Share

Part 10

Pandu melangkah dengan dada berdebar memasuki gang yang hanya bisa dilewati sepeda motor dan pejalan kaki. Jantungnya berdegup kencang, membayangkan orang-orang yang ia sayangi berada telah dekat dengannya. Pandu bingung, kata-kata apa yang pertama kali ia ucapkan pada mereka. Permohonan maafkah? Atau penyesalannya karena telah membuat mereka pergi?

Pria itu memindai lingkungan padat penduduk yang tampak sesak dan tak sehat. Perlahan, hatinya gerimis membayangkan Alina dan kedua anaknya tinggal di tempat ini. Sudah pasti mereka sangat susah dan menderita. Yang membuat Pandu merasa tercampakan adalah kedua anaknya memilih hidup menderita, daripada hidup mewah bergelimang harta bersama dengannya.

“Maaf, Pak, Bu, Ibu Alina dan kedua anaknya sudah pindah. Mereka enggak tinggal di sini lagi.” Perkataan pemilik kontrakan membuat Pandu kecewa. Rasa bahagia bak bunga yang baru berkembang menjadi layu seketika hanya karena sebuah kalimat. Ini jugakah yang dirasakan Alina ketika kalimat kasar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status