Share

6. Restu

Penulis: Niniluv
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-04 00:00:17

"Bawa Sehan kembali ke keluarga Wiratama, dan juga buat dia kembali bergabung dengan Wiratama company."

Liona cukup terkejut dengan persyaratan yang diminta Sandra barusan. Apakah selama ini hubungan Sehan dan keluarganya juga tidak baik, sampai laki-laki itu meninggalkan keluarganya dan memilih hidup sendiri?

Liona menoleh, menatap Sehan yang kini mengemudikan mobil di sampingnya. Saat ini mereka dalam perjalanan menuju ke kediaman keluarga Wiratama.

Seperti apa yang Sehan katakan, laki-laki itu akan memperkenalkan Liona pada keluarganya.

Liona sendiri tidak mengatakan apa pun pada Sehan bahwa Sandra datang ke rumahnya pagi tadi. Itu juga atas permintaan Sandra yang melarang Liona memberitahu laki-laki itu.

Setelah mereka sampai, kedatangan Liona dan Sehan di sambut oleh para pelayan di rumah itu. Sepanjang jalan menuju ruang keluarga, Liona terus memperhatikan sekitarnya dengan takjub. Ini pertama kali Liona merasa dirinya seakan memasuki istana di negeri dongeng.

Dia semakin bingung dengan Sehan. Kenapa Sehan memilih membangun rumah sendiri, bukannya ikut tinggal di istana Wiratama tersebut?

Hingga sampai di ruang keluarga. Di sana sudah ada Joana, Sandra, dan juga Bram. Mereka sudah sejak tadi menunggu kedatangan Sehan.

Liona memilih duduk di samping Sehan, sambil mengukir senyum kepada keluarga Wiratama yang menyambutnya dengan hangat.

"Nenek, mama, dan papa. Ini adalah Liona, perempuan yang pernah aku ceritakan pada kalian sebelumnya," ucap Sehan memperkenalkan Liona kepada keluarganya.

Liona tersenyum menyapa. Dia bisa melihat Joana dan Bram membalas senyumannya. Tapi Liona bingung, wajah Sandra masih saja begitu datar saat menatapnya. Padahal mereka tadi pagi saling berbicara, tapi kini seakan tak pernah bertemu saja.

"Kakak!"

Semua serempak menoleh ke asal suara. Perempuan berpenampilan modis menyelonong masuk begitu saja, dan langsung bergabung dengan mereka. Dia duduk di sofa samping Liona yang kosong, membuat Liona menatapnya bingung.

"Dia Tante Berlin, adik ayah," ucap Sehan memperkenalkan sang Tante pada Liona.

Kini Berlin yang menatap Liona dengan takjub. "Siapa ini? Perempuan yang akan dinikahi Sehan?"

Berlin mulai mengeluarkan sifat hebohnya, membuat Sehan menghela nafas kasar.

"Sehan, kau memang pandai dalam memilih perempuan. Lihatlah kak Sandra anakmu bisa mendapatkan perempuan yang sangat cantik seperti ini!"

Wajah Liona panas, dia menahan malu saat Berlin memujinya dengan berlebihan.

"Kapan pernikahan Sehan dilaksanakan?" tanya Berlin semakin penasaran.

Hening sesaat. Membuat Liona kembali gugup.

"Sebelum menentukan tanggalnya. Aku bertanya, apa semua keluarga di sini merestui pernikahan ini?"

Bram tertawa, memecah suasana yang mendadak canggung di ruang keluarga itu. Dia lalu berucap, "papa selalu mendukungmu Sehan."

"Nenek juga mendukung apa pilihanmu. Nenek percaya, kau bisa menentukan pilihanmu sendiri dengan tepat," imbuh Joana mendukung.

Kini semua perhatian tertuju pada Sandra. Hanya dia yang belum memberikan tanggapan.

"Ma," panggil Sehan mengunggu jawaban Sandra.

Kini pandangan Sandra mengarah pada Liona, membuat jantung Liona semakin berdegup kencang. Beberapa detik kemudian Sandra mengangguk. "Mama ikuti pilihanmu."

