Share

Chapter 48

Barra mengendap keluar dari kamar rawat setelah Sheila dan Dhafin sudah tertidur pulas, ia sangat ingin menghubungi istri tercintanya yang sudah sangat ia rindukan. Sedari tadi ia tidak bisa berkutik selain menemani Dhafin atau membujuknya ketika merajuk, bahkan urusan kantor semua terpaksa Gabriel yang handle karena ia tidak sempat mengecek pekerjaan apapun.

Panggilan pertamanya tidak di jawab oleh Sarah, wajar karena ini sudah hampir tengah malam namun hati Barra sudah sangat menggebu-gebu ingin mendengar suara lembutnya. Barra tidak mau menyerah, ia terus mengubungi Sarah meskipun nanti hanya omelan yang akan ia dapatkan. Panggilan ke lima akhirnya terjawab, senyum Barra yang sejak seharian ini menghilang akhiirnya muncul juga.

"Halo," sahut Claudia malas di ujung telepon.

Kening Barra mengernyit kala mendapati suara yang menjawab pangilannya bukanlah Sarah, "Claudia? kenapa ponsel Sarah ada di kamu?"

"Oh ini ponsel kak Sarah? aku kira ponsel ku," jawab Claudia santai, memang saat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status