Beverley tidak begitu peduli dengan Brent yang masih belum kembali. Saat ini dia sudah sampai di kamar dan menerima beberapa arahan dari staf hotel. Setelah mereka pergi, dia segera mengagumi seluruh kamar yang sangat luas itu.Itu benar-benar kamar yang menakjubkan. Selain kamar tidur utama, ada juga ruang tamu yang cukup besar dan dapur yang dilengkapi dengan pantry, bar mini, dan mesin pembuat kopi. Kapan lagi dia memiliki kesempatan untuk menikmati kemewahan seperti itu?Ranjang king size-nya dihiasi dengan handuk-handuk yang dibentuk menjadi dua angsa yang saling berhadapan. Ada lilin-lilin cantik dan taburan bunga mawar segar di sekitarnya.Beverley mendengkus. “Jadi, Carol bersungguh-sungguh dengan ucapannya. Tapi ini tidak akan berguna,” komentarnya.Kemudian dia membuka pintu kaca yang mengarah ke teras balkon yang cukup luas. Teras itu menghadap langsung ke laut. Itu tempat yang sangat strategis untuk menikmati keindahan Pantai Waikiki.Ini sudah hampir senja. Beverley ingin
“Aku tidak akan keluar selama tidak ada pakaian yang bisa aku pakai!” seru Beverley yang kemudian menutup pintu kamar mandi dengan cukup keras.Brent mendengkus. “Terserah,” gumamnya dengan dingin. Dia meninggalkan Beverley lalu mulai sibuk dengan laptop dan pekerjaannya.Sementara itu, Beverley menunggu di dalam kamar mandi dengan sabar. Namun, setelah waktu yang lama, tidak ada seorang pun yang datang mengantarkan pakaian. Dia menjadi kesal. Apakah Brent menipunya?Dia kembali membuka pintu lalu bertanya, “Brent, kenapa masih belum datang juga?!”Brent tidak menjawab pertanyaannya. Dia menjadi tidak sabar dan memilih keluar dari kamar mandi untuk memastikan apakah pria itu masih di kamar.Samar-samar suara Brent terdengar dari ruang tamu. Pria itu sedang menelepon seseorang. Beverley hanya mendengar beberapa kalimat sebelum akhirnya pria itu menutup teleponnya. Tepat setelah itu, bunyi ketukan pintu terdengar.Kemudian Brent membuka pintu yang langsung memperlihatkan Jace yang sedan
Beverley kembali ke kamar dengan wajah lesu. Dia membuka pintu dan langsung melihat Brent yang menunggunya di sofa dengan penampilan yang rapi. Pria itu menatapnya dengan tajam.“Kenapa kau lama sekali!” Brent terdengar jengkel. Beverley menghela napas lalu tanpa mengatakan apa-apa langsung masuk ke kamar mandi.Brent mengerutkan kening. Kenapa wanita itu terlihat kesal dan tidak bahagia? Dia pun menunggunya keluar sambil mengemasi beberapa barang yang akan dibawa pergi tak lama lagi.Setelah beberapa saat, akhirnya Beverley keluar dari kamar mandi. Brent langsung memerintah, “Bersiaplah! Kita harus pergi menemui calon investor.”“Apa?” Beverley segera menggeleng. “Tidak. Aku lelah dan tidak ingin ke mana-mana. Kau pergilah sendiri,” ucapnya sambil berjalan ke dapur.Dia membuka kulkas kecil dan mengambil air mineral. Ketika dia hendak membuka tutup botolnya, Brent langsung merebutnya. “Kau harus ikut.”“Brent, berhentilah memaksaku!” Beverley berseru dengan kesal. “Jika aku mengataka
“Itu tidak benar, Brent.” Beverley menggelengkan kepalanya beberapa kali. “Aku sama sekali tidak mengenalnya. Pria itu menabrakku dengan keras, lalu mencoba menahan tubuhku yang hampir jatuh.”Brent mengerutkan kening. Dia mengangkat pergelangan tangan Beverley yang tadi pagi sempat memerah. “Lalu bagaimana dengan ini?” tanyanya penuh selidik.Beverley tidak tahu harus mengatakan apa. Jika dia memberitahu Brent tentang tindakan buruk Natalie, apakah pria itu akan percaya?“Lihat, kau bahkan tidak bisa menjawab!” Brent menggertakkan giginya. “Apakah pria itu melakukan kekerasan kepadamu padahal dia tidak mengenalmu? Atau apakah kau akan mengatakan dia melecehkanmu seperti kau selalu menuduhkan itu padaku?”Kata-kata itu membuat Beverley marah. “Dia tidak melakukan itu tapi apa yang kau lakukan di masa lalu adalah nyata!”Brent tertawa mengejek. “Omong kosong!”“Kau tidak pernah mau mengakuinya bukan? Dasar pria brengsek!” Beverley memaki. “Tanyakanlah pada kekasihmu kenapa foto seperti