"Kalau begitu, kapan tanggal pernikahannya?" Berlin kembali bertanya penasaran.

Namun belum sempat ada yang menjawab, sebuah suara langkah kaki membuat semua orang yang berkumpul di ruangan itu mendadak diam.

"Aku tidak tau jika semuanya berkumpul di sini."

Liona menoleh ke asal suara. Seorang laki-laki berparas tampan tersenyum tulus. Laki-laki itu menggunakan tongkat untuk membantunya berdiri, kaki kirinya diangkat. Membuat Liona prihatin melihatnya.

"Kau kekasihnya Sehan? Perkenalkan aku Galen, kakaknya Sehan."

Liona cukup terkejut. Ini pertama kalinya dia melihat wajah Galen.

Sebenarnya anak pertama Bram Wiratama itu juga cukup terkenal karena dia yang memimpin perusahaan Wiratama company saat ini. Tapi sangat jarang terekspos di sosial media. Wajar jika banyak yang tak mengenalnya, tidak seperti Sehan.

Dan, Liona juga baru mengetahui jika kaki Galen mengalami cidera.

"Aku Lio -"

Nyaris berdiri untuk memperkenalkan diri kepada Galen, tiba-tiba tangan Liona justru ditarik Sehan. Membuatnya kembali terduduk.

Liona menatap Sehan dengan sorot bingung.

"Aku ingin pernikahan ini dilaksanakan secepatnya," jawab Sehan menyambung pembicaraan keluarga mereka yang terputus.

Pandangan Liona kembali mengarah pada Galen. Senyum di wajah laki-laki itu mulai pudar, dia mulai berjalan menjauh menggunakan tongkat.

Liona tak tega. Kenapa keberadaan Galen seakan tak dianggap?

"Kenapa cepat sekali? Apa kalian sudah pacaran sejak lama?" Berlin kembali bertanya penasaran.

Sehan dan Liona terdiam.

"Sehan, lebih baik saat menentukan tanggal pernikahannya, orang tua Liona juga ikut mendiskusikannya. Bagaimana jika kita mengatur pertemuan dengan keluarga Atharya?" ucap Joana memberi saran.

Setelah pembicaraan selesai, mereka melanjutkan makan siang bersama. Setelah selesai, Liona dan Sehan memutuskan untuk pulang.

"Liona!"

Langkah Liona dan Sehan terhenti di teras rumah. Dari dalam rumah itu tampak Berlin berlari tergesa-gesa menyusul mereka.

"Liona, bisakah kita berteman dekat?"

Liona tersenyum. Dia semakin gugup saat Berlin ingin menjadi teman akrabnya. Belum sempat Liona menyetujui, Berlin memberikan secarik kertas bertuliskan nomor teleponnya.

"Hubungi aku lebih dulu, aku akan menyimpan nomor teleponmu nanti."

Liona menerimanya, lalu mengangguk setuju.

"Oh iya, apa kau mau jika nantinya aku mengajakmu jalan-jalan keluar. Aku sangat senang berbelanja di mall, tapi selalu sendirian karena tidak mempunyai teman. Kau mau kan menemaniku nantinya?"

Liona mengangguk dengan senang hati. "Jika ada perlu hubungi saja aku."

"Ah, kau memang sangat baik. Pasti kita nanti bukan hanya sekedar seperti keponakan dan Tante, tapi akan terlihat seperti teman sebaya."

Liona tersenyum senang. Walau masih sedikit canggung, tapi dia yakin nantinya bisa lebih akrab dengan keluarga Wiratama.

Hanya satu yang membuat Liona kurang yakin, yaitu Sandra. Perempuan itu terlihat cuek padanya.

Namun Liona tak menyerah. Dia akan mencari cara untuk bisa dekat dan mendapatkan hati Sandra.

***

"Jadi maksudmu, keluarga Wiratama ingin mengajak kita bertemu untuk membicarakan pernikahan?" tanya Darwin memastikan.

Liona mengangguk membenarkan. Dia baru saja memberitahu keluarganya bahwa Sehan baru saja memperkenalkan Liona pada keluarganya Wiratama.

