Inicio / Romansa / Menggoda Ayah Sahabatku / Bab 49 — Senyum Palsu

Compartir

Bab 49 — Senyum Palsu

Autor: Papa Buaya
last update Última actualización: 2025-12-12 09:32:27

"Kalau Ayah cuma mau marah-marah, mending nggak usah telepon. Aku capek mendengarnya,” balas Amelia.

Suaranya datar namun bergetar halus menahan emosi.

“Kamu ditanya sama orang tua, balesnya begitu?! Nggak punya sopan santun!” bentak Alan di seberang sana, semakin menjadi.

Tangan Amelia mengepal erat. Dia menggigit bibir bawahnya. Mengendalikan gejolak panas dalam dada.

“Iya. Karena aku mirip Ayah. Dari dulu aku nggak pernah diajarin yang namanya sopan santun,” balasnya pelan namun tajam.

“Kamu bilang apa?! Coba ulangi—“

Bentakan Alan terhenti. Saat tiba-tiba ponsel di tangannya direbut. Amelia kaget, langsung menoleh.

Pelakunya adalah Kayden. Dia langsung menekan tombol untuk mematikan panggilan. Tepat saat suara umpatan kasar Alan masih terdengar samar.

Setelah ponsel padam, Kayden menatap Amelia dengan pandangan datar.

“Kamu sering dapat perlakuan seperti itu dari ayahmu?” tanyanya.

Berusaha menjaga suaranya tetap tenang, meski urat di lehernya sudah tegang. Bukan pada Amelia. Nam
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 76 — Apa Aku Pelacur?

    “Kalian ngerasa aneh nggak sih sama sikap Pak Kayden tadi?” celetuk Jessica tiba-tiba.Suaranya sengaja dibuat berbisik. Namun terdengar jelas dan mengandung nada seperti hasutan.Beberapa rekan di meja itu langsung menoleh.“Emang kenapa?” sahut salah satu dari mereka santai. “Aku juga kalau nemu modelan Pak Joko pasti pengin ngehajar langsung,” sambung yang lain. Jessica menaikkan kedua bahunya. “Iya, tapi. Nggak biasanya Pak Kayden ngebela sampai segitunya. Apalagi itu cuma anak PKL. Apa mungkin—”Belum sempat kalimat itu selesai, seseorang berdehem pelan dari belakang.“Ekhem. Permisi, Bu.”Mereka serempak menoleh. Seorang mahasiswi PKL berdiri tegak di sana, wajahnya tenang namun sorot matanya tegas.“Apa kamu?” tanya Jessica, alisnya terangkat.Ratina berdiri tegap di sampingnya. “Saya cuma mau ngasih tahu. Kalau Amel itu sahabat anaknya Pak Kayden. Namanya Karina. Mereka udah sering main ke rumah sejak kecil. Jadi Amel udah kayak dianggap anak sendiri,” jelasnya panjang leb

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 75 – Dilecehkan

    “Jual tubuh?!” desis Amelia.Matanya membulat. Amarah yang membara mendengar penghinaan itu. Seperti tamparan keras yang langsung merobek harga dirinya. Tanpa ragu, Amelia mengangkat kaki dan menendang selangkangan Joko sekuat tenaga.Bugh!“Argh!” jerit Joko, suaranya melengking kesakitan.Tubuhnya langsung melengkung. Kedua tangannya mencengkeram area sensitif yang berdenyut-denyut nyeri. Wajahnya yang semula kemerahan memucat mendadak rasa sakit yang tak terduga.Kesempatan itu tak disia-siakan. Amelia memaksakan diri melepaskan cengkeraman dan berlari tertatih menuju pintu. Detak jantungnya berdegup kencang di telinga. Tangannya yang berkeringat sudah menyentuh gagang pintu dingin. Mendorongnya terbuka. Sinar lampu koridor kini terlihat.Namun, langkahnya terhenti mendadak. Sebuah cengkeraman kuat di pergelangan kaki menariknya keras dari belakang.“Akh!”Tubuhnya terhempas ke lantai. Bahu dan bagian belakang kepalanya terbentur permukaan marmer yang dingin dengan hentakan tumpu

