Pagi harinya....
Selesai sholat subuh, Zeyna tidak tidur lagi, melainkan membereskan barang barang yang belum sempat dia bereskan semalam.Tidak lupa Zayna juga membereskan kamar dan tempat tidurnya.Hari semakin terang, matahari juga mulai terbit.Hari ini adalah jabwal musim semi di jepangPosisi kamar Zeyna ada di lantai dua, dan saat Zayna membuka jendela dia akan di suguhkan bunga bunga flum yang mulai bermerakan.Pemandangan yang sangat indah, udara yang tidak terlalu dingin membuatnya terasa sangat nyaman."Masyaallah, indahnya." ucap Zeyna.Tok...tok....Suara ketukan pintu membuyarkan rasa kagum Zeyna pada memandangan yang dia lihat.Zeyna berjalan ke arah pintu dan membukanyanya."Bibi, selamat pagi." sapa Zeyna dengan senyuman manisnya."Pagi, Zey-chan, bibi kira kamu belum bangun, bibi ingin membantumu membereskan kamar." ucap Kyoyo."Tidak perlu bibi, Zey sudah membereskannya." ucap Zeyna.Kyoyo tersenyum, "baiklah, kamu bersiap setelah itu turun kita sarapan bersama ya." ucap Kyoyo."Baik bibi, Zey akan segera turun." ucap Zeyna.Setelah selesai, Zey turun dan sarapan bersama dengan Kyoyo.Desain rumah Kyoyo terlihat sederhana, akan tetapi memiliki dua lantai dan lantai atas khusus kamar Zeyna.Di sertiap ruangan juga tidak terlalu banyak berisikan foto atau gambar gambar, melainkan terpajang beberapa tanaman mini yang tersusun rapi di dalam tersebut, sehingga membuat sejuk mata memandang."Zey, hari ini kamu mau kemana?" Tanya Kyoyo."Em....belum tau bibi, Zey masih belum menyusun rencana mau pergi kemana." ucap Zeyna."Kalau begitu, kamu ikut bibi ke toko bunga mau? Hari ini musim semi, akan banyak bunga yang masuk dan itu sedikit merepotkan.""Dengan senang hati bibi, Zey juga mau menikmati pemandangan musim semi di sepanjang jalan."Zeyna begitu bersemangat, dia sangat senang saat di ajak oleh bibinya.Begitupun dengan Kyoyo yang juga merasa senang saat melihat keceriaan Zeyna.Selesai sarapan.....Sesuai yang sudah di bicarakan, mereka akan ke toko bunga.Kyoyo mengajak Zeyna berjalan kaki untuk pergi ke toko bunga, karna jarak yang tidak terlalu jauh dan Zey juga lebih memilih jalan kaki dari pada menggunakan sepeda.Sepanjang perjalanan menuju toko bunga, Zey tidak habis habis nya memuji keindahan yang dia lihat."Masyaallah cantik nya."Ini pertama kalinya untuk Zeyna melihat langsung bunga bunga bermekaran di musim semi, dan kelopak kelopak sakura yang juga berguguran karna tertiup angin.Membuat suasana menjadi lebih indah. Kyoyo hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepala nya melihat Zeyna yang begitu terpesona.Cekrek....Seseorang memotret Zeyna dari jarak yang tidak terlalu jauh."Cantiknya...." gumam orang itu.Dia berjalan menghampiri Zeyna yang terlihat asik menikmati suasana."Permisi, Nona cantik...." ucap orang itu menggunakan bahasa jepang.Zeyna menatap pria itu dan mundur satu langkah menjauh dari nya.Awalnya lelaki itu bingung, tapi dia tetap menghormati Zeyna"Maaf, Saya tidak sengaja memotret kamu, dan hasilnya sangat bagus, saya berikan ini untuk kamu." ucap pria