Beranda / Romansa / Menggoda Ayah Sahabatku / Bab 71 — Dikerjain?

Share

Bab 71 — Dikerjain?

Penulis: Papa Buaya
last update Terakhir Diperbarui: 2025-12-21 11:36:09

“Y-ya, Pak?”

Amelia refleks menoleh. Jemarinya cepat melepas earphone dari telinga. Takut ketahuan sedang tenggelam dalam dunianya sendiri.

Di belakang kursinya, Joko sudah berdiri dengan senyum tipis.

Bagi orang lain, senyum itu mungkin tampak ramah.

Namun bagi Amelia. Entah kenapa selalu terasa mengganggu dan membuatnya tak nyaman.

“Tolong kasih dokumen ini ke Bu Jessica di divisi marketing, ya,” pintanya.

Joko menyodorkan sebuah map cokelat.

Amelia segera berdiri. Tak ada ruang untuknya menolak.

“Tau kan tempatnya?” tanya Joko, masih dengan nada lembut.

Amelia mengangguk cepat.

“Iya, Pak. Saya tau.”

“Makasih, ya. Kamu emang baik,” pujinya.

Jolo kembali tersenyum lebar, diiringi tepukan lembut di pundaknya.

Sekejap Amelia menegang. Ia segera menghindar, mundur setengah langkah sebelum Joko sempat berlama-lama.

“Saya pergi dulu, Pak,” pamitnya.

Tanpa menunggu balasan, Amelia bergegas pergi.

Langkahnya dipercepat. Seolah jarak bisa menghapus rasa tak nyaman yang masih melekat di ku
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 74 — Terpojok

    “Kamu sakit perut?” lanjut pria itu bertanya, suaranya tertahan, matanya mengamati wajah Amelia yang tampak pucat.Amelia mengernyit, langkahnya sedikit melambat sebelum kembali dipercepat. “Nggak. Saya cuma nganter temen. Permisi,” pamitnya. Berusaha bersikap sopan. Namun Kayden tiba-tiba memegang lengannya.Refleks, Amelia menepis sentuhan itu. Matanya menyapu lorong sekitar. Untung saja tak ada siapa pun di sana.“Pak Kayden apa-apaan, sih?! Katanya mau hati-hati. Jangan terlalu deket sama saya!” geramnya dengan suara pelan, menahan emosi agar tak meledak.Kayden menghela napas panjang, rahangnya mengeras. “Kalau gitu aku mau tanya. Kenapa kamu marah begini? Nggak balas pesan dan telpon aku dari tadi siang?”Amelia terdiam, menoleh ke arah lain. “Aku sibuk. Banyak kerjaan.”Kayden menyipit. “Sesibuk apa sih tugas yang dikasih ke mahasiswa PKL?” sindirnya sambil menyilangkan kedua lengan.Amelia mendengus. Lelah jika harus berdebat dengannya saat ini. “Udahlah. Aku mau keluar

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 73 — Diincar

    “Wah, parah. Kok bisa kamu punya nomornya sih, Mel?” tanya Ratina tiba-tiba.Nada suaranya terdengar penuh selidik.Ucapan itu justru membuat perasaan Amelia semakin runyam. Ada rasa tidak nyaman yang mengendap di dadanya. Amelia menghela napas panjang. Mencoba menenangkan diri sebelum menjawab.“Dia ayah sahabat saya, Pak. Udah kenal dari kecil,” jelas Amelia akhirnya. Dengan suara datar, sengaja berhenti sampai di situ saja.Joko yang sejak tadi mendengarkan ikut mengangguk pelan.“Gitu, ya.”“Oh!” Ratina menepuk keningnya sendiri. “Papanya si Karina, ya. Ternyata Pak Kayden?!” serunya, baru menyadari teringat akan hal itu.“Kok kamu nggak bilang sih, Mel?” Ratina kembali bertanya. Kali ini dengan ekspresi heran bercampur penasaran.Amelia memutar bola matanya malas.“Kamu nggak nanya,” sahutnya santai.Amelia kembali memusatkan perhatian pada ponsel di tangannya. Panggilan tadi sudah menghilang dari layar. Namun detik berikutnya, dering kembali terdengar di telinganya.Ratina r

