Home / Romansa / Menikahi Billionaire Bodoh / 1. Cinta Satu Malam

Share

Menikahi Billionaire Bodoh
Menikahi Billionaire Bodoh
Author: Rizu Key

1. Cinta Satu Malam

Author: Rizu Key
last update Last Updated: 2024-08-28 14:46:05

“Ahh, lepas!!”

Dengan sisa tenaga, Kasih mendorong tubuh pria yang terus mencoba untuk memeluknya. Entah apa yang salah, Kasih yang pada malam itu sedang merayakan ulang tahun di sebuah ruang karaoke, mendadak merasakan kantuk luar biasa setelah meminum minuman yang telah dipesan teman-temannya.

Tidak lama dari Kasih nyaris tidak berdaya, datanglah tiga pria asing yang mencoba mengambil keuntungan.

“Ambil foto yang banyak!” Suara seorang wanita terdengar memerintah salah satu pria suruhannya, sementara Kasih tengah berada di atas pangkuan pria lain.

“Sudahlah, Sayang. Kita senang-senang saja malam ini.”

Pakaian Kasih sudah berantakan dengan kancing kemeja yang terbuka hingga menampakkan belahan dadanya.

“Tidak! Tolong, jangan….” Pria yang memangkunya terus berusaha menyentuh Kasih yang tidak berhenti meronta. Lalu, ketika ada satu kesempatan kabur, Kasih dengan cepat menendang pria yang menahannya, lalu meraih tas selempangnya dan segera pergi meninggalkan ruang karaoke tersebut.

“Hey! Jangan lari!” teriak salah satu pria.

Kasih tidak peduli, ia terus memacu langkahnya hingga langkahnya berhenti kala tanpa sengaja ia menabrak seseorang.

“Ah!” Kasih memekik. “Maaf, Tuan. Aku… tidak sengaja.”

Pria yang ditabrak Kasih itu menatap tajam gadis yang kini terlihat kepayahan. Dengan pakaiannya yang sudah terbuka, juga penampilannya yang acak-acakan, pria itu jadi terpikirkan sesuatu.

“Katakan, siapa yang mengirimmu?” tanya pria itu dengan suara dalamnya, seolah tengah berusaha mengontrol sesuatu yang sedikit lagi akan meledak. “Apa kamu….”

Kalimat pria itu tidak selesai, sebab Kasih sudah terlanjur tidak berdaya di dalam dekapannya. Karena hal itu, pria itu pun lantas membawa Kasih memasuki sebuah hotel.

Kasih menggeliat ketika tubuhnya dibaringkan ke ranjang dengan kasar, “Ahh….”

Hal itu justru memancing rasa penasaran pria misterius tadi semakin memuncak. Ia kembali mendekati Kasih.

Dari jarak dekat, sang pria dapat mencium aroma manis yang menguar dari gadis yang terus merintih dengan mata yang tertutup.

Wajah Kasih yang cantik tanpa polesan berlebih, kulitnya yang mulus bak porselen mahal membuat hasrat yang sedari tadi ia tahan semakin meronta-ronta. Terlebih, ketika mata elangnya tertuju pada dua kancing kemeja Kasih yang terbuka.

Bulatan sintal yang dibalut kain hitam yang menyembul malu-malu, membuat sang pria semakin kesulitan meredakan lonjakan gairahnya.

“Sialan! Kamu harus bertanggung jawab!” Pria itu melepaskan jas hitamnya, dan melemparnya ke sembarang arah. “Siapa yang menyuruhmu menggodaku, Gadis Kecil? Apa kalian bersekongkol untuk menjebakku?!” tanya sang pria yang kini sudah mengungkung tubuh Kasih.

“Eugh, apa maksudmu?” Tubuh Kasih kembali melenguh. Jarak tubuh mereka yang begitu dekat membuat napas Kasih menjadi semakin sesak.

Mata pria itu berkilat, memancarkan kekesalan sekaligus hasrat. Ia sadar, reaksi tubuhnya yang tidak biasa merupakan hasil dari seseorang yang mencoba menjebaknya. Dan gadis yang terlihat mabuk ini jugalah, salah satu alat untuk menyempurnakan jebakan tersebut.

“Baiklah jika kamu tidak ingin mengaku.” Pria itu mulai mendekatkan hidung mancungnya ke arah leher Kasih yang jenjang. Kasih berupaya menolak dengan kata, tetapi sinyal di tubuhnya mengkhianati. Hal itu membuat si pria semakin gencar menyerangnya. “Diamlah, dan lakukan saja tugasmu untuk memuaskanku.”

Bibir gadis itu dibungkam oleh ciuman yang dalam, membuat protes Kasih tertelan dan berganti desahan. Tubuh Kasih yang semula masih melakukan perlawanan, kini justru telah bergerak menyesuaikan irama si pria.

Ruangan dingin nan gelap itu seketika berubah panas oleh gairah keduanya.

Ketika akhirnya sang pria mampu menembus dinding terdalam tubuh Kasih, kernyitan keheranan muncul di sana. “Kamu, masih perawan??”