"Apa mereka sudah memberimu restu?" kini Gretta yang bertanya.

Dengan percaya diri Liona kembali mengangguk, mengiyakan pertanyaan sang ibu.

"Padahal mereka menjodohkan Sehan denganku, tapi sepertinya sekarang mereka lupa denganku." Tangan Aoura mengepal erat, dia geram. Kenapa tak ada tanda kegagalan pada pernikahan sang kakak?

Tak mau mendengar kelanjutan kabar ini, Aoura memutuskan untuk beranjak pergi dari sana. Gretta sedih melihat Aoura yang tampak kecewa. Kini pandangan Gretta menatap Liona tajam.

"Tidak ada waktu. Ibu dan ayah sedang sibuk akhir-akhir ini. Kenapa tak kau urus sendiri pernikahanmu?"

Senyum Liona luntur, dia kasihan pada dirinya sendiri. Seharusnya sejak awal dia tak perlu berharap lebih pada keluarganya ini.

"Apa maksudmu Gretta?" Darwin tampak murka mendengar ucapan istrinya barusan. "Suatu kehormatan untuk kita bisa berbesanan dengan keluarga Wiratama. Aku akan menunda semua pekerjaan kita, asalkan bisa bertemu dengan keluarga Wiratama. Liona katakan tanggal berapa, dan di mana? Ayah pasti akan datang menemui mereka."

Senyum bahagia Liona seketika kembali terukir. Sedangkan Gretta hanya semakin mengepalkan tangannya kesal.

'Dia sekarang ada di pihak anak ini?'

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   219. Bahagia - End

    Enam tahun kemudian ...Rumah keluarga Wiratama kini tampak ramai. Para tamu undangan mulai berdatangannya, dan banyak anak kecil membawa hadiah.Tepat hari ini, Arsen Wiratama berusia genap lima tahun. Semua orang merayakan ulang tahunya dengan kegembiraan. "Okey, selanjutnya adalah acara potong kue!"Semua anak dan para tamu undangan bertepuk tangan dengan meriah, saat sang MC membacakan urutan acara selanjutnya. "Potong kuenya!""Potong kuenya!"Sorak anak-anak yang ada di sana. Dibantu dengan sang papa dan mamanya, Arsen mulai memotong kue ulang tahun di hadapannya. "Baik, kuenya sudah dipotong. Sekarang, Arsen ingin memberikan suapan pertama kuenya ke siapa ya?" tanya MC membuat semua orang di sana jadi penasaran tak sabar. Arsen menoleh ke kenan dan kirinya sesaat, mulai bingung."Arsen pasti ingin memberikan suapan pertama pada mama kan?" bisik Liona berusaha merayu putra kecilnya te

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   218. Hukuman

    Ke esok harinya, Sehan dan Galen duduk di jok belakang mobil. Sedangkan Dua pria berbadan kekar kekar duduk di jok depan mereka, dan satu pria itu mengemudikan mobil.Di depan mobil mereka, juga ada satu mobil lain yang menunjukan arah sekaligus mendampingi Sehan dan Galen.Setelah cukup lama, mereka telah sampai di sebuah bangunan beton yang tampak kusam. Menuju ke sana memerlukan waktu hampir tiga jam, letakkan memang sangat jauh dari pusat kota.Dua bodyguard yang ada dalam mobil tersebut keluar lebih dulu, lalu berdiri di sisi mobil, dan mengawasi sekitarnya.Sehan tak langsung keluar, dia menoleh ke samping, menatap sang kakak. "Kak Galen tidak mau menemuinya bersamaan langsung denganku?"Galen menggeleng. "Aku akan berbicara dengannya setelah kau selesai. Aku hanya ingin memarahinya karena sudah berani membuat kakiku tidak berfungsi, sedangkan kamu pasti banyak hal yang ingin dibicarakan bukan?"Sehan mengangguk m

