Share

Bab 93

Penulis: Rifatul Mahmuda
last update Terakhir Diperbarui: 2025-08-24 09:19:52

Jantung Dania seakan lepas dari tempatnya, terlebih saat dia mendongak dan melihat siapa yang sudah menyelamatkannya tadi. Rasa ingin berterimakasihnya kembali ia telan begitu tau yang menolongnya adalah Livia. Dia segera melepas diri dari Livia dan memasang tampang masam.

Livia tersenyum pahit, sikap Dania masih tetap sama dan ia sudah menebaknya sejak awal. Tak sedikit pun Dania merasa bersalah akan sikapnya selama ini, padahal dia melihat Yazeed ikut datang dan digendong oleh Hakam, namun ia seolah tak peduli dengan cucunya sendiri.

"Mana Mbak Hana, Ma?" tanya Hakam, Dania sudah kembali berbaring di ranjangnya.

"Lagi keluar, bawa si Kembar main." Dania menjawab dengan nada cuek, ia menyibukkan diri dengan memainkan kuku-kuku tangannya yang sudah mulai memanjang.

"Masa lebih mentingin bawa mereka main dari pada jagain mama, sih?" kata Hakam, dia dan Livia sudah duduk di sofa yang ada di ruangan itu.

"Apa bedanya sama kamu? Kamu juga sama, kan? Lebih mentingin perempuan ini dari pada
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rifatul Mahmuda
mudah-mudahan setelah ini Livia benar-benar akan bahagia
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Mengemis Maaf Istriku    102

    Setelah melalui perdebatan yang cukup sengit dengan mertua dan iparnya, akhirnya jenazah Hakam dibawa pulang ke rumah baru mereka. Berkat dukungan para anggota keluarga korban yang ikut kecelakaan bersama Hakam, Livia bisa membawa suaminya ke rumah mereka dan mengurus segala keperluan untuk fardhu kifayah suaminya, termasuk mengantar jasad laki-laki itu hingga ke peristirahatan terakhirnya."Neng, yang sabar, ya? Banyak-banyak ikhlas dan do'a. InsyaAllah kalau kamu ikhlas, Hakam pasti bisa pergi dengan tenang," kata Masitah lembut, wanita itu ikut berjongkok disamping Livia yang masih saja menangisi batu nisan suaminya.Livia tergugu, dia meremas tanah makam suaminya yang masih basah. Seolah yang ia lakukan itu bisa mengusir sesak yang terus berkelindan dalam dadanya.Satu persatu tetangga yang ikut mengantar Hakam mulai membubarkan diri. Hanya tersisa Livia, Masitah, Alia dan Muis. Dania dan Hana juga masih di sana, wajah keduanya juga masih sembab karena terus menangisi kepergian Ha

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 101

    "Dimana perempuan pembawa sial itu? Dimana dia? Akan ku bunuh kamu Livia ...!" Dania berteriak bak orang kesurupan.Suasana duka berubah kacau, kedatangan Dania benar-benar mengubah suasana di sana. Yang tadinya orang-orang sibuk menangisi anggota keluarga yang meninggal berubah menjadi keributan akibat kedatangan Dania yang tiba-tiba.Livia yang berada didalam ruang jenazah tengah menangisi suaminya langsung kaget saat mendengar suara mertuanya. Dengan detak jantung yang mulai tak beraturan, dia berbalik dan siap menghadapi kemarahan mertua serta iparnya."Dasar perempuan pembawa sial ...!" Dania berlari kearah Livia dan menarik rambut perempuan itu hingga ia mengaduh kesakitan.Orang-orang yang berada diluar langsung ikut menyaksikan keributan itu. Mereka merasa kasihan pada Livia, ditengah duka karena kehilangan suaminya, mertuanya malah datang dan menyerangnya.Alia berusaha keras melepas cengkraman Dania dari rambut Livia. Terlihat Livia tak lagi menangis, dia seakan lelah dan pa

