya untuk menahan emosi. Apalagi saat melihat wajah tanpa dosa pria bajingan itu! Rasanya Elleza ingin mengulitinya hidup-hidup!"Ck, kalian ini. Bukankah kalian baru saja bermesraan di depan wartawan? Kenapa sekarang bertengkar lagi?" Sepasang mantan tunangan itu menoleh bersamaan, dan mendapati Lucas berada di depan ruangannya sambil bersidekap dada."S-siapa yang bermesraan
Terlampau jengah dengan perdebatan mengenai status pertunangannya, kini Elleza memilih untuk bersikap masa bodoh. Toh hidupnya bukan hanya sekedar tentang hubungan percintan saja, masih banyak hal lain yang harus di pikirkan.Walaupun kini hidupnya tak tenang lantaran ulah Allarick yang selalu saja mempunyai cara untuk mendekatinya, tapi tak apa. Setidaknya dengan begini, laki-laki bajingan itu bisa merasakan bagaimana berada di posisinya.Sejatinya, memperjuangkan cinta bukan hanya dilakukan oleh satu orang. Hubungan yang ada di antara dua orang, harus di perjuangkan oleh keduanya. Dengan demikian, maka cinta itu akan lebih kuat dan bertahan dari berbagai goncangan.Selama ini, bertahun-tahun Elleza hanya berjuang dan mencintai sendirian. Elleza berusaha membuat hati Allarick yang sekeras batu itu melunak. Di tengah penolakan dan sikap buruk Allarick, Elleza tetap teguh pada pendiriannya untuk bertahan.Mungkin bisa di katakan, saat ini menjadi titik lelah bagi seorang Elleza. Ia yan
Elleza menatap satu persatu orang yang duduk di depannya dengan tenang. Kemudian tatapannya beralih ke samping seolah meminta persetujuan, hingga tak lama anggukan tanda setuju itu diterimanya.TakSebuah cincin bertahta berlian yang semula tersemat di jari manisnya, ia letakkan di meja membuat atensi semua orang mengarah padanya. Gadis itu menghela nafas, matanya yang berkaca-kaca tak menggoyahkan tekadnya.“Papi, mami, sebelumnya Elleza minta maaf. Mungkin keputusan Elleza ini akan membuat kalian kecewa, tapi Elleza akan tetap mengatakannya.” Elleza menjeda, mengambil nafas dalam-dalam sebelum melanjutkan ucapannya.“Elleza memutuskan pertunangan dengan Allarick.”Sepasang paruh baya yang di panggil Elleza dengan sebutan papi dan mami itu menatapnya dengan penuh tanya, dan ia dapat melihat tatapan kecewa dari mata keduanya.“Elleza sudah memikirkannya matang-matang, dan Elleza yakin itu yang terbaik buat Elleza maupun Allarick. Elleza berharap papi dan mami mau mengerti dengan keput
(Flashback On)Dua hari yang lalu..“Senang bekerja sama dengan anda Mr. Allarick Xaviero,” ucap Lucas- kakak Elleza dengan formal sambil menjabat tangan Allarick. Sebagai sekretaris kakaknya, Elleza ikut tersenyum tipis pada Allarick.Lucas menarik tangan Elleza, dan melangkah meninggalkan ruangan meeting perusahaan Allarick tanpa berpamitan. Sejak awal pertunangan mereka, Lucas memang selalu menunjukkan ketidaksukaannya pada Allarick. Ia tau kalau Allarick itu laki-laki brengsek yang hanya terpaksa bertunangan dengan adiknya.“Kakak jangan gitu terus sama Al, dia sekarang baik kok.” Elleza membujuk kakaknya sambil berjalan cepat mengimbangi langkah laki-laki itu.“Jangan terlalu bodoh, Elle.”Elleza berdecak, “Dia sekarang baik kak, bahkan dia bilang mulai belajar buat mencintai Elle juga. Kakak nggak tau aja kalau beberapa bulan ini hubungan kita membaik, jadi kayak orang pacaran, hihi.”“Tidak ada laki-laki baik yang masih berhubungan dengan kekasihnya saat sudah memiliki tunangan
