Beranda / Fantasi / Menikahi Dewa Iblis / 3. Arthur & Alena(2) -- Pernikahan

Share

3. Arthur & Alena(2) -- Pernikahan

Penulis: ArenLucu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-09-30 16:46:44

Pernikahan antara Arthur Kailash dan Alena Caitlyna Meijer telah dilaksanakan. Kini, Alena adalah istri sah dari sang Dewa Iblis. Sejak saat itu juga, Alena telah berpisah dengan keluarganya di Kerajaan Romana.

Dia saat ini berada di Istana, yang Arthur berikan kepadanya dengan nama Mansion Athlana. Istana ini dibangun dengan sembilan puluh sembilan persen material emas murni. Mutiara begitu banyak di mana-mana. Ornamen permata warna-warni juga tergantung apik di sisi-sisi lampu istana. Sangat indah, membuat Alena takjub.

Padahal, Alena belum memasuki istana itu, namun rasanya kemewahan sudah terasa sangat pekat.

Arthur Kailash mempersiapkan Istana yang begitu megah itu, memang khusus untuk tempat tinggal Alena. Bagaimanapun juga, perempuan itu sudah menjadi istrinya.

Meski dikenal sebagai Dewa Iblis yang kejam dan bengis di dunia perang, namun faktanya Arthur adalah orang yang menghormati perempuan. Karena dia terlahir dari perempuan.

Fakta bahwa Alena adalah reinkarnasi darah daging Raja Surgawi musuh bebuyutannya, tidak menghalanginya untuk memperlakukan Alena dengan layak. Selagi Alena berguna dan tidak merepotkan, tentunya Arthur akan menjaga kondisinya untuk dapat memanfaatkannya dengan baik.

"Tuan Putri, mari saya antarkan ke kamar," kata Alan sopan, kepada Alena.

"Sebelum aku masuk kamar. Beritahu aku warna apa yang dominan di kamarku," kata Alena.

Arthur melewati Alan dan Alena yang masih berdiri berbincang di depan pintu Istana. Membuat Alena memperhatikan geraknya. Alena terasa sedikit heran, bagaimana orang kejam itu bisa mempersiapkan istana seperti ini untuknya? Apakah benar, pria itu sangat menggilai kecantikannya?

"Warna emas, Tuan Putri."

"Astaga!" Alena terkaget, begitu juga Alan.

"Maaf, Tuan Putri," kata Alan.

Alena menggeleng. "Maaf, saya sedikit melamun. Apa tadi katamu?"

"Warna emas, Tuan Putri."

"Aku akan menunggu di sini, ubah semua warna kamarku menjadi biru. Aku suka warna biru," pinta Alena.

"Apa tuan Putri, tidak mau masuk terlebih dahulu."

"Tidak."

"Sepertinya malam akan tiba, Tuan Putri. Di Istana ini, di luar kurang baik."

"Kau ini bukannya hanya kaki tangan Arthur. Untuk apa mengaturku?" sinis Alena.

"Maaf Tuan Putri, hamba tidak bermaksud. Jika begitu, hamba izin memenuhi permintaan Tuan Putri."

"Segeralah."

"Baik, Tuan Putri."

Alena lalu berbalik badan ketika melihat Alan sudah masuk ke istana.

Alena memperhatikan pemandangan. Gerbang istana ini juga terlihat kokoh. Bibirnya tersenyum ketika matanya menangkap gambar burung-burung yang sedang kejar-mengejar. Terdengar pula kicaunya yang memanjakan telinga. Langit petang menjadi pembangun suasana hangatnya pemandangan itu.

Oh, alangkah indahnya.

Sampai tidak terasa cukup lama Alena menunggu di depan pintu, kemudian beberapa saat, Alena tak mengaja melihat Arthur keluar dari sebuah pintu sisi samping Istana.

Alena memandang Arthur dari posisinya berdiri. Dewa Iblis itu, nampak sedang menanggalkan jubahnya. Hingga terlihat perawakan asli Arthur tanpa mengenakan jubah.

Alena mendadak kikuk.

Pertama kalinya seumur hidup, dia melihat perawakan tubuh seorang laki-laki. Selama ini laki-laki di Romana tidak pernah berani memperlihatkan tubuhnya di depannya.

Entah mengapa, ada perasaan berdesir yang dirasa menjalar di sekujur tubuhnya. Sensasi apa ini?

