Share

Perempuan Ketiga

"Kinann!!"

Wajah Trian memerah marah. Rahangnya mengeras, tangannya terkepal kuat, sementara maniknya berkilat penuh emosi. Dia jelas tidak menyangka jika wajahnya akan berubah menjadi badut begitu dia berkaca di dalam kamar mandi.

Sosok yang berdiri menggunakan tubuhnya di balik sana jelas adalah refleksinya sendiri tetapi dengan gambaran wajah menakutkan. Rambutnya terikat, bedak putih memenuhi nyaris semua wajahnya, dan jangan lupakan polesan lipstik membentang lebar dari dahi hingga dagu. Bentukannya melintang vertikal dan horizontal.

Di dapur, Kinan tersenyum miring saat mendengar suara keras itu berhasil terdengar seperti yang dia perkirakan. Pembalasannya berjalan lancar dan sesuai ekspektasi; Trian berteriak tidak keruan di dalam sana.

Tidak mengindahkan teriakan tersebut, perempuan itu justru dengan tenang memecah es batu di dalam mulut tanpa beban. Bukankah ini benar-benar awal yang menye

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status