Share

Chapter 28 Maafkan Keke

Rio masih membereskan percahan beling yang sempat tertunda. Sementara Keke hanya diam sambil mengunyah makanannya, kehadiran Zee di tengah suasana dinner kala itu memang membuat Keke terkejut sekaligus geram.

"Mbak Zee itu rajin sekali, dalam kondisi sakit seperti tadipun ia masih bisa masak ini semua." Rio menggerutu sambil berjalan membuang percahan beling. "Beruntungnya Mas Alvendra punya istri kayak Mbak Zee. Udah rajin, pinter masak, pinter cari duit, cantiknya alami lagi." Rio melirik tajam Keke. "Gak kaya si onoh, cantiknya karena di touch up." 

"Apa maksudmu Rio." Keke meletakkan sendok dan garpu di atas piringnya sambil melipatkan tangan di dadanya.

Rio duduk sambil meneruskan makan. "Gak ada maksud." Ujar Rio sambil mengunyah makananya.

Martini mengatupkan rahangnya. "Sudah-sudah, Rio kalau kamu disini hanya akan merusak suasana mending kamu segera selesaikan..."

"Selesaikan makan terus beranjak dari sini?" Rio menatap tajam Martini. "Gak usah di suruh. Aku juga udah gak nafsu makan." Rio menengguk segelas air putih dan meninggalkan mereka.

"Tante... udah lah tan, gak usah terlalu keras gitu sama Rio." Keke mencoba menenangkan Martini mengelus punggung tangan Martini.

"Tapi Ke, Rio itu bener-bener keterlaluan. Dia selalu aja melindungi Zee."

Keke mengerutkan kening. "Sepertinya tante gak suka ya sama Zee."

"Jelas lah, Zee itu gak kaya kamu. Berkelas." Martini mengelus pipi Keke. "Andai waktu itu Alvendra jadi menikah denganmu..." Mata Martini kembali berkaca-kaca.

"Tante... maafkan aku." Keke memindahkan tangan Martini yang sejak tadi mengelus pipinya. "Aku gak ada maksud buat ngecewain tante." Keke menggenggam erat tangan Martini. "Maafin Keke, andai saat ini Mas Alvendra belum menikah dengan Zee. Aku pasti mau melakukan apapun demi menebus semua kesalahanku." Keke tertunduk lemah.

"Sstttt. Keke sayang, tak ada yang perlu disesali. Nasi sudah menjadi bubur." Martini menghapus air mata Keke. 

"Tapi tan, kenapa tante mengizinkan Mas Alvendra menikah dengan Zee?"

"Bukan hanya mengizinkan, tapi justru tante yang meminta Alvendra untuk menikahi Zee." Martini tersenyum getir.

"Loh, tadi tante bilang kalo Zee gak berkelas. Tante kurang suka sama Zee. Lantas kenapa malah tante meminta Mas Al untuk menikahi Zee?"

"Tante bingung, tante setres, tante kalut. Pasca kegagalan pertunanagan kalian dan kamu menghilang, hampir semua teman-teman tante bertanya. Banyak tuduhan miring yang menuding Alvendra." Martini mencoba untuk menghela nafas. "Saat itu satu hal yang membuat tante tak mau berkumpul lagi dengan teman-teman tante, mereka menuduh Alvendra kasar, arogant, hingga kamu membatalkan pertunangan kalian."

"Tante... maafin aku." Keke menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. "Waktu itu opa jatuh sakit... di hari itu juga aku harus take off ke perth untuk menengok opa." Tangis Keke pecah.

Keke beranjak dari tempat duduknya dan memeluk Martini. "Sudah-sudah sayang, semuanya sudah terjadi. Tante sudah tau apa yang menimpamu. Tante turut berduka cita atas kepergian opa dan Rendy, calon tunanganmu di Perth."

Keke melepaskan pelukannya. "Kok tante tau?"

"Alvendra yang menceritakan semuanya." 

"Tante... sekali lagi maafin Keke." Keke kembali memeluk Martnini.

Martini dan Keke saling menumpahkan kesedihan mereka. Kesedihan? Benar begitu? Lalu apa yang akan terjadi jika Keke kembali hadir di tengah-tengah keluarga ini?

***

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status