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 74 — Terpojok

    “Kamu sakit perut?” lanjut pria itu bertanya, suaranya tertahan, matanya mengamati wajah Amelia yang tampak pucat.Amelia mengernyit, langkahnya sedikit melambat sebelum kembali dipercepat. “Nggak. Saya cuma nganter temen. Permisi,” pamitnya. Berusaha bersikap sopan. Namun Kayden tiba-tiba memegang lengannya.Refleks, Amelia menepis sentuhan itu. Matanya menyapu lorong sekitar. Untung saja tak ada siapa pun di sana.“Pak Kayden apa-apaan, sih?! Katanya mau hati-hati. Jangan terlalu deket sama saya!” geramnya dengan suara pelan, menahan emosi agar tak meledak.Kayden menghela napas panjang, rahangnya mengeras. “Kalau gitu aku mau tanya. Kenapa kamu marah begini? Nggak balas pesan dan telpon aku dari tadi siang?”Amelia terdiam, menoleh ke arah lain. “Aku sibuk. Banyak kerjaan.”Kayden menyipit. “Sesibuk apa sih tugas yang dikasih ke mahasiswa PKL?” sindirnya sambil menyilangkan kedua lengan.Amelia mendengus. Lelah jika harus berdebat dengannya saat ini. “Udahlah. Aku mau keluar

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 73 — Diincar

    “Wah, parah. Kok bisa kamu punya nomornya sih, Mel?” tanya Ratina tiba-tiba.Nada suaranya terdengar penuh selidik.Ucapan itu justru membuat perasaan Amelia semakin runyam. Ada rasa tidak nyaman yang mengendap di dadanya. Amelia menghela napas panjang. Mencoba menenangkan diri sebelum menjawab.“Dia ayah sahabat saya, Pak. Udah kenal dari kecil,” jelas Amelia akhirnya. Dengan suara datar, sengaja berhenti sampai di situ saja.Joko yang sejak tadi mendengarkan ikut mengangguk pelan.“Gitu, ya.”“Oh!” Ratina menepuk keningnya sendiri. “Papanya si Karina, ya. Ternyata Pak Kayden?!” serunya, baru menyadari teringat akan hal itu.“Kok kamu nggak bilang sih, Mel?” Ratina kembali bertanya. Kali ini dengan ekspresi heran bercampur penasaran.Amelia memutar bola matanya malas.“Kamu nggak nanya,” sahutnya santai.Amelia kembali memusatkan perhatian pada ponsel di tangannya. Panggilan tadi sudah menghilang dari layar. Namun detik berikutnya, dering kembali terdengar di telinganya.Ratina r

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 72 — Makan Malam Kantor

    “Pak Kay sama pacar dingin kayak gini juga nggak, sih?” celetuk Tio tiba-tibaKayden menoleh perlahan. Alisnya mengerut.“Apa?”“Ya, sama sahabat anak sendiri aja ketus gitu. Nggak ada ramah-ramahnya,” lanjut Tio tanpa rasa bersalah. “Sama pacar juga gitu?”Kayden mendengus kasar. “Nggak usah kepo kamu.”Kemudian melangkah pergi lebih dulu. Tio refleks menyusul, masih belum menyerah.“Saya beneran penasaran, Pak. Siapa sih orangnya? Yang lain juga penasaran. Masih satu perusahaan? Atau—”Langkah Kayden mendadak berhenti. Tio nyaris menabraknya.Tatapan Kayden kini tajam, menusuk tanpa basa-basi.“Jadi kamu, kan, yang nyebarin rumor itu?” desisnya rendah.Tio tersentak. Wajahnya langsung pucat, keringat dingin muncul di pelipis.“E-em, itu—” ucapannya terbata-bata. Bingung harus menjawab apa.“Nggak mungkin anak-anak PKL yang nyebarin. Mereka nggak bakal berani,” lanjut Kayden dengan emosi tertahan. “Tapi kamu. Mulut kamu itu lemes. Kayak perempuan.”Tio langsung menggeleng.“B-bukan g

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 71 — Dikerjain?

    “Y-ya, Pak?”Amelia refleks menoleh. Jemarinya cepat melepas earphone dari telinga. Takut ketahuan sedang tenggelam dalam dunianya sendiri. Di belakang kursinya, Joko sudah berdiri dengan senyum tipis.Bagi orang lain, senyum itu mungkin tampak ramah. Namun bagi Amelia. Entah kenapa selalu terasa mengganggu dan membuatnya tak nyaman.“Tolong kasih dokumen ini ke Bu Jessica di divisi marketing, ya,” pintanya.Joko menyodorkan sebuah map cokelat.Amelia segera berdiri. Tak ada ruang untuknya menolak.“Tau kan tempatnya?” tanya Joko, masih dengan nada lembut.Amelia mengangguk cepat.“Iya, Pak. Saya tau.”“Makasih, ya. Kamu emang baik,” pujinya.Jolo kembali tersenyum lebar, diiringi tepukan lembut di pundaknya.Sekejap Amelia menegang. Ia segera menghindar, mundur setengah langkah sebelum Joko sempat berlama-lama.“Saya pergi dulu, Pak,” pamitnya.Tanpa menunggu balasan, Amelia bergegas pergi. Langkahnya dipercepat. Seolah jarak bisa menghapus rasa tak nyaman yang masih melekat di ku

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status