Share

Mendatangi Dokter Rahmat

PoV Abang

Aku menghela napas menghadapi sifat keras kepala Bunda. Entah bagaimana jalan pikirnya? Apa Bunda tidak berpikir, kalau posisinya sama dengan posisi Nenek?

Tapi, aku juga tidak boleh memaksa Bunda untuk menerima wanita yang telah melahirkannya. Biar bagaimana pun, menitipkan anak ke sebuah panti asuhan meski untuk kebaikan tetap menoreh kekecewaan pada jiwa anak-anaknya. Tugasku hanya menyampaikan, perihal Bunda ingin menemui Nenek atau tidak, biarkan saja Bunda yang memutuskan.

“Dendi gak bisa maksa, Bunda. Bunda dan Om Rahmat yang mengalami bagaimana suka dan duka tinggal di panti, tanpa belaian kasih sayang seorang ibu kandung, lalu terpisah dengan saudaranya. Ya, Dendi mengerti.” Menjeda kalimat, menatap Bunda yang napasnya turun naik karena menahan amarah yang meluap.

“Dulu, almarhum Ayah pernah bilang. Salah satu keberkahan hidup seorang manusia adalah doa dari kedua

Locked Chapter
Ituloy basahin ang aklat na ito sa APP
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
Dendy benar' keren
Tignan lahat ng Komento

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status