Pada hari berikutnya, Beverley dan Brent akhirnya kembali ke Los Angeles. Itu lebih cepat dari waktu yang dijadwalkan. Namun, tidak ada satu pun yang merasa keberatan dengan itu.Setelah melakukan penerbangan panjang, mereka akhirnya sampai di bandara. Brent pergi lebih dulu, meninggalkan Beverley kepada Jace. Pria itu terburu-buru karena suatu urusan.“Ma’am, biarkan aku membantumu,” ucap Jace yang hendak memapah Beverley. Dia khawatir dengan luka di telapak kakinya yang belum sembuh.“Tidak perlu, Jace. Aku hanya akan berpegangan padamu.”Jace akhirnya mengulurkan tangannya dan menuntun Beverley keluar dari bandara. Mereka langsung masuk ke mobil yang sudah lama menunggu dan dengan cepat kembali ke rumah.Sementara itu, Brent bukan pergi untuk urusan pekerjaan melainkan untuk menemui Natalie. Dia masuk ke sebuah apartemen mewah yang dihuni oleh orang-orang kaya dan bergengsi. Keamanan privasi di sana sangat tinggi yang membuatnya merasa lebih tenang.Dia naik ke lantai 12 lalu berja
Brent berjalan cepat masuk ke mobilnya. Dia membuka dua kancing kemejanya lalu menggulung lengannya. Rasanya sangat panas dan gerah.Ryan yang duduk di kursi kemudi menatapnya dengan sudut alis terangkat. “Apa yang salah? Apa kau baru saja keluar dari tungku api?”“Jalankan mobilnya sekarang!” Brent sedikit menggeram. Dia menggaruk kepalanya yang tidak gatal lalu meningkatkan suhu AC di mobilnya.“Aneh sekali.” Ryan bergumam sambil melajukan mobil meninggalkan wilayah apartemen.Sepanjang jalan Brent merasa frustrasi. Dia membuang napas berkali-kali. Kali ini sudah terlalu jauh. Gairahnya sudah meledak di ubun-ubun dan dia butuh pelampiasan.“Apa yang salah denganmu?!” Ryan dengan kesal kembali bertanya. Dia merasa sangat terganggu dengan Brent yang tidak bisa duduk diam dengan tenang.Dia menoleh ke samping dan memerhatikan Brent dari atas ke bawah. Dengan cepat dia langsung mengalihkan tatapannya ke jalanan. “Sial! Apa kau sedang terangsang sekarang?!”Brent merasa ingin memukul Rya
Makan siang akhirnya dilakukan. Ada banyak jenis makanan di meja, tapi Brent lebih tertarik dengan mac and cheese buatan Beverley. Dia ingin tahu apakah wanita itu bisa memasak dengan baik.Dia segera mengambil garpu dan mencicipinya. Awalnya dia tidak berharap banyak, tapi rasanya ternyata sangat enak. Itu terasa seperti meleleh di mulutnya. Dia langsung menyukainya.“Bagaimana? Apa rasanya enak?” Michael bertanya dengan penasaran.Brent berdeham, lalu tersenyum. “Istriku memasak dengan baik,” katanya sambil menatap Beverley dengan intens. Wanita itu hanya mengusap lehernya dengan canggung.Michael tertawa kecil. “Sepertinya aku tidak salah memilih menantu,” ucapnya dengan senang. Dia langsung melanjutkan makan siangnya dengan lahap.Sementara itu, Beverley tidak banyak bicara. Ini adalah pertama kalinya dia duduk dan makan bersama Brent maupun ayahnya. Jadi, dia merasa tidak terbiasa.Pada saat itu, tiba-tiba Brent menggeser piring berisi taco ke hadapannya. Dia menatapnya dengan ti
Brent memejamkan matanya dengan kuat. Aroma tubuh Beverley tercium ke hidungnya dan itu membuatnya menjadi semakin tidak tahan. Akhirnya tangannya masuk ke dalam selimut dan memeluk tubuhnya dari belakang.Jantungnya berdebar-debar. Beverley tidak bereaksi dan itu membuatnya merasa seperti bajingan yang sedang memanfaatkan keadaan. Namun, dia sungguh tidak bisa menahan godaan itu.Entah kenapa ini terasa begitu menantang baginya. Dia mendekatkan bibirnya ke telinga Beverley lalu membisikkan namanya dengan sangat lembut. Wanita itu hanya sedikit mengerutkan kening.Brent menjadi semakin berani. Dia mengecup lehernya dengan lembut. Tangannya bergerak naik ke dadanya dan menyentuh payudaranya yang sangat kenyal dan montok. Itu benar-benar terasa luar biasa di tangannya!Dia meremasnya dengan lembut dan itu langsung membuat Beverley mengerang lirih. Suara erangannya begitu menggoda dan memikat. Brent merasa hampir gila dibuatnya. Apakah wanita itu sungguh tidak sadar?Tangannya terus mere