Sampai tanpa sadar, kaki Alena bergerak. Dia mendekati Arthur yang masih sibuk dengan luka di lengan kanannya.

Dan beberapa langkah ditempuh, Alena berhasil berdiri tepat di belakang Arthur.

Entah naluri dari mana, tiba-tiba tangan Alena meraba tubuh Arthur.

Akurasi ketegangan dua mahluk berbeda kelamin itu seketika memuncak. Sama-sama terkena perasaan berdesir yang tak jelas dari mana asalnya.

Seketika, Arthur memutar balikkan badannya cepat dan sigap menangkap tangan Alena yang semula meraba tubuhnya.

"Tuan putri Alena, ingatlah martabatmu sebagai perempuan yang sangat cantik. Apa sekarang kau mencoba merayu seorang Dewa Iblis?"

Demam tinggi.

Itulah yang terjadi di tubuh Alena setelah kejadian tidak sengaja yang dia lakukan di depan pintu Istana Athlana.

Tidak tahu, apa penyebabnya demam, tapi Arthur tidak mau jika Alena mati sebelum dia dapat memanfaatkannya.

"Ini sup demamnya, Tuan." Alan datang membawakan mangkuk bubur itu, menyerahkannya kepada Arthur yang berdiri mematung di samping ranjang Alena.

"Kau suapkan," suruh Arthur singkat.

"Apa tuan tidak apa-apa."

"Memangnya kenapa?" Arthur bertanya heran kepada Alan.

Alan menggeleng. "Baik tuan, saya suapkan."

Arthur mendesis. Ia sampai lupa, bahwa lengan kanannya belum sempat dia obati. Di peperangan melawan Raja Romana, Arthur terkena tebas pedang kuno milik Raja Antonio. Siapa sangka, pedang berkarat itu malah membuat luka untuknya yang tak kunjung sembuh.

"Tuan, saya sudah suapkan. Tuan bisa pantau keadaan Tuan Putri. Saya tidak boleh memantau berdua saja, Tuan. Karena itu tidak sesuai etika dari Putri Kailash."

Arthur menghela napasnya. "Kapan kau bertemu ibu?"

"Hamba tidak bertemu. Tetapi Putri Kailash pernah berkata sebelum kita mulai berkelana, Tuan."

"Terserah saja."

Alan terkekeh. "Semoga tuan menikmati."

Arthur memandang Alan yang melipir keluar dari kamar Alena. Aneh memandang kaki-tangannya itu.

Di sisi lain, ia melihat Alena yang masih tertidur. Heran juga, kenapa perempuan itu tiba-tiba demam hanya karena beberapa kalimatnya saja.

"Aku akan membunuhmu Dewa Iblis!" Tiba-tiba Alena menggeliat sambil menggertak, kedua tangannya bergerak membentuk salah satu pola pukulan bela diri.

Arthur menaikkan sebelah alisnya. "Apa yang dia lakukan? Berkata di tengah tidur?"

Tindakan selanjutnya, Arthur melihat air mata Alena keluar. Pola tangan Alena melemas, tangannya beralih mencengkeram pipinya sendiri. Dengan terisak Alena berkata,"Ayah, Alena belum siap menikah."

Arthur memandang Alena lamat-lamat. "Lumayan kasihan juga."

"Segeralah bermanfaat untukku jika kau ingin bebas dariku," katanya sambil menatap tajam pada Alena yang masih memejamkan mata.

*****

"Bertodo. Kau tidak tahu malu sekali."

Penguasa Matahari itu tertawa renyah. "Jangan begitu Kailash. Aku merindukanmu."

Putri Kailash. Ibu kandung Arthur, keluar dari pusaran angin yang bergemuruh di Kastil Perbatasan Dunia Iblis.

Penampilannya begitu anggun, gaun yang dia kenakan memiliki dominan warna merah gelap dengan bercak api kecil di sekeliling tubuhnya selalu menjadi daya tarik tersendiri bagi Raja Bertodo.

"Bukankah Kerajaan Surgawi masih membenci aku dan putraku. Apa kau tidak takut diusir juga karena menemuiku? Handryc pasti tidak akan tinggal diam," tanya Kailash langsung pada intinya.

"Aku juga Putra kandung Raja Abadi 11 Alam Semesta. Benci atau tidak selain ayah, tidak ada yang bisa mengusirku."

"Aku tidak yakin, dia diam saja melihatmu berurusan denganku."

