Share

BAB 20

Ruangan dengan nuansa klasik menyambut Liam begitu dia masuk ke Muse, sebuah wine house yang sudah menjadi tempat langganan pria itu dan teman-temannya sejak mereka masih muda. Levin dan Calvin sudah berada di tempat mereka, di sebuah meja yang terletak di pojok ruangan.

"Dylan absen, eh?" tanya Liam begitu dia menghampiri kedua teman masa kecilnya itu.

Levin mengangkat bahunya. Sebagai orang yang paling dekat dengan Dylan, dia yang selalu tahu keberadaan pria itu. Namun kali ini sepertinya tidak.

"Dia tidak memberi kabar. Tapi dapat aku pastikan, jika tidak sedang balapan di suatu tempat, dia pasti sedang menghabiskan waktu dengan seorang atau beberapa orang wanita cantik," tandas Levin santai.

Calvin terkekeh karena jawaban yang diberikan oleh teman yang sesungguhnya masih sepupu Dylan tersebut.

"Kau pasti sudah tidak merasa aneh lagi dengan semua tingkah ajaib Dylan, kan?" Calvin tanya dengan jenaka.

Levin mendesah pelan. "Jika aku bisa menukarnya dengan sebuah konsol game keluaran
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status