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   217. Pernikahan Aoura

    Di sebuah gedung besar, sebuah pesta pernikahan dilaksanakan dengan tema yang begitu sangat sederhana. Tamu undangan hanya terbatas, yaitu para rekan kerja dan sahabat-sahabatnya dari mempelai pria. Reno dan Aoura berdiri berdampingan, bersalaman dan menyambut para tamu dengan ramah.Hingga kedatangan Darwin bersama anak dan mantunya, berhasil mengalihkan perhatian semua orang di sana. Beberapa orang yang dilalui oleh mereka tersenyum menyapa. Tentu karena kebanyakan tamu undangan di sana adalah karyawan Wiratama group, jadi mereka begitu menghormati Darwin dan Liona, terutama Sehan.Melihat tiga orang penting itu berjalan ke arahnya, tangan Aoura mendadak berkeringat dingin. Dia lalu menyenggol lengan Reno di sampingnya, dan berbisik protes. "Kau juga mengundang ayah?""Tentu saja, bagaimana pun dia juga pernah menjadi ayah untukmu. Kita harus menghargainya dengan mengundangnya ke pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura pah

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   216. Membujuk

    Satu Minggu kemudian. Liona dan Sehan sudah berpakaian rapi, bersiap untuk berangkat ke acara pernikahan Aoura dan Reno. "Sudah siap?" tanya Sehan memastikan saat sang istri baru saja keluar dari kamar. Liona tersenyum, lalu mengangguk mengiyakan. "Kalau begitu, kita berangkat sekarang."Sehan dan Liona berjalan keluar rumah. Saat ini mereka sudah berada di rumah mereka sendiri. Sehan memutuskan untuk kembali ke rumah mereka dua hari lalu, setelah Sehan berhasil meyakinkan Joana bahwa keadaannya sudah membaik.Mobil yang mereka tumpangi kini mulai melaju, meninggalkan halaman rumah. Tak langsung menuju gedung acara pernikahan, Sehan dan Liona meminta sang suami untuk mengantarkannya lebih dulu ke rumah Darwin. "Bukankah ayah pasti juga diundang oleh Aoura?" tanya Liona penasaran.Sehan menoleh sesaat, lalu kembali fokus pada jalanan di hadapannya. "Entahlah, aku juga tidak tau. Bahkan setelah meninggalkan rumah ayahmu, seperti

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   215. Ingatan Itu sudah lama kembali

    Setelah sampai di depan kamar yang mereka sewa. Sehan menurunkan Liona dari gendongannya. Laki-laki itu kemudian membuka pintu di hadapannya menggunakan key card yang baru saja dia kantongi.Setelan pintu terbuka, Liona masuk lebih dulu ke dalam sana, diikuti Sehan di belakangnya. Perempuan itu mengedarkan pandangannya ke sekitar, memperhatikan ruangan tersebut dengan seksama. "Sepertinya tidak ada yang berubah, ini masih sama seperti saat aku datang ke sini pertama kalinya."Sehan menghentikan langkahnya di samping sang istri, dia menatap wajah Liona yang tampak bahagia itu sesaat, sebelum akhirnya ikut memperhatikan sekitarnya dengan seksama. Sehan memang tidak pernah merubah tampilan ruangan itu. Sejak dulu masih sama, tetap begitu-begitu saja. Namun Sehan tak pernah bosan dengan tampilan yang seperti itu. "Lagi pula, aku jarang ke sini lagi setelah menikah denganmu. Dulu, aku menyewa kamar ini untuk tempat istirahatku, ji

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   214. Reka Adegan

    Setelah pergi dari rumah Reno, Sehan dan Liona kembali melanjutkan perjalanannya. Kini mobil yang Sehan kemudikan telah sampai di depan gedung hotel Wiratama, seperti apa yang Liona minta. Entah, Sehan belum mengerti kenapa istrinya mengajaknya ke sana. "Apa yang sebenarnya kamu rencanakan Liona?" tanya Sehan yang semakin penasaran. Namun Liona masih tak mau menjawabnya, perempuan itu hanya tersenyum saja. Liona kemudian keluar lebih dulu dari mobil, Sehan hanya mengikutinya. Hingga mereka memasuki gedung tersebut, dan Sehan terus mengikuti Liona dari belakang. Perempuan itu berjalan menuju restoran yang ada di lantai dua hotel tersebut. Hingga sampai di salah satu kursi pengunjung yang terletak di dekat jendela kaca gedung tersebut, Liona menarik Sehan dan memaksa laki-laki itu untuk duduk di sana. Sehan yang sejak tadi masih kebingungan, hanya menurut mengikuti apa yang sang istri lakukan padanya. Setelah Sehan duduk di s

