Beranda / Romansa / Mengejar Cinta Suami Dinginku / Kita Harus Tidur Bareng

Share

Kita Harus Tidur Bareng

Penulis: CH. Blue Lilac
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-06 21:17:28

Qiana langsung tertarik dengan pemandangan di balkon. Matanya membelalak ketika melihat panorama kota malam yang terbentang luas di depannya. Lampu-lampu gedung berkilau seperti bintang-bintang kecil yang tersebar acak, jalanan tampak sibuk namun teratur, dan angin malam mengalir lembut dari celah balkon yang terbuka.

“WAAAH!” serunya sambil melangkah cepat menuju arah balkon, membuka pintu geser kaca dan berdiri di ujung pembatas.

“Astagaaaa.... Pemandangan dari sini keren banget!"

Zayn yang baru saja meletakkan koper di dekat sofa hanya bisa mengamati dengan ekspresi datar.

“Bisa tiap hari ngelihat beginian tuh kayak... kayak anugerah." Qiana berbalik dengan wajah berseri. "Kak Zayn! Sini! Cepetan liat ini!"

"Aku udah sering liat yang seperti itu."

"Tapi ama aku kan belum," tukas Qiana.

"Aku mau man—"

"Kak Zayn..." Qiana berlari ke arah pria 28 tahun. Ia menarik lengan Zayn dan mengajaknya ke arah balkon. "Ayo sini! Ayo liat pemandangannya."

Pria tampan dengan mata setajam elang itu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Kita Harus Tidur Bareng

    Qiana langsung tertarik dengan pemandangan di balkon. Matanya membelalak ketika melihat panorama kota malam yang terbentang luas di depannya. Lampu-lampu gedung berkilau seperti bintang-bintang kecil yang tersebar acak, jalanan tampak sibuk namun teratur, dan angin malam mengalir lembut dari celah balkon yang terbuka.“WAAAH!” serunya sambil melangkah cepat menuju arah balkon, membuka pintu geser kaca dan berdiri di ujung pembatas.“Astagaaaa.... Pemandangan dari sini keren banget!"Zayn yang baru saja meletakkan koper di dekat sofa hanya bisa mengamati dengan ekspresi datar.“Bisa tiap hari ngelihat beginian tuh kayak... kayak anugerah." Qiana berbalik dengan wajah berseri. "Kak Zayn! Sini! Cepetan liat ini!""Aku udah sering liat yang seperti itu.""Tapi ama aku kan belum," tukas Qiana."Aku mau man—""Kak Zayn..." Qiana berlari ke arah pria 28 tahun. Ia menarik lengan Zayn dan mengajaknya ke arah balkon. "Ayo sini! Ayo liat pemandangannya."Pria tampan dengan mata setajam elang itu

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Suami Shibal

    Zayn muncul dari tangga atas, mengenakan kaus gelap dan celana santai.“Ada apa, Pa?”“Kamu ngapain di atas terus? Istri kamu ditinggal ngangkat koper sendirian?” tegur Pak Atmaja tajam.Zayn menuruni tangga tanpa ekspresi. “Tadi dia yang bilang gak apa-apa. Lagipula tadi ART bantu—”“Bukan soal siapa bilang apa-apa atau tidak!” sela Pak Atmaja. “Dia bilang tidak karena pengen bantu kamu sebagai suaminya. Eh— kamu malah nyuruh-nyuruh dia seenaknya."Qiana langsung menunduk. Ia merasa bersalah, seolah-olah kehadirannya malah membuat keributan kecil.Bu Atmaja buru-buru menengahi, “Pa, sabar! Zayn kan baru jadi suami, dia kan masih perlu banyak beradaptasi."Pak Atmaja mendesah panjang, lalu melirik Zayn tajam sebelum beranjak dari hadapan anaknya.Begitu kedua orang tuanya menghilang dari pandangan, suasana menjadi semakin tegang. Qiana masih berdiri di samping Zayn dengan perasaan penuh rasa bersalah."Maaf," cicit Qiana. "gara-gara aku, kamu jadi—"Zayn melesat pergi dari hadapannya.