itu sambil menyerahkan foto Zeyna yang baru di potretnya.Zeyna menerima foto itu dan melihat hasilnya, benar benar bagus dan sangat alami."Terima kasih." ucap Zey."Sama sama...." pria itu tampak ragu "em...boleh saya tau nama kamu?" Tanya nya.Zeyna tersenyum, "Zeyna." ucap nya.Lelaki di hadapannya benar benar terpanah dengan senyuman Zeyna.Tatapan yang lembut dan senyum yang membuat siapa pun yang melihatnya pasti terpesona."Zey....ayo." ucap Kyoyo dari jarak yang cukup jauh.Zeyna sampai lupa kalau dia harus membantu bibinya."Em...iya bibi." Zeyna segera pergi dari sana dan tak lupa mengucapkan terima kasih pada pria yang telah memotretnya."Terima kasih..." Zeyna langsung menghampiri bibinya."Eh...tunggu...." pria itu hanya bisa menatap kepergiaan Zeyna."Padahal aku belum memberitaukan namaku." ucapnya sedikit kecewa.Setelah itu dia tampak tersenyum saat mengingat wajah Zeyna di bawah gugurnya kelopak Sakura.****Di toko bunga...."Selamat pagi." ucap Kyoyo."Pagi, Kyoyo-san." ucap dua orang yang sudah ada di toko dan membersihkan toko."Kalian berdua, kesini sebentar." ucap Kyoyo.Mereka berdua menghampiri Kyoyo dan meninggalkan pekerjaan mereka sebentar."Ini Zeyna, keponakan saya, mulai sekarang dia akan bantu bantu di sini, jadi tolong bersikap baik dengannya, dan bimbing dia." ucap Kyoyo yang memperkenalkan Zeyna."Zeyna, ini Ayumi dan Akio, usia mereka di atas kamu." ucap Kyoyo yang memperkanalkan dua pekerjanya."Ayumi Shinohara-desu." ucap gadis mungil yang memegang sapu."Akio Kazuki." ucap pria yang memegang kain."Zeyna, senang berkenalan dengan kalian." ucap Zeyna.Keduanya saling pandang dan tersenyum."Senang juga berkenalan dengan mu, Zeyna." ucap keduanya."Zey, ayumi dan Akio adalah pekerja bibi di sini, kamu bisa tanya tanya ke mereka ya." ucap Kyoyo."Baik bibi."Ayumi langsung menghampiri Zeyna dan merangkul lengan nya.Tubuhnya Ayumi lebih pendek dari Zeyna, lebih kurang sebahu Zeyna, akan tetapi usianya di atas Zeyna."Zeyna, kau bisa memanggilku Ayumi atau Ayumi-Onechan pun juga boleh." ucap Ayumi.Cat: Onechan atau Anechan memiliki arti kakak perempuan. Atau bisa juga dengan sebutan Onesan atau Anesan"Ayumi, jaga sikap mu, dan cepat bereskan pekerjaanmu, atau bibi Kyoyo akan melahapmu hidup hidup." ucap Akio."Zeyna, jangan dengarkan kata kata nya, kau bisa memanggil kami dengan sebutan yang menurutmu nyaman." ucap Akio yang beralih pada Zeyna."Em, terima kasih, Ayumi-san, Akio-kun.""Hey Akio, kau terlihat tidak senang jika aku mendapat teman baru, kau takut kesepian ya." ucap Ayumi.Tuk...."Jangan berpikiran sembarangan Ayumi, cepat lakukan tugas mu, atau Kyoyo-san akan memarahi mu" ucap AkioAyumi memegang keningnya yang di sentil oleh AkioZeyna hanya tersenyum melihat tingkah mereka berdua."Zeyna, ayo ikut bibi." ucap Kyoyo yang memanggil Zeyna.Zeyna melihat bibinya dan menghampiri Kyoyo.Kyoyo mengajak Zeyna untuk membantunya menata bunga bunga yang baru saja sampai.Bunga bunga di tata dengan sangat rapi di rak bunga depan toko.Zeyna begitu fokus mengerjakan tugasnya, hingga