Dinar dan mbak Sita menunggu di luar ruang IGD. Setelah beberapa menit, Dokter yang menangani Ratu keluar ruangan. Segera Dinar berdiri dan bertanya kepada dokter tentang keadaan anaknya. Bagaimana dok? apa Ratu baik baik saja? Iya bu, Alhamdulillah adek Ratu anak yang kuat. dia sedang mengalami demam tinggi karena gigi yang akan tumbuh dan perubahan cuaca. kali sudah memberi obat kita lihat nanti semoga adek segera membaik. Adek sepertinya merindukan seseorang. mungkin ibunya. Dokter cantik itu sepertinya tahu dengan keadaan Ratu yang baru saja ditinggal pergi ibu kandungnya. bagaimana kalo tidurnya di temani dan dipeluk. Iya dok, terimakasih. ucap Dinar singkat. Beberapa menit kemudian Bagas sampai dengan sedikit berlari menghampiri Dinar. Bagaimana Ratu? Alhamdulillah baik mas, sudah dapat penanganan dokter. Semoga keadaannya segera membaik dan dipindahlan ke ruang inap. Alhamdulillah...mungkin dia kangen Diana.. Dia kalo sakit begini selalu ditemani ibunya. Dinar juga me
Di hari ketiga Ratu di rawat di Rumah Sakit, Dinar selalu berada di samping Ratu, segala keperluan Ratu, dia yang mengurus dibantu mbak Sita. Seperti pagi ini Ratu sudah terbangun sejak subuh, minta pipis dan gosok gigi. untuk mandi sementara hanya menggunakan handuk basah untuk menyeka tubuhnya. jarum infus hari ini sudah dilepas. Ratu sudah kembali ceria. rencananya hari ini bisa dijadwalkan pulang tinggal menunggu kunjungan dokter dan keputusan dokter di sore hati nanti. Sudah cantik, memakai baju baru yang bersih, makan pagi jatah dari RS sudah datang dan diletakkan di meja. Dinar dengan telaten menyuapi Ratu dengan bubur dan sup yang disediakan. walaupun sedikit rewel karena giginya yang baru tumbuh, namun anehnya Ratu dengan senang menerima suapan kasih sayang dari Dinar. "aak, pinternya adek Ratu, maam yang banyak yaa biar lekas sehat. bisa main lagi sama kakak". " mam... mam ma maa.." celoteh Ratu disela kegiatannya mengunyah. "Iya nanti sore adek sudah boleh pulang, bisa
"Maa maaa maa maaa" Cerewet Ratu dipangkuan Dinar membuatnya tersadar. "Ah kenapa ada sekilas penglihatan yang terlintas di pikiranku, apa yang sudah kulewatkan?""Pandangan siapa ini? aku atau kak Diana?" "bagaimana bisa?""Aah kenapa kepalaku jadi pusing..". Dinar memijit pelipisnya yang mendadak nyeri. Ratu menepuk nepuk lengan mamanya. " Maam maam.. aaainn aaainnaan" celotehnya. "Adek mau maen? sama mama?"" Nen neen nen neen... ""Nenen? apa mimik cucu? " refleks tangan kiri nya memegang dada, tangan kanan mengayun ayunkan didepan wajah Ratu, dan membuat gestur " Tidak bisa".Dia kan belum pernah menyusui. Bagaimana bisa anak kecil ini meminta nenen padanya. geli pikiran Dinar yang absurd langsung menolak keinginan bayi bakpao itu. "Bukan nenen itu Nara, tapi mainan itu". suara ngebas mengagetkan kedua ibu dan anak yang sedang bertatapan. "Aapa? mainan mana yang dimaksud adek?" setengah malu Dinar bertanya pada orang yang tiba tiba duduk disampingnya. "Ini" menyodorkan bo
Subuh yang diawali dengan hujan gerimis di bulan Oktober ini, membuat udara menjadi dingin. Semalam juga hujan mengguyur Ibukota. Beruntung tempat yang mereka tinggali terhindar dari banjir. Dinar terbangun di kamar anak si kembar, Dia dan mama Diandra semalam menemani dua bocah imut tersebut sampai tertidur disana. Mengerjapkan matanya yang agak mengganjal ketika dibuka. rasanya agak berat membuka mata, apa karena semalam dia menangis. Entahlah. Dia bergegas bangun untuk membersihkan diri dan menunaikan kewajiban ibadah subuh nya. menuju ke kamar mandi di kamarnya sendiri. Membuka pintu kamar perlahan takut penghuninya terganggu. Ternyata Bagas masih tertidur lelap disana. dengan langkah pelan dia mengambil pakaian di lemari dan masuk ke kamar mandi. Setelah 15 menit di dalam kamar mandi, Dinar keluar dengan keadaan wangi dan berpakaian lengkap. " Astaga, kaget mas ngapain didepan pintu kamar mandi? "" Tidak, Kamu mau sholat? "" Iya mas. maaf gak bangunin mas tadi"." Ok gak ma