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   213. Kado Untuk Ibu Hamil

    Aoura mengarahkan pandangannya pada Sehan sesaat. Tampak terkejut setelah mendengar pertanyaan Sehan barusan. Aoura lalu menatap Reno, meminta penjelasan. Reno paham apa maksud Aoura. Dia menghela nafas pelan sesaat, lalu menjelaskan, "aku sudah mengatakan semuanya pada pak Sehan.""Kenapa kau memberitahu banyak orang?""Pak Sehan adalah orang penting di tempatku bekerja, tidak mungkin aku tidak akan mengundangnya di pernikahan kita," jelas Reno berusaha membuat Aoura paham."Jadi, apa kau tidak berniat untuk mengundangku?" tanya Sehan pada Aoura. Perempuan itu hanya diam. Sehan lalu mengimbuhkan, "jika Reno menikah tanpa memberitahu atasan di perusahaannya, maka dia tidak akan mendapatkan hadiah istimewa dari perusahaan."Aoura menatap Sehan dengan sorot berbinar. Tentu saja saat mendengar kata 'hadiah' suasana hatinya seketika berubah senang. "Benarkah? A-aku pasti akan mengundangmu Sehan."Reno menghela nafas pelan.

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   212. Menemui Kembali

    Seperti apa yang Liona katakan tadi malam. Perempuan itu akan mengajak suaminya ke suatu tempat, pagi ini.Namun sebelum menuju tempat yang Liona maksud, perempuan itu meminta Sehan untuk singgah lebih dulu ke rumah Reno. Sehan tau apa maksud tujuan Liona menemui Reno dan Aoura.Hingga sesampainya di sana. Sehan mengetuk pintu sebuah kontrakan sederhana yang dia singgahi bersama sang istri. Tak lama kemudian, seorang laki-laki keluar dari kontrakan tersebut.Laki-laki itu menatap Sehan dan Liona dengan sorot terkejut. "Pak Sehan? Liona?""Pagi Reno. Apa kedatangan kami menganggu waktumu saat ini?"Reno tak langsung menjawab. Dia justru berpikir sejenak, sambil berusaha menebak apa tujuan sepasang suami istri tersebut datang ke tempat tinggalnya. Terakhir Sehan dan Liona datang ke sana, untuk bertemu dengan Aoura. "Pak Sehan datang sepagi ini ke rumah saya, tentu membuat saya cukup terkejut. Tapi kedatangan pak Sehan sa

  • Menikahi CEO Tampan Untuk Balas Dendam   211. Kehidupan Yang Tenang

    Pintu kamar terbuka, Liona yang saat itu sedang menyisir rambut di depan kaca menoleh sesaat.Sehan tersenyum, lalu menutup pintu kamarnya kembali. Mereka baru saja menyelesaikan makan malam bersama keluarga yang lain, namun setelah selesai Liona langsung ke kamar, sedangkan Sehan masih berbincang dengan Joana dan Galen. "Sudah selesai berbicara dengan nenek dan kak Galen?" tanya Liona memastikan. Sehan mengangguk mengiyakan. Perempuan itu menatap cermin dan melanjutkan menyisir rambutnya. Sehan melangkah menghampiri, lalu memeluk pinggang Liona dari belakang. Sesekali memberikan usapan kecil pada perut buncit sang istri. Membuat Liona seketika menghentikan kegiatannya untuk menyisir rambut. Dia menatap wajah Sehan melalu cermin di hadapannya, senyum bahagia masih terukir di bibir laki-laki itu. Membuat Liona yang menatapnya juga ikut senang."Sepertinya setelah kamu sadar dari koma, kehidupan ini sangat menyenangkan untuk kita berdua.

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status