Lucas yang baru saja pulang dari lembur mengernyit bingung saat memasuki rumah. Ia melihat jam tangannya, masih terlalu dini untuk tidur tapi semua keluarganya tidak kelihatan. Baru akan melanjutkan langkah menuju kamar untuk membersihkan diri, ia mendengar suara pintu utama yang terbuka.Alisnya terangkat satu saat melihat orang tua dan adiknya memasuki rumah dengan wajah murung. Bahkan adiknya itu langsung pamit pergi ke kamar tanpa menyapanya sama sekali.“Kalian dari mana?” Lucas bertanya setelah duduk di depan orang tuanya.“Dari rumah om Kendrick, kak.”“Ngapain pa?”Adam menghela nafas, “Adikmu memutuskan pertunangan dengan Allarick,” ucapnya sendu.Lucas tak bisa menutupi keterkejutannya, ia spontan melirik ke arah lantai atas di mana kamar adiknya berada. Mengapa tiba-tiba seperti ini? Bahkan ia masih ingat betul kalau dua hari yang lalu hubungan mereka berdua masih baik, Elleza juga meyakinkan kalau Allarick sekarang berubah dan berusaha mencintai adiknya itu.“Alasannya apa
“Aku tak habis pikir, ternyata kau masih punya muka untuk datang kerumah ini tuan muda Xaviero,” ejek Lucas menatap remeh pada Allarick yang berdiri di depannya.“Aku ingin bertemu Elle kak. Dia hanya salah paham, dan aku akan menjelaskan yang sebenarnya.”“Siapa yang datang kak? Kenapa tidak di ajak masuk?”Lucas dan Allarick sama-sama menoleh ke arah belakang di mana suara Karina itu berasal. Keduanya saat ini memang sedang berdiri di depan pintu. Tadi Allarick datang bertepatan dengan Lucas yang keluar hendak bermain catur dengan security di pos.“Kenapa kemari?” tanya Karina dengan ketus.“Al ingin bertemu Elleza, ma. Semua tidak seperti yang dia pikirkan, begitupun dengan kalian.”Karina menatap putra sulungnya seakan meminta pendapat. Walaupun sebenarnya ia ingin mengusir Allarick pergi dari sini, namun di saat bersamaan ia juga ingin tau apa sebenarnya permasalahan yang membuat Elleza senekat itu memutuskan pertunangan sepihak.Lucas mengangguk pada mamanya, lalu pergi ke taman
Dengan langkah lebar dan pandangan lurus ke depan, Allarick Xaviero berjalan santai memasuki gedung perusahaannya. Kantung mata laki-laki itu menghitam, wajahnya tak sesegar biasanya, namun tetap saja ketampanan seorang tuan muda Xaviero itu tak berkurang.Para karyawan yang berlalu lalang membungkuk dengan segan padanya. Si bos yang akhir-akhir ini sangat murah senyum itu, hari ini terlihat begitu dingin dan suram. Dan mereka memilih untuk menghindar daripada terkena masalah.“Arick.”Panggilan itu mengalihkan perhatian Allarick. Ia cukup terkejut saat melihat Laura dengan berani menunggunya di lobby, bahkan wanita itu kini berjalan mendekatinya.“Arick.”“KENAPA KALIAN MEMBIARKAN WANITA INI MASUK, HAH?!” Teriaknya murka, ia mengedarkan pandangannya menatap pada para karyawan, sesaat kemudian security berlari mendekat.Laura memegang tangan Allarick, “Arick, aku mohon bantuan kamu. A-aku, aku butuh pekerjaan Arick. Tidak bisakah kamu kasih aku pekerjaan? Aku nggak tau lagi harus mint
Suara pecahan serta benda-benda jatuh masih terus terdengar di ruangan Allarick. Sepeninggal Lucas dan Elleza, pria itu langsung kembali ke ruangannya dan membanting barang-barang yang ada di ruangannya untuk melampiaskan emosi. Brakk Kepalan tangan Allarick kembali menghantam meja. “Arghhh kau tidak bisa melakukan ini padaku Elle!! Kau tidak bisa pergi dariku!!” teriaknya. “Kau sudah masuk ke dalam hidupku dan berhasil membuatku jatuh padamu. Untuk itu, kau tak akan pernah bisa pergi semaumu, Elle. Kalau dengan cara halus kau tetap keras kepala, maka aku akan menggunakan cara kasar dan licik untuk membuatmu kembali padaku,” lanjutnya dengan seringai tipis. Laki-laki itu mulai tenang, ia beranjak ke arah sofa dan mendudukkan diri. Tangannya terjulur ke arah laci kecil di samping sofa untuk mengambil sesuatu yang ia simpan di sana. Glek Pria itu menenggak minuman alkohol langsung dari botolnya, “Ah, hanya kau yang bisa membuatku mabuk di jam kerja seperti ini, Elle.” Allarick terk