suara seseorang mengalihkan aktivitasnya."Kita bertemu lagi, Nona cantik...""Kau yakin dengan jawabanmu?" tanya Ayano."Em, kau kembalilah. Tolong bereskan barang barangku." ucap Rin tanpa menatap Ayano.Ayano terdiam sesaat, dia menatap Rin dengan tatapan serius."Rin, aku akan ikut denganmu." ucap Ayano.Rin yang tadinya memalingkan wajahnya kini menatap Ayano dengan tatapan tidak percaya."Apa maksudmu ikut dengan ku? Kau ingin jatuh miskin denganku?" ucap Rin tak percaya."Hahaha.....jatuh miskin? Harta ku sudah cukup untuk memenuhi hidupku sampai tua. Jika kau menumpang di kehidupanku juga masih cukup." ucap Ayano yang terkesan meledek Rin."Kau mengejekku, ya? Kau pikir aku tidak memiliki uang ku sendiri?" ucap Rin yang tidak mau kalah."Haha....sudahlah. Aku akan kembali ke rumah untuk mengambil semua barang barangmu, dan juga aku akan mengundurkan diri dan ikut denganmu." ucap Ayano.Ayano langsung pergi tanpa menatap reaksi Rin terlebih dahulu."Sepertinya aku cukup beruntung memilikimu, Ayano." ucap Rin yang menatap kepergian Ayano.Rin merebahkan t
Di rumah sakit....Rin masih belum ada perkembangan. Bahkan sudah dua hari ini Rin belum mau membuka matanya.Padahal sudah ada pergerakan dari tubuhnya.Ayano masih duduk di luar kamar rawat Rin, menatap kontak Zeyna yang didapatkannya dari Akio.Dua hari lalu...."Maaf, Ayano. Bukan aku tidak ingin membantumu. Hanya saja, Zeyna sudah kembali ke Indonesia. Dan untuk dia kembali kesini hanya untuk, Rin.....rasanya itu berat." jelas Kyoyo.Ayano tampak kecewa dengan jawaban dari Kyoyo."Setidaknya, bisakah aku meminta kontak Zeyna?" tanya Ayano."Maaf untuk itu. Aku tidak bisa sembarangan memberikan kontaknya pada orang lain." ucap Kyoyo.Ayano pergi dengan rasa kecewa, dirinya tidak bisa berbuat apapun."Kau ingin menghubungi, Zeyna?" ucap seorang pria.Ayano melihat ke sumber suara dan melihat Akio dan Ayumi yang sepertinya menunggu Ayano di luar."Kalian?""Jangan salah paham, kami menemuimu karena kami masih memiliki rasa kemanusiaan." ucap Ayumi sinis tanpa menatap Ayano."Ayumi."
"NGGAK....HIKS....RIIINNN....HIKS...." Mendengar tangisan Miyuki, Ryuen langsung turun dan melihat istrinya yang kini terduduk di lantai dan menangis histeris."Apa yang terjadi?" tanya Ryuen sedikit panik melihat istrinya.Miyuki masih tidak mau bicara, dia menatap Ryuen yang di sampingnya dengan tatapan amarah."INI SEMUA GARA GARA KAMU, RYUEN...HIKS...., SEANDAINYA KAMU TIDAK MENCARI MASALAH DAN MERUNDUNG PUTRAMU, DIA PASTI MASIH BAIK BAIK SAJA....HIKS..." ucap Miyuki yang benar benar emosi saat iniRyuen tampak bingung dengan ucapan istrinya. "Rin? Dia kenapa?" Miyuki, dengan air mata yang terus berlinang kembali menatap Ryuen dengan tajam."Kamu bertanya dia kenapa?" Miyuki menjeda ucapannya, "Dia mengalami kecelakaan, Ryuen. Saat ini kondisinya tidak akan yang tau....hiks....."Ryuen membawa tubuh istrinya ke dalam pelukannya."Maaf, sayang. Aku salah. Aku yakin putra kita akan baik baik saja." "Tapi bagaimana jika Rin kenapa napa...hiks...aku tidak sanggup menerimanya...."
