Cindy bertanya, "Apa yang Pak Yogi ingin aku jelaskan?""Kenapa memecatnya?"Cindy mengatakan yang sebenarnya, "Dia yang membuat kontrak Warner, koma desimalnya salah. Untungnya, pelanggan memiliki hubungan baik dengan kita, jadi nggak mempermasalahkan lebih lanjut. Menurut peraturan perusahaan, karyawan baru yang membuat kesalahan serius yang merugikan kepentingan perusahaan dapat diberhentikan dan berhak dituntut pertanggungjawaban."Mendengar ini, wajah Yona menjadi pucat, dia takut dan gugup, "Aku, aku terlalu ceroboh, maafkan aku ...."Yogi melirik Yona dengan tatapan menenangkan, lalu berkata kepada Cindy, "Dokumen."Cindy meletakkan dokumen.Yogi membuka halaman terakhir dan melirik sekilas, lalu melemparkan dokumen itu ke atas meja, "Tanggal itu adalah tanggal kamu mangkir kerja, kalau kamu nggak mangkir kerja tanpa alasan, kontrak ini nggak akan dibuat oleh Yona yang masih baru."Cindy merasa itu konyol, "Maksud Pak Yogi itu tanggung jawabku?""Kamu adalah Ketua Sekretariat, K
Cindy kembali ke rumah kontrakan untuk mengemas koper."Cindy, kamu sudah pulang? Kupikir kalau kamu belum pulang hari ini, aku akan mencarimu di rumah sakit satu per satu besok untuk menemukanmu.""Hmm, sudah nggak apa-apa."Teman sekamar Cindy, Sisca Georgina, juga merupakan teman sekamarnya saat kuliah. Keduanya telah hidup bersama selama enam atau tujuh tahun, hubungan mereka sangat dekat.Setelah dirawat di rumah sakit selama berhari-hari, dialah satu-satunya yang peduli padanya. Namun, Cindy tidak mengatakan yang sebenarnya kepadanya. Cindy hanya mengatakan bahwa dia sakit dan tidak mengizinkan Sisca menjenguknya.Sisca berganti sandal, lalu berjalan menuju pintu kamar Cindy. Dia melihat Cindy berjongkok di lantai sambil melipat pakaian."Apakah kamu akan melakukan perjalanan bisnis lagi? Kamu baru saja jatuh sakit, sudah melakukan perjalanan bisnis lagi. Apa tubuhmu tahan? Kenapa Yogi begitu bajingan? Dia hanya ingin menyiksamu!"Sisca mengetahui hubungan Cindy dengan Yogi, dia
Rekan kerja itu dengan tulus merencanakan, "Cindy, sudahkah kamu hitung? Kontrak kerjamu akan habis satu bulan lagi. Kalau kamu nggak kembali, Pak Yogi nggak akan memperpanjang kontrakmu. Kontrak otomatis akan terputus kalau habis masa berlakunya. Bahkan kalau ingin mengakhiri kontrak, kamu harus kembali ke kantor pusat untuk mengakhiri kontraknya, agar resumemu bagus."Biarpun Cindy tidak memikirkan hal ini, dia tetap merasa bahwa dia harus kembali untuk melihat sendiri.Pada hari Yogi datang ke cabang, dia sengaja memakai riasan lengkap dan mengenakan gaun putih sambil menunggu di depan pintu perusahaan.Sepuluh menit kemudian, tiga mobil datang dari jauh dan berhenti dengan mantap di kaki tangga.Begitu pintu mobil terbuka, Yogi keluar dari mobil duluan. Sebelum Cindy sempat tersenyum, dia melihat seseorang keluar dari pintu mobil di sisi lain.Yona.Melihat sendiri lebih baik daripada mendengar seratus kali, Yogi benar-benar membawa Yona ke mana pun dia pergi.Langkah Cindy berhent
Pintu ruang konferensi terkunci selama hampir satu jam. Setelah itu, Cindy menggunakan beberapa tisu basah beralkohol untuk membersihkan meja konferensi.Setelah selesai membersihkan, dia berbalik dan melihat bahwa Yogi sudah berpakaian rapi dan arogan seperti biasa. Hanya ketika melihat lebih dekat maka dapat melihat ada sedikit kerutan di kemejanya, yang membuktikan bahwa dia yang tidak bisa menahan diri tadi.Cindy mengambil dasi, lalu berjalan menghampiri dan membantu mengikat.Yogi terbiasa dengan pelayanannya. Dia mengangkat dagunya sedikit, memperlihatkan jakunnya yang menonjol. Cindy mengusap jakunnya, lalu mengikat dasinya sambil berkata dengan lembut, "Aku ingin kembali ke kantor pusat."Mata Yogi sedikit menyipit, ketika melihat wanita itu bersikap patuh, dia berkata dengan datar, "Sudah kubilang dari awal, nggak perlu kembali ke kantor pusat sebelum proyek selesai. Sekarang proyek sudah selesai, kalau kamu ingin kembali, nggak ada yang akan menghentikanmu."Jadi, setelah Yo