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 100

    Livia tiba di rumah sakit dengan ditemani Alia, sedang Yazeed ia titipkan pada Muis dan Masitah. Perempuan itu tak kuasa membendung air matanya, tangis dengan luapan sesak didalam dada tak henti sejak dalam perjalanan menuju rumah sakit tempat jasad suaminya dibawa.Kerumunan para keluarga korban kecelakaan beruntun memenuhi depan ruang jenazah, mereka sama hancurnya dengan Livia begitu mendapat kabar anggota keluarga mereka ikut menjadi korban nahas itu.Livia lemah, tapi ia berusaha kuat agar bisa melihat suaminya untuk yang terakhir kalinya. Mereka masih menunggu diberi izin masuk satu persatu agar tak memenuhi ruang jenazah. "Ahm, permisi ... korban kecelakaan beruntun tadi dibawa ke sini semua?" Suara bariton yang sangat ia kenali membuat Livia mendongak.Didepannya, seorang laki-laki dengan postur tubuh yang sangat mirip dengan Gheza berdiri membelakanginya. Laki-laki itu tengah berbicara dengan salah satu keluarga korban di sana. Livia ragu, tapi juga penasaran kenapa Gheza ik

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 99

    "Itukan mbak Hana? Kenapa dia bisa ada di sini?" gumam Livia masih memperhatikan Hana yang berdiri didepan gerbang rumah mewah itu.Tak lama, seseorang keluar membuka pagar tinggi itu. Seorang pria bertubuh gempal keluar hanya dengan mengenakan kaos oblong biasa dan celana panjang bahan.Tampak dari kejauhan Hana berbincang-bincang dengan pria itu, bisa Livia lihat bagaimana mata pria itu jelalatan memandangi setiap lekuk tubuh Hana yang dibungkus dengan baju yang super ketat yang dipadukan dengan jeans yang tak kalah ketatnya.Banyak dugaan yang Livia tujukan pada kakak iparnya itu. Apa Hana ada hubungan khusus dengan pria itu? Tapi ... pria itu jelas masih memiliki istri dan Livia tau. Tak mungkin juga kalau Hana jadi wanita simpanannya, kan?Ditengah kekalutan pikirannya, tiba-tiba saja dia melihat Hana mengeluarkan sesuatu dari dalam tasnya dan ... menyerahkannya pada pria tadi. Livia sampai menyipitkan mata demi menangkap dengan jelas benda apa yang Hana selipkan di tangan pria i

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 98

    "Hai, Kak ...!" sapa Netari dari jauh begitu melihat Gheza duduk ditempat biasa mereka menghabiskan waktu.Melihat kedatangan Netari, Gheza tersenyum sumringah. Senyum lebar yang terkembang dari bibir gadis muda itu membuatnya senang. Keceriaan Netari cukup bisa mengobati lukanya, sikap gadis itu mampu menghiburnya dikala keresahan hatinya."Kak, bulan ini aku bakal diwisuda. Ntar kakak datang, ya, pas acara wisudaku? Itung-itung sebagai ganti keluarga yang mungkin berhalangan hadir," cerocos Netari, dia menarik kursi dan duduk bersampingan dengan Gheza."Oh, ya? Kapan?" tanya Gheza antusias."Eum ... ntar deh, aku kabari. Kakak bisa, kan, dateng?" tanya Netari penuh harap.Bukan tanpa alasan Netari berharap Gheza bisa datang ke acara wisudanya, orang tua juga saudaranya yang ada di kampung sudah jelas menolak datang dengan alasan ini itu. Sebab selama ini Netari tak pernah mereka jadikan prioritas, bahkan saat gadis itu secara ugal-ugalan mengejar nilai terbaik pun tak menjadikan mer

  • Mengemis Maaf Istriku    Bab 97

    Sore itu, Dania tengah menemani 2 cucu kembarnya bermain di teras sempit kontrakan mereka. Tiba-tiba saja sebuah mobil yang cukup mewah berhenti di sana, Dania memperhatikan dengan seksama tapi tak bisa melihat siapa pengemudinya sebab seluruh kacanya berwarna hitam.Dia menunggu, tak lama pintu pengemudi terbuka. Alangkah terkejutnya Dania begitu melihat Hana keluar dari sana. Wanita itu lantas berdiri dan menghampiri Hana yang sudah berjalan kearah teras."Mobil siapa ini, Han?" tanya Dania."Punya bosku, Ma. Dikasih pinjem, soalnya aku bilang kita mau pindahan." Jawaban Hana membuat Dania sedikit tenang, tapi kembali kaget begitu sadar apa yang anaknya katakan. Pindah? Siapa yang akan pindah?"Kita pindah? Kemana?" "Mama nggak usah banyak tanya. Mending sekarang mama masuk, bungkus semua baju-baju kita. Ingat, hanya baju aja. Barang-barang ini ditinggal saja semuanya," kata Hana, dia duduk di kursi teras sambil menyibak rambutnya sebab kegerahan.Dania kembali tercengang, dia tak

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status