Ia benar-benar tidak percaya. Namun, karena hasrat kuatnya sudah tak mungkin lagi ditahan apalagi digagalkan, pria itu pun melupakan fakta tersebut dan melanjutkan gerakannya hingga berhasil mencapai puncak.

Sementara pria itu langsung bangkit dari atas tubuh Kasih, gadis itu sudah tertidur pulas. Ia bahkan tidak sadar, kala pria misterius yang telah mengambil keperawanannya mencari-cari sesuatu di dalam tas selempang Kasih.

"Kasih Rahayu….” Ia kembali melemparkan tatapannya pada Kasih yang berada di atas ranjang panas yang mereka gunakan. Sebuah senyum misterius lantas nampak di bibirnya. “Kamu harus menjelaskan hal ini padaku!”

Drrrt…. Drrrt….

Suara ponsel yang bergetar membuat pandangan pria bermata elang itu terputus dari menatap Kasih yang telah tertidur pulas. Gegas, ia sedikit menjauh untuk mengangkat panggilan dari asistennya itu.

“Selamat pagi, Tuan Xavier, akhirnya Anda mengangkat telepon juga.” Kelegaan terdengar dari nada bicara sang asisten. “Apakah Anda baik-baik saja, Pak? Saya mencari Anda semalam, tetapi ketika saya menyusul Anda, pintu kamarnya sudah terkunci.”

Xavier menghela napas sejenak sebelum menjawab, sembari matanya terus menatap Kasih. “Aku baik-baik saja.”

“Kalau begitu, saya akan menjemput Anda di kamar sekarang,” tawar sang asisten.

“Tidak perlu. Aku akan segera turun.”

Kemudian, usai panggilan itu berakhir, Xavier melangkah menuju lemari pakaian. Setelahnya, ia mengambil secarik kertas, dan menuliskan pesan untuk gadis yang masih tidur pulas.

[Jangan ke mana-mana. Kamu harus bertanggung jawab atas kejadian malam tadi.]

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Billionaire Bodoh   145. Kebahagiaan yang Sempurna [TAMAT]

    Waktu berlalu begitu cepat, Aidan kini telah berusia lima tahun. Dan kehangatan keluarga kecil Xavier dan Kasih semakin terasa. Setelah Aidan genap berusia satu tahun, Kasih memutuskan untuk melanjutkan kuliah yang sempat tertunda. Usahanya yang gigih selama empat tahun terakhir kini membuahkan hasil. Hari ini adalah hari wisudanya, momen yang sangat ditunggu-tunggu oleh keluarga kecil itu. Xavier dan Aidan datang ke acara wisuda Kasih dengan setelan rapi. Xavier mengenakan jas hitam elegan yang mempertegas wibawanya, sementara Aidan mengenakan kemeja putih kecil dengan rompi abu-abu yang membuatnya tampak seperti miniatur ayahnya. Rambutnya yang hitam ditata rapi oleh Xavier pagi tadi, meski bocah itu sempat memberontak karena tak mau diam. Namun, ada satu hal yang membuat Xavier sedikit geleng-geleng kepala—Aidan menolak digendong olehnya. "Ayah, aku bukan bayi lagi!" protes Aidan dengan nada malu-malu, sambil memalingkan wajahnya yang tampan dan menggemaskan. Xavier tersen

  • Menikahi Billionaire Bodoh   144. Kebahagiaan

    Malam berlalu dengan tenang, dan keesokan harinya, keluarga kecil itu menikmati waktu bersama di rumah. Xavier sengaja mengambil cuti untuk menghabiskan waktu bersama dengan Kasih dan Aidan. Dan tentu saja Johan yang akan menghandel semuanya.Saat pagi menjelang, Xavier membantu Kasih memandikan Aidan yang tertawa gembira saat air hangat menyentuh kulitnya. Atas permintaan Kasih lah mereka merawat Aidan sendiri, tanpa adanya baby sitter. Karena menurut Kasih, dia ingin merawat Aidan dengan benar dan penuh kasih sayang agar ikatan batin di antara orang tua dan anak semakin kuat."Aidan selalu ceria, ya," kata Xavier sambil mengeringkan badan putranya dengan handuk lembut. Kali ini pria itu yang memutuskan untuk memandikan Aidan.Kasih tersenyum, memperhatikan suaminya yang begitu telaten dan penuh kelembutan. "Ya. Aidan memang selalu ceria," jawabnya lembut.Xavier menoleh, menatap istrinya dengan senyum kecil. "Kalau begitu, dia pasti punya sifat seperti itu dari Bundanya yang cantik