Semua minat Cindy sirna saat ini.Kemudian, tidak peduli berapa kali Yogi melakukannya atau bagaimana dia melakukannya, Cindy tidak merasakan apa pun.Didikan keluarganya sangat ketat dan tradisional. Dia tidak menyukai hubungan intim pranikah.Apa artinya? Apakah Yogi ingin menikahi Yona?...Cindy kembali bekerja di Grup Mega, dia masih menjadi sekretaris Yogi, tapi turun dari sekretaris utama menjadi sekretaris biasa.Meja dia sudah menjadi milik Yona, tempat duduknya adalah tempat Yona menjadi asisten sebelumnya.Letaknya di sebelah pintu dan di pojok, sangat tidak mencolok. Karena sudah lama tidak digunakan, mejanya tertumpuk barang. Dia kembali tiba-tiba, Divisi Administrasi belum mengatur orang untuk membereskannya.Situasi ini sebenarnya agak memalukan, Cindy terlihat tenang, tidak perlu merepotkan Divisi Administrasi lagi, dia langsung membereskannya sendiri.Begitu sampai di kantor, saat melihat itu, Yona langsung berlari menghampiri. "Kak Cindy, maaf, tadinya aku mau datang
Cindy menghela napas kesal lalu berjalan ke apotek di seberang jalan untuk membeli obat.Saat membayar, dia menerima panggilan telepon dari ibunya Yogi."Cindy, bagaimana kabarmu akhir-akhir ini? Kenapa kamu nggak datang main ke rumah?"Cindy tersenyum. "Bibi, aku baik-baik saja. Aku agak sibuk bekerja sebelumnya. Aku baru saja menyelesaikan pekerjaanku. Aku akan menjenguk Bibi dan Paman di akhir pekan.""Pekerjaanmu sudah selesai, jadi jangan tunggu akhir pekan. Malam ini kamu dan Yogi pulang untuk makan malam. Aku akan memasak beberapa masakan kesukaan kalian."Cindy menanggapi, "Baiklah, aku akan beri tahu Pak Yogi."Nyonya Santi mengeluh, "Jangan panggil dia Pak Yogi lagi, asing sekali. Kalian sudah pacaran bertahun-tahun, kami bahkan membicarakan pernikahan kalian beberapa bulan yang lalu."Cindy hampir terjatuh dari tangga di depan apotek.Pernikahan mereka?Bulu matanya berkedip-kedip, dia tidak menyangka Nyonya Santi akan menyinggung soal itu.Santi Damiego bukanlah ibu kandung
Saat hampir jam pulang kerja, Cindy masuk ke Kantor Direktur, meletakkan dokumen, lalu berkata, "Bibi meneleponku siang tadi, dia mengajak kita makan malam. Pak Yogi, kamu belum pulang selama setengah tahun."Yogi mengerutkan kening dengan kesal. "Apa kamu sering menghubungi keluargaku?""Nggak." Cindy menjawab, "Bibi yang duluan meneleponku."Yogi melirik arlojinya lalu melempar kunci mobil padanya. "Kamu bawa mobil. Aku suruh sopir antar Yona pulang."Cindy mengikutinya sambil menatap punggungnya. Ada sesuatu yang ingin Cindy tanyakan, jadi dia membuka mulutnya, tapi tidak bisa bersuara.Dia takut untuk mendengar jawabannya, jawaban yang sudah dia perkirakan sebelumnya....Di meja makan Keluarga Walker, Nyonya Santi terus mengambil makanan untuk Cindy. "Kenapa kamu kurus sekali? Wajahmu juga pucat. Apa kamu sakit?"Yogi memang orang berwajah dingin dan sedikit bicara, sikapnya juga sama di Keluarga Walker. Dia tidak berkata apa-apa selain menyapa Pak Cahyadi saat masuk.Dia memperha
Cindy memarkir mobilnya lalu berjalan menghampiri. "Pak Yogi."Lampu di jalan setapak redup, samar-samar menyinari profil maskulin pria itu. Dia tidak melihat ke arah Cindy, rokok di ujung jarinya berkedip-kedip.Cindy menghela napas dalam hati dan melihat sekeliling. Dia melihat toko serba ada 24 jam tidak jauh dari sana, jadi dia berjalan ke sana dan membeli mi gelas di toko serba ada yang bisa langsung dimakan."Kamu nggak makan banyak malam ini, isi perutmu dulu, jangan sampai sakit perut lagi."Yogi melirik Cindy dan mengambilnya.Cindy berbisik, "Bahkan kalau kamu nggak puas dengan apa yang dikatakan Pak Cahyadi, kamu nggak boleh membantah seperti itu. Dia rentan terhadap tekanan darah tinggi, bahkan dirawat di rumah sakit akhir tahun lalu ...."Yogi tiba-tiba mencibir, membuang mi gelas, menarik Cindy, membuka pintu mobil dan langsung menekan Cindy ke jok belakang mobil!Gerakannya begitu gesit hingga Cindy baru saja merasa pusing, sebelum sempat bereaksi, kakinya sudah dibuka o