Rin berhenti di sebuah club malam. Kedatangannya langsung menjadi perhatian banyaknya wanita yang ada di sana.Rin memesan dua botol Alkohol. Padahal selama ini dia tidak pernah menyentuh yang namanya Alkohol, bukan karena hal apapun. Karena tubuhnya tidak kuat jika harus mengkonsumsi Alkohol.Di tempat Ayano....Beberapa saat setelah ketinggalan jauh dari Rin, akhirnya Ayano menemukannya.Ayano berhenti di depan club. Dia melihat mobil Rin yang terparkir."Ck...apa yang akan dilakukannya lagi. Jangan bilang dia sedang minum minum untuk melampiaskan rasa kesalnya." Dengan rasa penuh kesal, Ayano masuk untuk memastikan.Benar saja, ternyata Rin minum minum, bahkan Rin juga sudah menghabiskan beberapa batang rokok."Dasar bodoh...." Ayano melangkah dengan langkah cepat menghampiri Rin.Menarik botol yang ada di tangannya dan melemparnya ke sembarang arah.PRANG....Seketika semua pandangan mengarah pada mereka. Musik yang tadinya menyala mengiringi goyangan mereka, kini terhenti dan m
Seminggu kemudian.....Di kediaman Kiyotaka....Setelah kepergian Zeyna, Rin menjadi frustasi. Yang biasa sifatnya ceria dan manja pada Mamanya, kini seketika hilang. Rin jarang keluar kamarnya, dia lebih tertutup. Bahkan, Rin juga tidak merespon grup Orkestra dan beberapa panggilan untuk manggung selama seminggu ini.Di ruang makan....Ryuen dan Miyuki sedang makan malam bersama. Namun kali ini tanpa kehadiran putra semata wayangnya. Bukan hari ini, dalam seminggu ini, Rin hampir tidak pernah keluar kamar dan memilih makan di kamarnya."Huh....anak itu masih belum mau keluar dari kamarnya?" ucap Ryuen yang tampak kesal dengan sifat kekanak kanakan putranya.Miyuki hanya diam dan memperhatikan Ryuen."Ayano!" Ayano yang ada di dekat sana langsung menghampiri Ryuen yang memanggilnya."Iya, tuan." "Berapa jadwal manggung yang sudah ditolak anak itu?" tanya Ryuen."Dalam satu minggu ini ada lima jadwal yang telah ditolak oleh, Rin. Ada dua jadwal manggung dengan grup Orkestra juga yang
Di Indonesia....Zeyna dan keluarganya melakukan aktivitas seperti biasanya.Dimana, Azzam biasanya pagi pagi sekali sudah pergi ke pesantren untuk mengajar biasanya Azizah ikut membantu, tapi karena putrinya baru kembali, dirinya memilih di rumah menghabiskan waktu bersama putrinya. Sedangkan Reyhan memiliki kesibukan di rumah sakit.Azizah dan Zeyna duduk di ruang tamu untuk menghabiskan waktu bersama.Saat masih asyik berbicara, tiba tiba Zeyna teringat dengan ucapan Kyoyo tentang kisah cinta kedua orang tuanya.Zeyna mendekati Azizah dan bergelayut manja di lengannya."Bunda~, Zey, 'kan sudah dewasa. Zey ingin tau bagaimana, kisah Ayah dan Bunda saat pertama kali bertemu." ucap Zeyna.Azizah tersenyum mendengar permintaan putrinya."Kenapa, emm? Sepertinya kamu sangat penasaran." Zeyna tersenyum dan menganggukkan kepala, "Zey, memang sangat penasaran, Bun." ucap Zeyna.Jujur saja, Zeyna penasaran bukan karena ingin tahu tentang romansa kedua orang tuanya. Tapi dirinya ingin tau,