Share

Senyum Kecil Banyu

"Biasanya, jatuh dari mata, lalu turun ke hati. Dari yang sudah-sudah, sih, seperti itu. Nanti kamu juga begitu." —Teman sesama jomlo yang tiba-tiba jadi ahli percintaan.

"I—iya, aku mau."

Banyu hanya bisa bereaksi pada jawaban wanita di depannya dengan tersenyum kecil. Tersenyum? Kenapa Banyu sampai tersenyum? 

Astaga, setelah dipikir-pikir, sudah tidak terhitung berapa kali ia mencuri pandang ke arah Binar sambil kesengsem tidak jelas. Sial, kenapa dandanan Binar jadi terlihat sangat cantik hari ini? Tunggu, kenapa malah Binar yang disalahkan?

Ia sadar keduanya hanya menikah kontrak demi menyenangkan hati kedua orang tuanya. Tetapi, kenapa ia bahkan tidak bisa menahan senyumnya setelah mendengar jawaban Binar?

Banyu menelan ludahnya. Ia tidak yakin kegaduhan macam apa yang terjadi di hatinya saat ini.

"Nah, begitu, dong! Akhirnya kamu menuruti apa kata Bunda untuk menikah. Bunda senang sekali mendengarnya

A. Senandika

Waduh, bagaimana, ya, reaksi orang tua mereka? Kalau kalian sebagai orang tua, setuju enggak kalau anak kalian enggak ingin ada pesta pernikahan?

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status