Share

3. Bertemu Tante

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2022-08-02 15:54:14

"Ne!"

"Ada apa?"

"Temanmu masih lama?" Aeris meremas kesepuluh jemari tangannya yang terasa dingin karena mulai merasa tidak nyaman. Dia ingin pulang.

Anne melihat benda mungil bertali yang melingkari pergelangan tangan kirinya. "Tunggu sebentar lagi."

Aeris mengembuskan napas panjang. Mau tidak mau dia harus menunggu teman Anne datang karena tidak tahu jalan pulang.

Tidak lama kemudian ada dua orang laki-laki datang menghampiri mereka. Kedua mata Anne seketika berbinar melihat lelaki yang berdiri di depannya.

"Liam?"

"Yes, I'm Liam." Lelaki bernama Liam itu mengulurkan tangan kanannya yang disambut ramah oleh Anne. "Aku membawa seorang teman untuk menemaniku datang ke sini."

"Aku, Daniel." Teman Liam tersebut memperkenalkan diri.

"Who is she?" tanya Liam saat melihat Aeris.

"Dia temanku, Aeris." Anne pun memperkenalkan Aeris pada Liam dan Daniel.

"She is so pretty," puji Liam.

Aeris tersenyum kaku mendengar pujian Liam untuknya.

"And sexy," imbuh Daniel menatap Aeris seperti singa kelaparan yang bertemu dengan mangsanya.

Aeris merasa tidak nyaman karena Daniel menatapnya dengan penuh minat seolah-olah ingin menelanjangi tubuhnya.

"Bagaimana kalau kita berdansa?

"Dengan senang hati." Anne menyambut uluran tangan Liam dan pergi ke lantai dansa. Mereka begitu asyik menikmati musik yang dimainkan DJ. Anne bahkan sampai lupa jika mengajak Aeris ke kelab malam untuk menemaninya.

"Kamu tidak turun?"

"Tidak," jawab Aeris sambil memperhatikan Anne yang sedang berciuman dengan Liam. Sahabatnya itu mudah sekali jatuh cinta.

Daniel menyeringai sambil menelusuri tubuh Aeris dari atas sampai bawah. Dia merasa sangat beruntung bertemu dengan gadis polos seperti Aeris.

"Untukmu." Kening Aeris berkerut dalam menatap segelas minuman berwarna merah yang Daniel ulurkan. Dia takut minuman tersebut mengandung alkohol.

"Minuman ini tidak mengandung alkohol," ucap Daniel saat melihat keraguan di wajah Aeris.

"Sungguh?" tanya Aeris memastikan.

"Iya."

Aeris pun menerimanya dan meminumnya hingga tandas. Tanpa dia sadari Daniel menyeringai penuh kemenangan. Minuman tersebut sebenarnya mengandung alkohol yang cukup tinggi. Hanya saja aromanya tersamarkan oleh buah stroberi. Orang yang tidak pernah minum seperti Aeris bisa dipastikan akan langsung mabuk.

***

Putus cinta sejak tiga tahun lalu belum bisa membuat Leon melupakan mantan kekasihnya. Alea Kristiana—cinta pertamanya. Leon tidak pernah tahu alasan apa yang membuat Alea tiba-tiba meminta putus. Padahal dia dan Alea mempunyai impian untuk menikah dan hidup bersama sampai maut memisahkan.

Apa cinta yang dia berikan untuk Alea belum cukup? Apa Alea sudah tidak tahan menghadapi sifat dinginnya? Entahlah, Leon tidak tahu.

Memikirkan Alea malah membuat dada Leon semakin terasa sesak. Gadis itu mendadak hilang seperti ditelan bumi setelah meminta putus darinya. Di mana Alea sekarang? Apa gadis itu baik-baik saja?

Leon kembali meneguk segelas wine yang di tangannya karena malam ini dia ingin berhenti sejenak memikirkan Alea.

"Gadis itu cantik sekali."

Leon pun mengikuti arah pandang sahabatnya yang bernama Brian, melihat seorang gadis yang memakai mini dress berwarna merah maroon yang memperlihatkan jelas lekuk tubuhnya. Kedua mata Leon sontak membulat saat menyadari siapa gadis itu.

"Tante?" gumamnya pelan.

"Kamu bilang apa?" tanya Brian karena tidak mendengar suara Leon dengan jelas.

"Bukan apa-apa." Kedua mata Leon terus memperhatikan Aeris. Untuk apa tantenya pergi ke tempat seperti ini? Apa lagi memakai mini dress seperti itu? Apa Aeris tidak sadar jika banyak lelaki yang menatapnya lapar?

Aeris terlihat seperti anak kelinci yang tersesat di kandang serigala.

"Aku tidak pernah melihat gadis itu di kelab ini. Sepertinya dia orang baru."