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   'Area Berbahaya'

    "Apa menikah denganku termasuk bagian dari rencana itu? Atau justru sebaliknya?""Kerjain aja tugas kamu! Banyak bicara justru membuat tugas kita makin lama selesainya!" titah pria 28 tahun itu dengan nada yang amat bossy.Qiana menghela nafas panjang. Ia langsung mengunci mulutnya rapat-rapat. Meskipun isi kepalanya cukup berisik karena dia gak betah lama-lama diam.Ia kembali melipat baju sambil sesekali mencuri pandang ke arah pria itu. Jarak mereka tidak jauh, tapi rasanya seperti dipisahkan oleh dinding kaca tebal.Dan itu sangat menyebalkan... Satu jam berlalu, Qiana terus menata baju-baju Zayn ke dalam koper. Tangannya sudah pegal, tapi Zayn belum juga selesai dengan dokumennya.Begitu koper pertama hampir penuh, Qiana bangkit berdiri, memutar sedikit badannya sambil memegangi pinggang. Ia melirik Zayn yang masih tenggelam dalam tumpukan map dan folder.“Kak Zayn…” Ia bicara pelan, tapi kali ini suaranya sedikit lebih tegas. “Kamu gak haus?""Kamu mau minum?"Qiana mengangguk

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Perihal Honeymoon

    Suasana meja makan yang semula hangat mendadak terasa agak tegang. Pak Atmaja masih memandangi Zayn dengan ekspresi tak puas.“Zayn, kamu itu baru menikah. Papa gak minta kamu libur lama-lama, tapi setidaknya satu-dua hari buat menemani istrimu. Masa kamu gak bisa atur waktu sedikit aja?”Zayn menegakkan duduknya, wajahnya tetap tenang meski sorot matanya terlihat tegas. “Aku sudah atur semuanya, Pa. Dan menurutku, justru karena sudah menikah aku harus lebih fokus ke karier. Aku gak bisa kasih Qiana masa depan kalau aku terlalu santai sekarang.”Pak Atmaja hendak membuka suara lagi, tapi Pak Wijaya segera mengangkat tangan.“Sudah, sudah... jangan terlalu diperdebatkan.” Suaranya terdengar ringan tapi tegas. Ia melirik menantunya lalu beralih ke putrinya. “Atmaja, yang Zayn katakan itu cukup masuk akal. Lagipula, Qiana juga belum selesai kuliah. Bulan depan dia masih harus ujian, ya kan Qia?”Qiana yang dari tadi diam, tersentak pelan. “Iya, Pa...”“Jadi mungkin memang belum waktunya

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Cie, Pengantin Baru

    "Kakak Ipaaaar..."Qiana yang baru saja keluar dari kamar hotelnya sedikit tersentak saat tiba-tiba seseorang merangkul lehernya dari belakang. Dan begitu ia menengok ke samping ternyata sudah ada Rheana adik iparnya."Baru bangun ya? Gimana malam pertamanya? Seru?"Qiana melihat ke arah gadis itu dan menghela nafas. "Yaa, gitu deh."Rheana mengerutkan keningnya. Ia memperhatikan Qiana dengan saksama dari atas sampai bawah. Rambut Qiana masih sedikit kusut, matanya sembap dan terlihat kurang tidur, ditambah langkahnya yang agak lesu.“Dilihat dari kantong mata itu, kalian abis main berapa ronde?” gumam Rheana sambil cekikikan geli. “Gimana? Kakakku hot gak di ranjang?"Qiana terbatuk kecil, nyaris tersedak udara. “Eh, bukan, aku—”Namun belum sempat ia menyelesaikan klarifikasinya, suara pintu di belakangnya terbuka. Zayn muncul dari balik kamar, pria mengenakan kemeja hitam polos dan celana panjang. Rambutnya masih basah, entah habis mandi atau efek cucu muka.Pandangan Zayn langsun

  • Mengejar Cinta Suami Dinginku   Malam Panas 2

    "A- apa?""Parfum ini akan jadi aroma favoritku sekarang."Qiana berbalik. Dan karena ulahnya itu pula gaun yang ia pakai jadi melorot ke bawah dan jatuh ke lantai dengan bebas. Menyisakan dirinya yang hanya dibalut korset putih dan celana pendek yang bahkan hanya menutupi seperempat pahanya.Zayn terpaku. Matanya tertuju pada pemandangan indah di depannya. Wajah memerah Qiana, kulit putih yang kontras di bawah temaram lampu, tubuh seksi sang istri, serta kaki jenjangnya yang indah membuat Zayn tak bisa berkata-kata."K- kamu ngeliatin apa?" tanya Qiana sambil menutupi tubuhnya dengan kedua tangan. Walaupun itu jelas tidak akan berhasil."Melihat kecantikan istriku." Zayn tersenyum miring."Me- menurut kamu aku cantik?"Zayn tertawa kecil. Dan itu membuat Qiana kaget. 'Ternyata Zayn tidak sekaku yang aku bayangkan.'"Kalau kamu tidak cantik, mana mau aku menikahimu." Tangan Zayn kembali terulur, kali ini berhenti di tengkuk Qiana. Seolah menahan perempuan itu agar tidak mundur atau me

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status