Jolly merasa hawatir dengan kondisi Sega saat ini. ia berjalan mengikuti Shega dari belakang. Jolly menghampiri Shega kala pria itu duduk pada area bebas asap rokok.“ Lo baik-baik aja kan?” Gumam Jolly yang membuat Shega sedikit terlonjak.“ Ngapain lo di sini?” Tanya Shega ketus.“ Hah? E-eum ... gu-gue gak sengaja lewat aja abistu liat lo di sini,” sahut Jolly beralasan.“ Pergi!” Usir Shega dengan nada menekan.“ Gue mau temenin lo di sini,” ujar Jolly seraya mengusap lembut bahu Shega. namun, dengan tangkas Shega yang tak suka kontak fisik ,menangkis tangan Jolly yang menyentuh bahunya hingga membuatnya tersungkur di lantai.“ GUE BILANG PERGI YA PERGI!!” Ucapnya, suaranya naik oktaf.“ LO BUDEK?” Katanya lagi seraya memegang dagu Jolly dengan kasar. Sementara Jolly hanya bisa meringis menahan tangis di perlakukan Shega seperti ini.“
Hari minggu yang cerah, di hiasi kicauan burung menjadi suasana yang sangat indah. Jolly memilih jogging untuk mengisi waktu pagi di hari liburnya.Taman kota menjadi tempat tujuannya, di hari libur seperti ini biasanya banyak pengunjung di sana. Untuk kali ini ia lebih memilih jogging sendiri, tidak seperti biasanya pergi berolahraga bersama temannya Qyara.“Huft ... cape juga ya.” Ucapnya kala sudah sampai tempat tujuan, ia memilih duduk terlebih dahulu pada salah satu kursi taman.Setelah cukup untuk merenggangkan otot-otot nya, ia pergi mencari minum di area taman kota.“Air mineral satu ya Pak.” Ucapnya pada penjual.Kala ia akan meminumnya, tiba-tiba saja badannya terdorong oleh benda di belakngnya. Hal ini membuat pakaiannya basah.“Eh maaf di sengaja,” ucap wanita di belakangnya seraya terkekeh geli.“Dara? Gak ada abisnya ya lo, terus gangguin hidup gue mulu,” cer
Tidak biasanya pagi-pagi seperti ini Jolly berada di dapur, biasanya ia masih bersiap-siap berada di dalam kamar. Jolly bangun cukup pagi sekitar jam 06:00 ia sudah bergelut dengan alat dapur, ia begitu antusias membuatkan sarapan untuk Shega.“Arghh panas.” Jolly meringis kasakitan kala tangannya tak sengaja terkena teplon.“Eh? Tumben banget anak Bunda jam segini udah di dapur aja.” Ucap Bunda memasuki dapur.“Iya Bund, Lyly mau bawa bekal ke sekolah,” jawabnya.“Tumben banget kamu bawa bekal,” tanya Bunda heran.“Iya Bunda, gatau kenapa pengen bawa aja” ujarnya beralasan.“Oh bagus kalo gitu, makanan dari rumah lebih bagus, terjamin sehat.” Kata Bunda menyetujui.“Ehehehe, iya Bunda.” Umpat Jolly.Sudah cukup lama Jolly bermain dengan alat dapur akhirnya selesai juga. Pagi ini Jolly membuat sandwhich berisi daging dan sayuran, tak lupa
Setelah berlama-lama bercengkrama dengan Pasha dan Birru, akhirnya pria yang ia tunggu memunculkan batang hidungnya juga.“Eh Shega,” panggil Jolly. Sementara sang empu tidak menggubbris sama sekali.“Lama amat lo Ga,” gumam Artha.“Abis di godain dedek-dedek gemes pasti,” tebak Birru.“Dedek-dedek gemes siapa maksud lo?” Tanya Artha bingung“Anu loh, kelas 10 sama 11, AHAHAHA.” Sahut Birru.“Tiap kali Shega ke kantin kan pasti selalu ada aja yang godain dia, heran gua mah, padahal cakepan juga gue.” Ucap Birru dengan pedenya.“ Dih.” Artha bergidik ngeri.“ Ini gue bawain makan buat lo, sesuai janji.” Gumam Jolly, mengingat sedia kala Shega memintanya untuk membuatkan makan lagi untuknya.“Ikut gue.” ucapnya, Shega meraih tangan Jolly tanpa permisi, ia membawa gadis itu menuju halaman belakang tempat bias
