Share

BAB 3: Terkejut

Author: Asayake
last update Last Updated: 2022-07-07 23:01:46

“Kenapa tidak juru masak yang membuat?”

Rosea melongo kaget, pertanyaan anak itu semakin terdengar sombong dan membuat jiwa susah Rosea meronta-ronta.

Siapa sebenarnya yang mendidik anak ini? Bagaimana bisa dia sudah seprofessional itu dalam berbicara tidak mengenakan?.

Rosea membuang napasnya dengan kasar, dia tidak bisa kesal dan tersinggung dengan anak kecil. Mereka masih polos dan tidak bersalah, yang bersalah adalah orang-orang yang di contoh olehnya.

“Aku tidak punya juru masak,” jawab Rosea dengan jujur.

“Kamu sungguh mau membaginya?” Prince kembali bertanya.

 “Kalau kamu tidak mau, kembalikan saja,” kesabaran Rosea mulai hilang.

Mata Princa sedikit berkaca-kaca, anak itu teringat jika ini untuk pertama kalinya ada orang dewasa yang mau mengajaknya berbicara di taman dan menawarinya makanan, tanpa menanyakan di mana orang tuanya dan menganggap Prince anak yang tersesat.

 “Aku mau,” bisik Prince samar.

Mendengar suara lemah bercampur sedih anak itu, Rosea langsung menggerakan wajahnya dan kembali melihatnya. Rosea terpaku memperhatikan bagaimana anak itu menyendokkan makanannya dengan ragu dan segera memasukannya ke dalam mulutya, lalu mengembalikan kotak nasi Rosea.

“Namamu siapa?” Tanya Rosea yang kini ikut menyuapkan makananya lagi.

“Prince.”

“Namaku Rosea, panggil aku Sea.”

Tidak ada jawaban apapun lagi dari Prince, namun anak itu kembali melihat kotak makanan  Rosea dan memperhatikan bagaimana Rosea menyuapkan makanannya lagi dengan rakus seperti takut Prince mencuri makanannya dan meminta beberapa suap lagi.

Perasaan tidak tega menyentuh hati Rosea begitu melihat tatapan sedih di mata Prince karena Rosea tidak menawarinya lagi, dengan terpaksa akhirnya Rosea kembali menyodorkan kotak makananya. “Masih mau? Makan saja.”

Prince mengambil tas di belakangnya dan membukanya, Prince mengambil kotak makanannya sendiri dan memberikannya kepada Rosea. “Kita bertukar,” kata Prince terdengar bijaksana.

Rosea mendengus geli mendengarnya, ucapan Prince membuat Rosea cukup tersanjung. Dengan cepat akhirnya mereka saling bertukar makanan.

Hidung Rosea mengerut tidak suka, melihat kotak makanan Prince yang di penuhi buah-buahan segar dan spaghetti yang sudah dingin.

“Siapa yang suka saus tomat? Lebih enak saus mie instant,” gerutu Rosea tidak suka dengan isi kotak makanan milik Prince.

“Nenek yang menyiapkannya.”

“Nenek kamu tidak asik.”

Samar bibir Prince tersenyum, alih-alih marah karena ada yang tidak berkata baik tentang neneknya, justru Prince senang karena ada yang berpikiran sama seperti dirinya.

“Rumah kamu di mana?” Tanya Rosea lagi sambil memetik beberapa buah anggur dan memakannya. Rosea hanya bisa memakan buah-buah segarnya saja di dalam kotak karena lidahnya tidak terbiasa dengan makanan bercita rasa tidak kuat.

“Jauh.”

“Bagaimana kamu bisa ada di sini?”

Prince menelan makananya dan mengusap bibirnya yang berkilauan dengan punggung tangannya. “Semua toko-toko di belakang itu milik nenekku,”  Prince menunjuk semua deretan toko yang sempat Rosea kagumi.

Rosea memutar tubuhnya dan melihat ke belakang, bola mata Rosea membulat sempurna. Rosea tercengang melihat deretan toko mewah yang berjajar berada di belakangnya.

