Share

BAB V

Author: FIDÉLITÉ
last update Last Updated: 2022-09-26 18:06:22

“Saat itu hujan deras, saya sedang menyetir, pandangannya juga tidak cukup jauh. Dan, ada sebuah plan berwarna hijau,”

“Oke, bisa kau lihat lebih jelas apa yang tertulis di plang tersebut?”

“Ada tanda panah, lalu..”

“Lalu?”

“Seorang wanita tiba-tiba menjerit, badan saya juga terasa kaku. Seperti tidak bisa di gerakkan, hujan yang begitu deras terus menusuk wajah saya, dan...” Andre tiba-tiba mengerutkan wajahnya, nafasnya juga mulai tidak beraturan,.

“Oke, Andre. Dengarkan suara saya. Saya akan menghitung dari satu sama tiga. Dan pada hitungan ketiga, kamu akan membuka matamu seolah kenangan buruk itu tidak pernah terjadi. Satu.. dua... tiga..” ucap Bu Riska, psikiater yang sudah menangani Andre selama tiga bulan terakhir ini.

Sesuai dengan instruksi yang di berikan oleh Ibu Riska, Andre mulai bernafas dengan sebelum akhirnya membuka matanya pada saat Ibu Riska menyebutkan angka tiga.

“Semenjak kapan mimpimu yang ini muncul,”

“2 atau 3 hari yang lalu mungkin? Setelah saya pulang dari rumah orang tuaku,”

“Dan sebelumnya kamu tidak pernah memimpikannya?”

“Nope,”

“Oke,” Ibu Riska menjawab sambil menuliskan semua catatan terkait sesi hipnoteraphy hari ini di buku besar khusus untuk kasus milik Andre.

Melihat jam di dinding ruangan milik Bu Riska menunjukkan pukul 1 siang—yang artinya waktu istirahat kantornya sudah isai—Andre langsung berpamitan kepada Bu Riska.

Sudah seminggu setelah kejadian di kantor waktu itu. Hubungannya dengan Yunita bisa dibilang tidak ada perkembangan sama sekali walaupun mereka sudah melakukan ciuman yang terbilang cukup panas saat itu.

'Tanya saja ke orang tuamu' kata-kata itu terus mengantuinya. 

Tiba di kantor, Andre di kejutkan dengan kerumunan orang yang berkerumun di depan ruangan Timnya.

“Kenapa pada berkerumun di sini hah? Ngak punya kerjaan lain kalian?!” Andre tegas menegur kerumunan tersebut dengan suara yang lantang.

“Jadi kau yang namanya Andre?” seorang perempuan yang gaya bicaranya seperti sedang menantang tiba-tiba menyahut kepada Andre.

Andre mencoba menahan diri untuk tidak membentak balik perempuan di depannya ini. Karena jika di perhatikan secara sekilas, perempuan ini pasti jauh lebih tua darinya.

“Maaf bu, ada perlu apa ya?” Andre berusaha bersikap seramah mungkin,

“Ada perlu apa? Dasar laki-laki tidak tahu malu. Baru seorang Kepala Tim saja sudah merasa sok kamu. Berani-beraninya kamu menyakiti anak saya!”

Pernyataan mendadak yang terlontar dari mulut perempuan ini dengan suara yang nyaring, sontak langsung mengundang perhatian. Tidak hanya dari anggota Tim 8 saja, namun semua orang yang mendengar hal tersebut.

“Maaf ya bu, saya tidak mengeri maksud ibu apa. Dan juga, saya...”

“MOM!!” Andre mendengus begitu mendengar suara Linda, 

“Dasar orang-orang gila,” Andre berujar dalam hatinya; 

“Mama kenapa sampai ke sini sih,” Linda berbisik sambil mencengkeram lengan ibunya, “Maaf Ndre, maaf banget,”

“Kenapa kamu yang minta maaf? Dia sudah..”

“Maaf ya bu, saya tidak punya hubungan apa-apa dengan Linda. Jadi tolong jangan mencemarkan nama baik saja lebih jauh lagi. Dan kau Linda..” Andre berhenti sejenak, dia menarik nafas agak dalam demi menahan emosinya yang sudah siap untuk meluap kapan pun,

“Tolong jelaskan kepada ibumu dengan baik dan jelas,” lanjutnya dengan gigi yang terkatup.

“I.. iya, maaf semuanya, maaf sudah membuat keributan,” ucap Linda sembari memaksa ibunya untuk meninggalkan tempat itu. 

Begitu kembali ke mejanya, Andre yang merasakan kepalanya sedikit pusing, langsung mengambil obat yang biasa dia minum setiap kali habis marah-marah cukup hebat.