  • Menikahi Billionaire Bodoh   143. Tujuan Baru Xavier

    Hari-hari berlalu dengan cepat, dan Aidan tumbuh menjadi bayi yang sehat dan ceria. Kasih sering menghabiskan waktu di rumah untuk merawat anaknya dan Xavier. Sementara Xavier, meski sibuk dengan urusan perusahaan, selalu menyempatkan waktu untuk pulang lebih awal. Hal ini tak lain karena ia ingin melakukan perannya sebagai seorang ayah dan juga suami dengan baik.Suatu sore, Xavier pulang lebih awal dari biasanya. Pria itu menemukan Kasih dan Aidan di ruang tengah. Kasih sedang duduk di lantai dengan Aidan yang tertawa riang saat ia memainkan mainan berbentuk bola. Xavier berdiri di ambang pintu, tersenyum lebar melihat pemandangan itu."Serunya! Sepertinya kalian bersenang-senang tanpa ayah, ya?" katanya sambil berjalan mendekat. Senyumannya lebar telihat bahagia karena keluarganya aman dan baik-baik saja."Ayah sudah pulang!" Kasih menyambut kepulangan suaminya dengan senyum lebar. Aidan, meski belum sepenuhnya mengerti, segera mengulurkan tangan kecilnya ke arah sang ayah.Xavier

  • Menikahi Billionaire Bodoh   142. Haris Terbukti Bersalah

    Malam itu, Xavier kembali ke rumahnya dan duduk di ruang kerja ayahnya yang kini menjadi miliknya. Di atas meja, ada sebuah foto lama keluarganya— ayahnya; William, serta ibunya; Melinda, dan Haris berdiri berdampingan dengan senyum lebar.Xavier menatap foto itu dengan campuran emosi. Di satu sisi, ia merasa lega karena telah mengungkap kebenaran. Di sisi lain, ia merasa kehilangan yang sangat besar. Tak dia sangka pamannya lah yang menjadi orang paling mencurigakan yang telah mencelakai kedua orang tuanya.Saat dirinya sedang bersedih, Kasih datang mendekat dan meletakkan tangannya di bahu Xavier. "Apa yang sedang kamu pikirkan?"Xavier menghela napas. "Ayahku selalu percaya bahwa keluarga adalah segalanya. Tapi sekarang aku tahu, bahkan keluarga pun bisa menjadi ancaman yang nyata."Kasih menggenggam tangan suaminya, memberikan kekuatan. "Apa yang kamu lakukan sudah benar, Xavi. Kamu melindungi harga diri keluargamu. Ayahmu pasti bangga padamu."Xavier tersenyum tipis. "Aku harap b

  • Menikahi Billionaire Bodoh   141. Orang di Balik Zero [Bagian 3]

    Xavier duduk di ruang kerjanya, dikelilingi oleh dokumen-dokumen, rekaman suara, dan foto-foto yang membuktikan keterlibatan pamannya, Haris, dalam berbagai insiden tragis yang menimpa keluarganya. Wajahnya tegang, matanya menatap tajam pada berkas yang baru saja diserahkan Johan, kepala tim investigasinya.Setelah sekian lama, akhirnya meski dengan paksaan dan mencari sampai ke titik yang sulit dijangkau, Xavier menemukan pelaku utama yang selama ini dia cari setelah mendapatkan petunjuk dari catatan lama milik ayahnya."Tuan Xavier, semua bukti ini sudah cukup untuk mengamankan Pak Haris. Dari kecelakaan kedua orang tua Anda hingga penculikan Tuan Muda Junior, semuanya mengarah padanya. Jeremy, yang sudah kita jebloskan ke penjara, akhirnya mengakui bahwa dia hanya menjalankan perintah dari ayahnya, alias ‘Zero,’" lapor Johan dengan tegas.Xavier mengangguk pelan, mencoba mengendalikan emosinya. "Kali ini aku tidak akan membiarkan dia lolos. Om Haris telah menghancurkan keluargaku.

  • Menikahi Billionaire Bodoh   140. Orang di Balik Zero [Bagian 2]

    "Xavi, sebaiknya kamu istirahat dulu," ucap Kasih dengan lembut."Maaf, Sayang. Tapi aku harus segera menyelesaikan masalah ini. Aku ingin kita bertiga aman," balas Xavier sembari memeluk sang istri. Lalu pria itu mencium lembut bibir Kasih."Kalau begitu tetaplah hati-hati, Xavi. Kamu juga jangan sampai kelelahan ...." ucap Kasih lagi. Wanita itu memang benar-benar perhatian pada suaminya.Xavier mengangguk. "Pastinya. Kamu juga istirahatlah. Maaf karena aku tidak bisa ikut menjaga Aidan malam ini," ucapnya."Aku mengerti, Xavi. Yang penting kamu jaga kesehatanmu dan semoga masalah ini segera berakhir," ucap Kasih penuh harap.Malam itu, Xavier memutuskan untuk melanjutkan penyelidikan tanpa menunggu waktu lebih lama. Ia tahu bahwa kebenaran sudah ada di depan mata, tetapi harus digali lebih dalam untuk memastikan semua bukti tidak terbantahkan. Ia memanggil Johan dan Bagas ke ruang kerjanya di tengah malam."Johan, Bagas, kita harus memanfaatkan momen ini. Om Haris pasti tahu bahwa

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status