“Kamu serius?” tanya Rosea lagi dengan terbata.

Prince mengangguk, “Karena itu aku ada di sini, taman ini juga milik nenek, dia membangunnya agar aku tidak kesepian,” dengan entengnya Prince menunjuk   lapangan dan seluruh taman besar di depannya.

“Uhuk,” Rosea tersedak sampai-sampai harus memukul dadanya beberapa kali agar bisa bernapas dengan normal lagi.

Semua yang keluar dari mulut Prince terdengar sangat mustahil dan lebih mirip seperti dongeng hayalan anak-anak pada umumnya. Akan tetapi, bila menilik penampilan dan tampangnya Prince, Rosea bisa merasakan getaran banyak uang pada anak itu.

“Kamu kenapa?” tanya Prince.

“Tidak apa-apa.”

Rosea mengatur napasnya beberapa kali sambil mengusap tenggorokannya yang masih menyisakan rasa sakit karena batuk, keterkejutan Rosea teralihkan pada kotak makanannya yang kini kosong, Prince menghabiskannya dengan baik.

“Kamu sudah selesai?” tanya Rosea.

“Ya, ini” Prince segera mengembalikan kotak makanan Rosea dan menukarnya kembali.

Rosea memasukan kotak makananya ke dalam tas, sekilas dia melihat arah jarum jam yang terpasang di pergelangan tangannya. “Aku harus segera pulang.”

Prince terdiam memeluk kotak makananya sendiri, anak itu tiba-tiba menatap Rosea dengan sedih, padahal Prince senang berbicara dengan Rosea, namun teman bicaranya itu terburu-buru harus pulang.

Rosea beranjak dari duduknya dan segera menggendong tasnya lagi, wanita itu tersenyum dengan tulus menatap lembut Prince. “Prince, terima kasih atas makanannya.”

Prince mengerjap bingung, diam-diam tangan mungilnya mengepal kuat meremas permukaan celananya, Prince terlihat kebingungan karena tidak tahu harus menjawab apa.

 “Kenapa kamu berterima kasih?” tanya Prince.

Rosea tersentak kaget, pertanyaan sederhana Prince membuat Rosea merasa sedih karena anak itu belum mengetahui arti sebuah terim kasih.

Sejenak Rosea terdiam, memikirkan kata yang pantas untuk dia ucapkan agar Prince langsung memahami perkataannya. Rosea berdeham, “Prince,” panggil Rosea dengan lembut.

Prince semakin mengangkat wajahnya dan menatap lekat Rosea, menunggu Rosea berbicara.

“Kita harus mengucapkan terima kasih kepada siapapun yang sudah berbuat baik kepada kita. Itu adab menghargai kebaikan yang di berikan orang lain kepada kita,” jelas Rosea memberitahu.

Prince terpaku kaget mendengarnya, Rosea menjelaskan semua yang tidak Prince ketahui dengan senyuman lebar tanpa ada nada mendikte sedikitpun, cara Rosea berbicara sangat berbeda jauh dengan cara berbicara neneknya yang terkadang membuat Prince merasa takut.

“Ehm.. kalau begitu, terima kasih,” ucap Prince dengan suara yang sedikit bergetar.

Bibir Rosea menyunggingkan senyuman semakin lebar, wanita itu segera melambaikan tangannya. “Sama-sama Prince. Sampai jumpa,” pamit Rosea sebelum memutuskan pergi.

Kepala Prince bergerak memutar melihat kepergian Rosea, tanpa terduga Prince meletakan kotak makanannya di kursi dan berlari melintasi jalan untuk mengejar Rosea yang belum jauh darinya.

“Tunggu!” teriak Prince memanggil.

Langkah Rosea terhenti, dalam satu gerakan dia membalikan badannya dan melihat Prince lagi yang kini ada di hadapannya.

 “Kamu suka makanan apa?” tanya Prince penasaran.

“Aku suka makanan berwarna merah muda,” jawab Rosea terdengar mengasal.

“Apakah besok kamu akan datang ke sini lagi?”

“Aku tidak tahu.”