Yunita tampak khawatir saat Andre meminum 2 jenis obat yang di minum terpisah. Dia kemudian mengambil handphonenya dan mengirim pesan kepada Andre,

‘Taman yang waktu itu. Sekarang!!.’

Setelah membaca pesan tersebut, Andre menggunakan alasan rapat dengan Dodit untuk bisa pergi diam-diam dengan Yunita—yang biasa juga dia gunakan untuk sekedar istirahat diam-diam dari pekerjaannya.

***

“Sudah berapa lama kamu mengonsumsi obat-obatan itu?” Yunita langsung betanya tanpa berbasa-basi saat mereka tiba di taman tempat Andre menciumnya secara tiba-tiba.

“Gara-gara itu doang kamu nyeret aku ke sini. Jujur deh, kamu bukannya nyeret aku ke sini sini karena kangen kan?” Andre menggoda dengan senyumannya.

Semenjak kejadian seminggu yang lalu dia memang sudah bertekad untuk mendapatkan hati Yunita lagi, bagaimana pun caranya.

“Ngak usah cengengesan kamu, jawab saja pertanyaanku,”

“Sebegitu penasarannya?" Andre tersenyum tipis, "Begini saja, kamu temanin aku ke acara reuni universitas kita besok, bagaimana?” Andre bernegosiasi dengan menggunakan rasa penasaran Yunita.

“Untuk apa?” Yunita bertanya. Dia merasa curiga dengan ajakan Andre.

Akan tetapi, Andre tidak menjawab. Dia hanya tersenyum menatap Yunita sebelum kemudian berbalik dan berjalan pergi.

Yunita sebenarnya tidak ingin menuruti permintaan Andre tersebut. Akan tetapi rasa penasarannya memaksanya untuk setuju-setuju dengan persyaratan Andre tersebut. Terlebih lagi, hal ini sangat berkaitan dengan kesehatan Andre.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Mantan   ARK III : BAB VIII

    “Jangan salah paham. Aku hanya ngak mau orang-orang menganggap kejadian tadi adalah pertengkaran sepasang kekasih,” Andre langsung menjelaskan alasannya, mumpung hanya ada mereka berdua saja dalam lift saat ini.“Kenapa kamu tidak pernah memberikan aku kesempatan?”“Masih harus ku jelaskan berulang kali? Cinta itu tidak bisa di paksa, Linda. Kamu memang mungkin menyukaiku, tapi aku tidak pernah menganggap kamu lebih dari seorang teman dan tetangga. Mau sampai kapanpun kamu memaksakan perasaanmu padaku, aku tidak akan bisa menerima perasaanmu.Malah aku akan menjadi ornag brengsek kalau menerima perasaanmu meski aku tidak menyukaimu sedikit pun,” Andre menjelaskan.“Lalu kenapa harus dengan Yunita, walau dia sudah menyakitimu seperti itu, kenapa kamu malah memilih dia?” Linda kembali bertanya ketika mereka berdua keluar dari dalam lift.Andre menghela nafas saat akan membuka pintu apartemennya, “Kami memang mempunyai masa lalu yang pahit. Tapi semua itu hanya salah paham. Kamu tidak ta

  • Mengejar Cinta Mantan   ARK III : BAB VII

    Melihat Roland dan Linda turun dari mobil yang sama, Andre berjalan kembali ke dalam restoran, ke ruangan tadi. Kali ini, dia sudah tidak bisa lagi untuk bersikap ramah dan lebih memilih memasang wajah ketus setiap kali menatap Pak Martaka.“Kenapa wajahmu begitu?” Yunita mendekatkan diri dan berbisik di dekat Andre,“Kamu lihat saja sendiri nanti,” jawab Andre, dia kembali meneguk segelas Sprite tanpa jeda sedikit pun. Matanya sekarang menatap Pak Martaka dengan sorotan tajam.Sementara Yunita yang heran dengan sikap Andre sekarang ini, hanya diam saja sambil sesekali melirik ke mana Andre menatap. Namun begitu pintu terbuka, dia bisa langsung mengerti apa penyebab perubahan mood pada diri Andre saat ini.Dia mendengus tersenyum begitu melihat Roland dan juga Linda saling melingkarkan tangannya satu sama lain layaknya sepasang kekasih.“Y.. Yunita?” Roland melepaskan lengannya dari Linda, wajahnya terlihat seperti seorang suami yang sedang ketahuan berselingkuh.“Kalian saling kenal?