Leon hanya diam mendengar ucapan Brian barusan. Dia tidak pernah menyangka tante yang dikenal polos berani pergi ke tempat hiburan malam.

"Dia cantik, ya?"

"Biasa saja," jawab Leon malas. Baginya gadis paling cantik di dunia hanya Alea.

Brian terkekeh karena tahu jika Leon belum bisa melupakan Alea. "Siapa cowok bule itu? Apa dia pacarnya?"

Leon memperhatikan lelaki berwajah kebarat-baratan yang sedang minum bersama Aeris. Pacar? Tidak mungkin. Setahu Leon tantenya itu tidak pernah memiliki pacar.

"Sepertinya gadis itu mabuk." Brian kembali bersuara.

Leon menyipitkan kedua matanya agar penglihatannya jelas. Aeris terus saja minum minuman pemberian Daniel. Dasar bodoh! Sepertinya Aeris tidak tahu kalau minuman itu memabukkan.

"Cowok bule itu menang banyak. Lihatlah, Le, tangannya mulai berani membelai pipi gadis itu."

Leon kembali menuang wine ke gelas hingga penuh, berusaha tidak memedulikan apa yang Brian katakan. Jika Aeris mabuk dan ingin menghabiskan malam bersama Daniel itu bukan urusannya.

Brian berdecak. "Gadis itu polos banget. Kenapa dia diam saja pahanya dibelai-belai seperti itu?"

Brush ....

Leon tanpa sengaja menyemburkan wine yang diminumnya hingga mengenai wajah Brian.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Fransisko Vitalis
masih polos dijasih minuman keras tenggak terus
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikah Dengan Keponakan   127. Baby Twins ~end

    Seorang dokter dan empat orang perawat akan membantu proses persalinan Aeris. Mereka semua perempuan karena Leon tidak ingin Aeris ditangani oleh dokter maupun perawat laki-laki. Dia memang possesive."Tarik napas panjang Sayang, embuskan." Leon berusaha menenangkan Aeris meskipun dia sendiri juga panik karena sebentar lagi Leon junior akan lahir ke dunia."Kenapa kamu membuatku hamil, Leon? Aduh, rasanya sakit sekali!" Aeris menarik rambut Leon kuat-kuat hingga membuat Leon meringis kesakitan."Aduh, Sayang, sakit!"Aeris terus mengaduh kesakitan. Perutnya seperti akan terbelah karena suatu di dalam sana berusaha merangkak keluar. Sepasang bayi kembar, kacang kecilnya.Aeris tanpa sadar meremas tangan Leon semakin erat karena perutnya benar-benar terasa sakit."Aduh, Sayang, sakit. Jangan meremas tanganku terlalu kuat!"Aeris tidak peduli Leon meringis kesakitan karena perutnya benar-benar sakit."Tarik napas panjang dan keluarkan perlahan-lahan."Aeris pun mengikuti perintah dokter.

  • Menikah Dengan Keponakan   126. I'm Sorry, Honey

    Leon tersenyum tipis. Sangat tipis dan nyaris tidak terlihat. Penyesalan, rasa bersalah, juga rindu yang teramat dalam terpancar jelas dari kedua sorot matanya saat menatap Aeris."Pizza pesanan Anda sudah datang, Nona."Aeris menepis pizza di tangan Leon dengan kasar lantas melemparkan diri dalam dekapan lelaki itu. Tangis Aeris seketika pecah. Dia sangat mencintai Leon dan tidak ingin berpisah dengan lelaki itu."Aku tidak ingin berpisah denganmu, Leon. Aku mohon, jangan pernah ceraikan aku," gumam Aeris dengan suara gemetar.Leon menarik napas panjang. Hatinya begitu sakit melihat air mata yang membasahi pipi Aeris. Leon merasa sangat menyesal sudah menyakiti Aeris dan membuat wanita yang dia cintai itu menangis."Aku takut sekali karena kamu tiba-tiba tidak peduli dan bersikap dingin lagi kepadaku, Leon. Aku nyaris gila karena memikirkan nasib pernikahan dan buah hati kita. Aku takut kamu akan menceraikanku ....""Maaf," ucap Leon sambil mengecup puncak kepala Aeris berkali-kali.