“Kalau kamu datang ke sini lagi dan bertemu lagi, apa kita bisa bertukar makanan lagi?” Tanya Prince lagi di penuhi oleh banyak harapan.

“Ya, selama makanan yang kamu bawa enak,” jawab Rosea dengan spontan. “aku harus pulang,  berhati-hatilah saat menyebrang.” Rosea kembali berbalik dan pergi meninggalkan Prince yang kini berdiri dan memperhatikan kepergian Rosea.

To Be Continued..

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Mengejar Cinta Ms. Independent   Selesai

    Suara tangisan terdengar di dalam kamar ketika Leonardo kembali pulang, Prince terbaring di ranjangnya tengah di tangani oleh dokter karena mengalami demam lagi. Prince meracau, bergerak gelisah dalam tidurnya, dia terus menangis merintih kesakitan memanggil Leonardo dan memintanya untuk dipertemukan dengan Rosea. “Demamnya masih belum turun, kita harus menjaganya lebih ketat, jika demamnya tidak kunjung mereda, Prince harus dibawa ke rumah sakit.” Leonardo menyandarkan bahunya pada dinding, pria itu tidak banyak berbicara dan hanya bisa memandangi Prince yang kini terus bergerak meracau dan menggigil kesakitan. Sekali lagi dan di waktu yang bersamaan, Leonardo harus menerima diri bahwa kini tidak hanya hatinya yang terluka atas kepergian Rosea, puteranya mengalami hal yang sama. Pembicaraan Prince dengan Rosea mengguncang perasaannya, anak itu tidak mampu menangani emosional dan tekanan yang memenuhi kepalanya. Prince tidak ingin ditinggalkan, namun dia juga tidak tahu mengapa Ro

  • Mengejar Cinta Ms. Independent   BAB 163: Penyesalan Berta

    Suasana rumah berantakan, Abraham mengamuk tidak terkendali sebelum dia memutuskan pergi keluar dan ikut mencari keberadaan Rosea di mana untuk meminta maaf.Kini tinggal Berta seorang diri dengan sebuah renungan yang dalam atas tindakan yang telah dia perbuat yang tanpa sadar menghancurkan keluarganya sendiri. Hubungannya dengan Leonardo menjadi hancur, dan perusahaan yang tidak tertangani kacau. Kepergian Leonardo dari perusahaan adalah sebuah pukulah besar yang tidak mudah di tangani.“Nyonya, Anda harus istirahat,” nasihat seorang assistant rumah tangga.Berta tidak menggubris, dengan lemah wanita itu pergi keluar rumah dan meminta sang sopir untuk mengantarkannya ke rumah Rosea. Berta harus menurunkan egonya untuk menyelamatkan keluargnya, Berta harus meminta maaf dan tidak lagi mengganggu Rosea.Hanya Rosea yang bisa mengubah keputusan Leonardo saat ini.“Kamu tahu di mana rumah Rosea?” tanya Berta pada sopirnya.“Saya tidak tahu, tapi saya akan menayakannya pada anak buah Anda.

  • Mengejar Cinta Ms. Independent   BAB 162: Sakit

    Suara bantingan pintu terdengar keras membuat Berta yang tengah bekerja tersentak kaget dan harus segera berdiri melihat kedatangan Leonardo yang mendatanginya.Setelah cukup lama menolak untuk bertemu, kini akhirnya Leonardo datang sendiri menemuinya.Berta sudah bisa merasakan kemarahan dan kebencian Leonardo terhadap dirinya, entah apalagi yang kini akan membuat Leonardo marah. Berta berharap ini mengenai kandasnya hubungan Leonard dan Rosea.“Apa yang sebenarnya Ibu mau?” tanya Leonardo dengan geraman dan mata menyala-nyala di penuhi oleh amarah yang meledak-ledak. “Ibu pikir aku akan menurut jika Ibu bertindak gila seperti ini padaku? Ibu salah, semakin Ibu berusaha menekanku, aku semakin yakin keluar dari keluarga sampah ini!”Tubuh Berta dipenuhi ketegangan karena apa yang ingin di dengar berbeda dengan apa yng di ucapkan oleh Leonardo.“Kita bicara baik-baik Le,” bujuk Berta.“Mengapa kita harus bicara baik-baik jika semuanya sudah tidak ada yang membaik?” tanya balik Leonardo