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 72 — Makan Malam Kantor

    “Pak Kay sama pacar dingin kayak gini juga nggak, sih?” celetuk Tio tiba-tibaKayden menoleh perlahan. Alisnya mengerut.“Apa?”“Ya, sama sahabat anak sendiri aja ketus gitu. Nggak ada ramah-ramahnya,” lanjut Tio tanpa rasa bersalah. “Sama pacar juga gitu?”Kayden mendengus kasar. “Nggak usah kepo kamu.”Kemudian melangkah pergi lebih dulu. Tio refleks menyusul, masih belum menyerah.“Saya beneran penasaran, Pak. Siapa sih orangnya? Yang lain juga penasaran. Masih satu perusahaan? Atau—”Langkah Kayden mendadak berhenti. Tio nyaris menabraknya.Tatapan Kayden kini tajam, menusuk tanpa basa-basi.“Jadi kamu, kan, yang nyebarin rumor itu?” desisnya rendah.Tio tersentak. Wajahnya langsung pucat, keringat dingin muncul di pelipis.“E-em, itu—” ucapannya terbata-bata. Bingung harus menjawab apa.“Nggak mungkin anak-anak PKL yang nyebarin. Mereka nggak bakal berani,” lanjut Kayden dengan emosi tertahan. “Tapi kamu. Mulut kamu itu lemes. Kayak perempuan.”Tio langsung menggeleng.“B-bukan g

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 71 — Dikerjain?

    “Y-ya, Pak?”Amelia refleks menoleh. Jemarinya cepat melepas earphone dari telinga. Takut ketahuan sedang tenggelam dalam dunianya sendiri. Di belakang kursinya, Joko sudah berdiri dengan senyum tipis.Bagi orang lain, senyum itu mungkin tampak ramah. Namun bagi Amelia. Entah kenapa selalu terasa mengganggu dan membuatnya tak nyaman.“Tolong kasih dokumen ini ke Bu Jessica di divisi marketing, ya,” pintanya.Joko menyodorkan sebuah map cokelat.Amelia segera berdiri. Tak ada ruang untuknya menolak.“Tau kan tempatnya?” tanya Joko, masih dengan nada lembut.Amelia mengangguk cepat.“Iya, Pak. Saya tau.”“Makasih, ya. Kamu emang baik,” pujinya.Jolo kembali tersenyum lebar, diiringi tepukan lembut di pundaknya.Sekejap Amelia menegang. Ia segera menghindar, mundur setengah langkah sebelum Joko sempat berlama-lama.“Saya pergi dulu, Pak,” pamitnya.Tanpa menunggu balasan, Amelia bergegas pergi. Langkahnya dipercepat. Seolah jarak bisa menghapus rasa tak nyaman yang masih melekat di ku

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 70 — Rumor

    “Eh, Mel. Kayaknya Pak Joko suka sama kamu, deh,” celetuk Ratina tiba-tiba.Sambil mengedipkan mata penuh makna. Ucapannya seolah memperjelas gelagat Pak Joko barusan.Amelia menatap Ratina tajam, alisnya mengernyit.“Berisik! Makan aja sana,” omelnya. Laku menyumpalkan selada ke mulutnya, sengaja dibuat kasar.“Amel!” Ratina menggeram kesal. Yang lain justru tertawa, menganggapnya candaan ringan di jam makan siang.Amelia kembali melanjutkan makannya. Masih terasa tidak nyaman. Namun berusaha untuk mengabaikannya. Pandangan Amelia sesekali celingukan. Seakan mencari satu sosok tertentu di antara keramaian kantin.'Dia nggak makan siang di sini, ya?' gumamnya dalam hati.Sudut bibirnya menekuk samar.'Yah, aku juga yang minta jangan makan siang bareng, sih.'Di tengah kebisingan, samar-samar Amelia menangkap percakapan dua orang yang berjalan melewati belakangnya.“Eh, aku tadi lihat Pak Kay lagi sama Bu Anya di restoran, tau,” ujar seorang karyawan wanita. “Masa sih?! Berarti yan

  • Menggoda Ayah Sahabatku    Bab 69 — Mantan Rese

    “Pak Kayden apa-apaan, sih?!” desis Anya. Terdengar tajam begitu mereka berhenti di luar restoran, cukup jauh dari ruang reservasi agar suara mereka tak terdengar orang lain. Wajahnya memerah, matanya menyala penuh amarah. “Kenapa Bapak mau bongkar rahasia aku?!”Kayden berdiri dengan sikap santai. Kedua lengannya terlipat di dada, sorot matanya datar dan dingin.“Saya yang seharusnya bertanya. Kamu seputus asa itu sampai minta ayahmu menjodohkan kita?”Nada suaranya menekan. “Kamu harusnya punya harga diri. Waktu saya bilang tidak, artinya sudah selesai. Jangan keras kepala.”Anya menggeram kesal. Tangannya mengepal.“Aku nggak pernah minta ke Ayah! Dia sendiri yang tiba-tiba mau menjodohin!”“Oh, ya?” Kayden menyahut pendek, jelas sama sekali tak mempercayainya.“Iya!” suara Anya meninggi. “Aku justru lebih takut kalau Ayah sampai tahu rahasiaku!”Seringai kecil terbit di sudut bibir Kayden.“Kalau begitu, minta Ayah kamu batalkan perjodohan ini. Dengan begitu, rahasia kamu tetap

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status