  • Mengejar Cinta Mantan   ARK III : BAB VI

    “Tim dari Departemen Drama dan Web Series sudah berusaha bernegosiasi dengan dia, sudah 10 kali bahkan. Tapi orang ini selalu menolak dengan alasan yang terbilang agak sulit. Dia ingin jaminan royalti 10% setelah acaranya selesai, gaji pokok di naikkan 20%, dan cast harus patuh penuh terhadap aturannya. Tapi..”“Tidak banyak aktor ataupun aktris yang menyukai dia,” dia menyela Yunita yang sedang menjelaskan secara singkat progress negosiasi dengan Martaka,“Kamu tahu?”“Sudah jelas,” dia menjawab dengan nada jutek. Sebab dia pernah bekerja sama satu kali dengan orang itu. Dan jujur saja, dirinya sendiri memang sangat muak dengan cara kerja Martaka yang terbilang ‘over perfeksionis’.Walau begitu, memang sih semua project yang di pegang oleh orang itu selalu saja berhasil menjadi hits di dunia hiburan. Dan sangat kebetulan, penulis untuk proyek kali ini termasuk orang besar dan juga sama menyebalkan dengan Martaka, hanya ingin bekerja dengan orang-orang paling top di bidangnya.“Tapi k

  • Mengejar Cinta Mantan   ARK III : BAB V

    Seperti yang di ucapkan Yunita, Ayah Ibunya menerima Andre dengan senyum ramah. Bahkan Ayahnya memeluk erat Andre dan menyebutnya sebagai ‘calon menantu kesayangan’. Sama seperti ayahnya, ibunya memeluk Andre sambil mengucapkan ‘terima kasih’—yang baginya, seperti permintaan maaf yang tulus jika dia harus menerjemahkannya.“Akhirnya datang juga orang yang paling di bicarakan di rumah ini seminggu terakhir,”Semua orang tiba-tiba menoleh ketika Angelica yang baru saja datang berbicara.“Kakak,” Yunita langsung menimpali, sebab kakaknya ini sangat suka sekali bercanda dengan memasang wajah serius seperti yang sedang terjadi sekarang.“What? Kakak cuma menyambut calon suami kesayanganmu kok. Tahu ngak..”Mendengar kakaknya berbicara seperti itu, dia sudah bisa langsung tahu apa yang akan kakaknya katakan berikutnya. Dengan buru-buru dia berlari ke arah kakaknya dan berusaha menutup mulu

  • Mengejar Cinta Mantan   ARK III : BAB IV

    Besoknya, sesuai dengan perjanjiannya dengan Yunita kemarin di kantor, Andre dan Nia menunggu Yunita di Plaza Senayan, tepatnya di salah satu outlet brand mewah yang menjadi simbol orang kaya, G***i. “Memangnya kakak punya duit apa?” Merasa dirinya terlalu di rendahkan oleh adiknya satu ini, dia kemudian mengeluarkan dompetnya dan memamerkan beberapa kartu kredit black card dari beberapa bank ternama. “Masih mau ngomong?” ucapnya sambil tersenyum sinis. “Kakak ikutan investasi bodong ya?” “What the.., kagak lah. Kakak itu kalo setiap gajian, setengahnya kakak invest ke dalam berbagai hal,” Setelah selesai menjawab, dia tersadar akan satu kesalahan fatal yang baru saja di perbuat, yaitu menjelaskan soal keuangan pribadinya kepada Nia. Dan ketika dia melirik ke sampingnya, betul saja, Nia kini menatapnya dengan tatapan tajam. “Begitu ya, giliran aku minta sesuatu pasti dibilang nanti-nanti. Kalau Kak Yunita, kakak langsung gercep

  • Mengejar Cinta Mantan   ARK III : BAB III

    “Ngak mungkin,” ibunya tampak syok dan menggelengkan kepala, “Dia tidak mungkin akan melakukan seperti itu, mama tidak percaya. Kamu pasti mengatakan itu untuk membuat mama benci dengan dia kan? Supaya mama merestui kamu dan Yunita, wanita licik itu,”“Nak, tuduhanmu itu cukup berbahaya? Kamu punya buktinya?”“Iya kak. Meski aku juga ngak suka dengan Kak Linda, tapi tuduhan kakak itu terlalu berbahaya,”“Kenapa? Aku mendengarnya sendiri kok, saat di Italia,” dia sengaja tidak melibatkan Yunita dalam hal ini, karena ibunya pasti akan mengarahkan semua tuduhan ke Yunita lagi, “Dan dia bahkan datang bersama dengan Roland, CEO baru dari saingan kita,”“Tunggu dulu, Roland dari JC Group? Yang baru saja mengakuisisi D&D Media tahun lalu?”“Yup, siapa lagi memang saingan terkuat kita saat ini selain mereka,”Melihat ayahnya yang menghela nafas, dia menduga kalau ayahnya sudah tahu soal Roland. Dan menurutnya, Ayahnya pasti menyembunyikan sesuatu darinya.“Jadi rumor itu benar ternyata,”“Rum

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status