Lia membersihkan mulut Raja, Bayi berumur 1 tahun itu selesai makan nasi lembut dengan sayur sop ayam, beberapa giginya yang sudah tumbuh dibersihkan dengan telaten. diberi air putih setelah makan. Raja anak yang aktif, tapi 3 hari yang lalu ketika adeknya sakit dia agak sedikit rewel. mungkin ikut merasakan, telepati mereka kuat. " Kaka Raja, sudah pintar, sudah maem jangan tingkah dulu nanti muntah. ayoo mainan disana yaa. Di gendongnya Raja menuju play ground yang ada di ujung ruangan depan kamar mereka."Anteng sini dulu ya. mbak Lia mau merapikan alat makan ke dapur dulu. cuma sebentar". Raja sepertinya paham, dia mengangguk lucu. Lia sedikit celingukan mencari rekan kerjanya Sita, pengasuh Ratu. "Dimana anak itu. kan sepertinya tadi gak jadi diajak ke Rumah Sakit sama Nyonya kok gak terlihat sih". gumamnya. " Dikamar tidak ada, apa dia mengajak Ratu ke taman belakang?".Berjalan cepat turun tangga menuju dapur. Dia meninggalkan Raja aman di dalam Playground yang di keliling
Di dalam lift sebuah gedung perkantoran beberapa orang terlihat sedang berbisik bisik, seseorang dengan baju setelan biru dengan rambut klimis berbicara dengan rekannya yang memakai baju berwarna coklat tua. " Hai, kamu dengar tidak berita yang lagi heboh di kalangan kantor kita. Ada komunitas pecinta bos Bagas kebetulan aku masuk didalamnya, bukan karena ikutan suka yaa, tapi pingin tau aja berita terbaru tetang si bos ganteng"." Berita apa lekas beritahu biar ikutan update". " Huss jangan keras keras, ada cctv di lift ini"." Ini berita bukan gossip dan dijamin kebenarannya, karena salah satu admin grub datang pada saat kejadian. jadi dijamin 100℅ bukan hoax"." Ih apaan cepat deh jadi makin kepo kan".Pria berbaju biru itu melihat ke kanan kiri untuk memastikan keadaan aman. di sebelah kanan di ujung lift hanya ada satu orang yang memakai masker dan kacamata hitam, di telinganya terpasang earpohone, bisa dipastikan kalo dia sedang mendengarkan lagu atau apa dari handphone nya. j
Diana dan mama Diandra sudah kembali dari Rumah Sakit, sepanjang perjalanan dia sedikit merenung memikirkan dirinya dimasa lalu dan yang akan datang. Apa benar setelah kecelakaan dia sempat hilang ingatan bahkan sampai saat ini tapi hanya sebagian saja tidak semua makanya keluarga maupun dia sendiri tidak menyadarinya. mereka hanya focus pada mata Dinara yang setelah kecelakaan menjadi tidak bisa melihat. Dokter sempat menjelaskan bahwa kemungkinan syaraf mata yang telah rusak masih bisa diperbaiki tetapi Dinara yang sudah terlanjur putus asa merelakan penglihatannya dan lebih memilih menepi dari kehidupan nya dahulu dan berdiam di kampung bersama neneknya. Dan untuk sekarang dia tak lagi mau memikirkan masa lalu. Dia mau focus menata masa depannya. Dinara ingin membuka kios bunga di dekat rumahnya. Yang bisa ia kelola sambil tetap bisa mengawasi perkembangan si kembar. Dia tak mau berdiam diri saja di rumah sesekali tetap belajar menjadi seorang ibu yang baik bagi kedua bayi imut t
Di taman belakang terlihat mbak Lia dan mbak Sita asyik mengawasi dua bocah bermain air di kolam renang plastik yang diisi air sedikit. Raja sangat senang duduk didalam kolam plastik dan melempar bola bola kecil mainan ke arah Ratu, yang dilempar malah tertawa lucu. Dinara mendekati mereka, di bagian belakang rumah terdapat kolam dewasa dan juga gazebo disana mama Diandra dan mbok Sum berbincang sambil menata cemilan. "Anak anak kalo sudah cukup puas mainan airnya bisa segera dibilas mbak" teriak mama Diandra ke kedua mbak. " Belum ma, baru saja Dinar maen air juga kok sudah mau dibilas"." Sini adek Ratu maen sama mama"" Kata si mbok belum sampai 30 menit kok mainan airnya. lagian ini pake air anget yaa kan dek" Lanjutnya masih mau maen air. " Mama nya kaya masih bocah yaa" " Yeee biarin, biar awet muda wlleee" Dinar menjulurkan lidah mengejek mama.Semua yang ada disana tertawa melihat interaksi keduanya kecuali mbak Lia, hanya sedikit saja. "Nak, kamu mau makan siang apa bia