Share

BAB 24: Pikiran yang Tidak Tenang

Dada Dian terasa sesak menyaksikan keakraban yang ada di depan mata. Tak hanya dengan Fajar, Aafiyah juga tampak dekat dengan Subroto. Sudah pasti hubungan mereka bukan hanya sebatas rekan kerja atau antara dosen dan mahasiswa.

Dian memutar tubuh membelakangi ketiga orang tersebut. Gadis itu tidak ingin melihat hal yang menghadirkan nyeri di hati. Tanpa disadari kakinya maju dua langkah.

“Kakak mau ke mana?” tanya Syukria menahan tangan Dian.

Sementara Jamilah hanya memperhatikan reaksi Dian yang di luar dugaan. Biasanya gadis itu selalu tersenyum dan ceria. Paling tidak itulah yang bisa ia tarik kesimpulan setelah sekian kali berinteraksi dengannya.

“Tolong temani Bu Jamilah, Syuk. Gue mau ke toilet,” jawab Dian menoleh sebentar dengan air mata menetes di pipi, lalu melepaskan pegangan tangan Syukria.

“Kak,” panggil Syukria tanpa dihiraukan oleh gadis itu.

Tilikan netra cokelat Syukria beralih ke arah Faj

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status