  • Menikah Dengan Keponakan   125. Penyesalan Leon

    Leon menghela napas panjang. "Aku pikir pernikahanku dan tante Aeris akan berjalan baik-baik saja dan berakhir bahagia sampai maut memisahkan kami berdua. Tapi kenyataannya tidak, tante Aeris ternyata mencintai lelaki lain."Meeta terhenyak medengar ucapan Leon barusan. "Aeris tidak mungkin mencintai lelaki lain, Leon. Sebagai sesama perempuan aku bisa melihat dengan jelas kalau Aeris sangat mencintai kamu."Leon mengangkat kedua bahunya ke atas, kesedihan dan kekecewaan terpancar jelas dari kedua sorot matanya. "Terserah kalau kamu tidak percaya. Tapi aku lihat dengan mata kepalaku sendiri kalau tante Aeris sedang berpelukan mesra dengan lelaki lain.""Memangnya kamu tahu siapa lelaki yang dicintai Aeris?"Leon mengangguk."Siapa?" tanya Meeta ingin tahu."Aku malas menyebut namanya. Terima kasih banyak sudah mau mengobati lukaku, Meeta."Meeta mengangguk. "Sama-sama. Sebaiknya selesaikan masalahmu dengan Aeris baik-baik. Aku harap kalian tidak akan pernah berpisah."Leon mengangguk

  • Menikah Dengan Keponakan   124. Lelaki Paling Bodoh

    Aerin hanya bisa diam melihat Setya yang memukul Leon karena dia juga kecewa dengan keputusan putra sulungnya itu.Leon mendesis sambil mengusap sudut bibirnya yang mengeluarkan sedikit darah. Rasanya sangat perih bercampur dengan ngilu. Rahangnya pun seolah-olah patah karena pukulan Setya sangat keras. "Untuk anak, Papa tenang saja. Leon akan tetap tanggung jawab."Rahang Setya semakin mengeras. "Anak bodoh! Tolol! Pernikahan itu bukan main-main, Leon!""Leon tidak pernah mempermainkan pernikahan, tapi tante Aeris yang telah mempermainkan perasaan Leon. Ugh...!" Leon memegangi perutnya karena Setya tiba-tiba menendangnya dengan cukup keras."Anak bodoh! Selama dua puluh lima tahun menikah papa selalu berusaha membuat mamamu jangan sampai meneteskan air mata, tapi kamu malah tega membuat Aeris menangis. Di mana hatimu, Leon?""Hati Leon sudah lama mati.""Leon!" Setya menghajar Leon tanpa ampun untuk melampiaskan amarah sekaligus kekecewaannya. Leon tidak bisa melawan karena sang ayah

  • Menikah Dengan Keponakan   123. Mr. Idiot 3

    Hana berjalan cepat menghampiri Leon dan menggebrak meja dengan cukup keras hingga membuat cucu kesayangannya itu berjingkat kaget. Kedua mata Hana menatap Leon tajam, dadanya naik turun menahan emosi yang siap untuk meledak."Kenapa Nenek datang ke kantor Leon?" tanya Leon berusaha tetap tenang."Kenapa kamu ingin menceraikan Aeris, Leon? Apa kamu sudah kehilangan akal?"Leon tanpa sadar menelan ludah, terkejut karena Hana tahu kalau dia ingin menceraikan Aeris. "Da-dari mana Nenek tahu?""Aeris sudah menceritakan semuanya sama nenek. Kamu itu sudah dewasa, Leon. Masalah itu harus dihadapi dan diselesaikan dengan baik-baik. Jangan malah lari seperti seorang pengecut."Leon mengembuskan napas kasar sebelum bicara. "Untuk apa Leon mempertahankan pernikahan ini kalau tante Aeris tidak sungguh-sungguh mencintai Leon, Nek?"Mulut Hana sontak menganga lebar. "Kamu benar-benar bodoh, Leon. Aeris itu cinta mati sama kamu. Kenapa kamu bisa berpikiran seperti itu?"Leon malah mendengkus. "Nene

  • Menikah Dengan Keponakan   122. Stres!!!

    "Sshh ...." Aeris memegangi kepalanya yang terasa berdenyut lalu menarik napas dalam-dalam karena perutnya tiba-tiba saja terasa kram. Semoga kacang kecilnya baik-baik saja.Aeris kembali menarik napas panjang, tapi rasa sakit di perutnya tidak mau hilang. Sakitnya malah semakin menjadi-jadi. Dia pun meraih ponselnya yang ada di atas meja karena ingin menghubungi Leon.Namun, nomor Leon lagi-lagi tidak aktif. Aeris pun beranjak ke kamar karena ingin beristirahat, akan tetapi dia tidak sanggup berdiri karena kedua kakinya terasa sangat lemas. Aeris ingin meminta tolong pada Bik Ijah, tapi dia lupa kalau asisten rumah tangganya itu sedang izin pulang kampung. Aeria benar-benar sendirian di rumah.Aeris ingin meminta tolong pada Anne, tapi dia tidak jadi melakukannya karena sahabatnya itu pasti lelah setelah mengurus butik sendirian. Aeris tidak mungkin minta tolong Sean karena cowok itu sedang fokus belajar untuk mengukuti ujian.Aeris merintih karena perutnya semakin terasa sakit. Dia

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status