“Lo balik duluan aja Qy, gua harus bersihin aula dulu,” gumam Jolly.“Oh lu masih di hukum, berapa lama?” Tanyanya.“Seminggu sih, mayan lama,” sahut Jolly.“Gak papa lah, selagi di hukumnya sama orang yang lo suka, pasti gak bakal cape kok,” tutur Qyara menyemangati.Setelah kepergian Qyara, Jolly langsung menuju kelas Shega. Ia yakin pria itu masih berada di kelasnya, dengan langkah yang cepat Jolly menuju ke sana. Namun setelah sampai di tempat tujuan, Jolly bertemu dengan Dara beserta dayangnya Pasha dan Nana yang selalu membuntutinya kemana pun.“Ngapain lo ke sini?” Tanya Dara sinis.“Bukan urusan lo.” Jawab Jolly, ia melewat dara. Namun dengan tangkas Dara meraih lengan Jolly dengan kasar. Membuat wanita itu memutar badannya hingga berhadapan dengan Dara.“Ini urusan gue, karena lo udah se-enaknya main masuk ke kelas gue,” gumam Dara.Jol
Jolly keluar kelas dengan sangat hati-hati. Hari ini Pak Susanto tidak bisa mengajar di kelasnya di karenakan ada urusan di luar kota. Pak Susanto memberi beberapa tugas yang tidak terlalu sulit menurutnya dan sudah di lesesaikan Jolly engan baik.Jolly akhirnya memutuskan pergi keluar kelas untuk menghilangkan rasa suntuknya. Ia berjalan menyusurui koridor dengan derap langkah pelan. Matanya memperhatikan sekitar hawatir ada guru lain yang melihatnya.Jolly berjalan menuju area lapangan yang sangat luas. Ia memperhatikan mereka dari kursi yang tersedia di tepi lapangan. Sepertinya olahraga baru saja akan di mulai, pikirnya. Baru setengah siswa yang sudah berada di lapangan, dan setengah yang lain sepertinya masih mengganti baju.“HEY ITU SIAPA YANG BERKELIARAN DI LUAR KELAS? SEGERA MASUUKK.” Suara lantang yang membuat Jolly terlonjak.“Mampus gue,” ucapnya kala meliat Bu Nining yang mnangkap basah dirinya tidak berada di dalam kel
Jolly meninggalkan mereka bertiga yang tak henti mengucilkannya. Ia pergi kembali menuju kelas dengan langkah cepat. Hingga pada suatu tikungan ia menabrak seseorang berpostur tinggi. Hal ini membuat Jolly menghentikan langkahnya.“Arghhh.” Ringis seseorang di depannya.“ Sorry, gak sengaja,” ucapnya meminta maaf.Baru ia sadari kala mengetahui siapa orang yang baru saja ia tubruk tak sengaja tadi. Ternyata itu adalah teman dekatnya yang tak lain Brandon.“Lyly, astaga jalan liat-liat dong,” gumam Brandon setelah mengetahui siapa yang telah menubruk tubuhnya.“Gak sengaja di bilang.” Rengeknya.“Oh iya, hari ini lo masih di hukum kan, lo balik sama siapa?” Tanya Brandon.“Gak tau, tapi kalo kemaren gue di anter Shega.” Jawabnya.“Hari ini gue yang anter,” ujar Brandon ketus.“Hm ok.” Jolly menyetujui tawaran Bra
Shega berlari menuju kamar mandi, ia begitu hawatir jika memang Jolly benar-benar berada di sana. Brandon, Qyara, Birru, dan Artha mengekori dari belakang.“Anjir Shega kaya lagi ngajak lari maraton,” Birru mengeluh yang tertinggal lebih jauh dari mereka. Nafasnya tersengal, kedua tangannya di letakan pada lutut.“Ruu, lu ngapain malah ruku di koridor woy,” ujar Artha, dia menarik Birru dari belakng.Shega membuka pintu kamar mandi sangat terburu-buru. Setelah pintu berhasil dibuka, Shega mendapati Jolly terbujur kaku di bawah wastafel, badannya menggigil kedinginan, wajahnya membiru dan sangat pucat. Pria itu langsung menghampiri Jolly, kemudian ia berusaha menyadarkannya.Qyara, Brandon, Artha, dan Birru baru saja sampai, mereka terbelalak melihat kondisi Jolly sekarang. Kini tubuhnya di baringkan pada pangkuan Shega, ia masih bersikeras untuk menyadarkannya, namun tetap saja Jolly tak kunjung membuka matanya.“Lyy,