  • Mengejar Cinta Ms. Independent   BAB 161: Usai

    Rosea membuka handponenya setelah beberapa hari ini dia matikan, tangan wanita itu gemetar melihat ada beberapa pekerjaan yang batal, termasuk pekerjaan yang baru akan dia dapatkan dari meeting di Bali. Semua itu terjadi karena artikel buruk yang menyebar luas di kalangan rekan kerjanya.Nama Rosea tetap tercoreng meski berita itu sudah turun.Semua kerja kerasnya yang di bangun dan dia perjuangkan selama ini harus hangus oleh sebuah fitnah kejam yang mengarah kepadanya. Rosea tidak tahu kehancuran apalagi yang akan dia terima bila dia terus berada di sisi Leonardo.Tidak hanya kariernya, Berta juga sudah mengirim banyak orang untuk menerornya. Terror itu tidak hanya mengarah pada kediamanya, ada banyak pesan masuk dan ancaman pembunuhan bila Rose tidak menyingkir dari kehidupan keluarga Abraham.Ini sangat menyakitkan untuk Rosea, namun akan lebih menyakitkan untuknya bila terus mempertahankan semuanya.Rosea tidak ingin keluarganya menjadi sasaran selanjutnya Berta.Desakan suara ta

  • Mengejar Cinta Ms. Independent   BAB 160: Pamit

    Rosea berdiri di depan cermin, memperhatikan dirinya sendiri dengan seksama. Sudah hampir empat hari ini dia mengurung diri dan tidak melakukan kontak apapun siapapun, pekerjaannya yang terbengkalai dikerjakan Helvin begitu dia tahu jika Rosea dengan mengalami masalah.Rosea sudah berbicara dengan Karina secara khusus untuk membicarakan apa yang ingin Rosea lakukan kedapannya, ada banyak hal yang kemungkinan terjadi diluar dari apa yang selama ini Rosea rencanakan dalam hidupnya.Rosea tidak memiliki sedikitpun ketenangan sejak mendapatkan terror di malam itu, ancaman demi ancaman terus datang kepadanya hingga membuat Rosea takut untuk keluar sendirian.Rosea bersyukur karena Karina juga Emmanuel terus menemaninya dan mendorongnya untuk kembali bangkit menjadi lebih berani, mereka tidak membirkan Rosea sendirian karena kondisinya yang tidak stabil.Perasaan Rosea terasa sedikit lebih tenang, kini dia ingin pergi keluar seorang diri untuk menyelesaikan semua masalah yang memang sudah s

  • Mengejar Cinta Ms. Independent   BAB 159: Ancaman Lain

    Prince duduk dalam kesendirian di pagi hari, sesekali anak itu menyeka air matanya dan melihat ke sekitar, Leonardo tidak pulang sejak kemarin dan Prince hanya di urus oleh para pekerja di rumah.Prince tertunduk dan kembali menangis sendirian, suasana hatinya dilanda oleh kegelisahan dan perasaan yang mendesaknya ingin menangis. Prince merasakan ada sesuatu yang lain akhir-akhir ini, ayahnya terlihat tidak bahagia dan Rosea tidak datang ke rumahnya.Semua ini terjadi sejak pesta ulang tahunnya. Sejak kedatangan ibunya yang bertemu Rosea.Berta tidak datang ke rumah, sekalinya dia datang, para pekerja tidak mengizinkan bertemu Prince. Prince juga tidak lagi diminta untuk menemui Berta dan melewati banyak pelajaran yang melelahkan. Keputusan Leonardo yang menjauhkan Prince dari Berta membuat Prince tersadar bahwa ayah dan neneknya itu tengah bertengkar.Suara langkah seseorang terdengar dari sudut ruangan membuat Prince melihat ke arah pintu.Leonardo datang dalam keadaan kusut dan ter

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status