"Sudah cukup Kailash. Aku bersengketa dengannya semenjak kau dan Arthur dipaksa turun ke Bumi. Dan sekarang kupastikan dia tidak bisa mencampuri urusan hubunganku denganmu. Lagipula, matahari masih setia kepadaku, jadi lupakan saja soal Handryc."

Kailash menyunggingkan senyum indahnya.

"Aku tahu kau tidak hanya sebatas mengucapkan kalimat rindu. Tapi kau punya maksud terselubung hingga susah payah membakar energi datang kemari."

Raja bertodo membalas senyuman indah Putri Kailash. Dia menatap jua Putri Kailash dengan penuh cinta kasih. "Kamu memang paling tahu aku."

"Apa yang bisa kulakukan untuk membantumu Bertodo?"

Raja Bertodo menurunkan senyumnya. Mimiknya berubah menjadi serius.

"Aku memperhatikan Arthur, belakangan ini dia bertindak jauh. Dan aku tidak bisa mendekatinya karena Handryc bisa langsung membakar kertas jiwanya yang masih kulindungi diam-diam. Jika aku berada di dekat Arthur, kertas jiwa ini bisa ketahuan, dan Handryc pasti akan menyusahkanku dengan itu."

"Lalu, apa rencanamu?"

"Kailash, aku masih mencari cara agar kau dan Arthur bisa diterima oleh Kerajaan Surgawi. Jadi, aku minta tolong kepadamu. Temui anak kita dari dekat. Beritahu dia hal-hal yang selama ini masih kita rahasiakan. Aku tidak ingin dia salah langkah sehingga menjauhkanku dari kesempatan untuk menyatukan kita di Kerajaan Surgawi."

"Apa yang bisa kulakukan jika aku berada di dekat Arthur?"

"Yang dia nikahi adalah reinkarnasi Putri ke-11 Handryc, anaknya bersama Ruby yang sirna akibat sinar kegelapan iblis. Dia sudah terlahir kembali dalam wujud manusia. Kini, dia menjadi anak dari teman lamamu Kailash. Dan kau tahu, anak itu adalah anak yang paling dirindukan Kerajaan Surgawi. Arthur belum tahu masalah politik di Kerajaan Surgawi. Jadi, tolong kau bantu dia, agar tidak membuat kertas jiwa Putri ke-11 secara otomatis menghukumnya. Hal itu sangat berbahaya."

"Jika itu yang kau pikirkan dan aku bisa membantu, tentu saja akan kulakukan Bertodo."

Raja Bertodo menghela napas legah. "Kalau begitu, aku serahkan Arthur kepadamu. Kau adalah ibu kandungnya. Jangan biarkan dia salah melangkah."

"Percayakan saja padaku. Aku tidak akan mengecewakanmu Bertodo."

"Terima kasih banyak Putri Kailash."

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikahi Dewa Iblis   7. Malam Pertama

    Hari ini, Alena memasak begitu banyak sajian makanan. Meski dia seorang Putri Raja, keahlian memasaknya tidak ketinggalan. Alena suka belajar beberapa masakan di dapur istana ketika dulu dia bosan. Yah, akhirnya, dia lumayan suka dengan kegiatan masak-memasak. Apalagi, setelah dua hari ditinggal pergi di istana sebesar ini sendirian, Alena juga sangat bingung saking tidak punya teman. Ibu mertuanya juga sudah pulang ke Dunia Iblis. Ngomong-ngomong ibu mertua, Alena jadi teringat lagi tentang kisah hidup Arthur yang panjang dan sangat rumit itu. Membuat dia bergidik. "Ya namanya ibu, pasti menceritakan sisi baik anaknya. Tetapi, aku sebagai wanita yang bersandingan dengan iblis keturunan surgawi sepertinya tidak boleh terlena dengan cerita-cerita sedih itu," ucapnya seorang diri. Alena memang jadi tahu bagaimana cerita hidup pria yang dijuluki Dewa Iblis itu. Tetapi, cerita hanyalah cerita. Fakta yang bisa dia terima tentang kebenaran Arthur sebagai putra kandung Raja Bertodo

  • Menikahi Dewa Iblis   6. Tantangan Naga Shappire

    Mahkota yang mengambang di atas kepala hewan itu membuat Arthur tersentak. Jika tidak salah, itu adalah mahkota milik Raja Abadi sebelum Raja Abadi resmi pergi dari Alam Semesta. "Apa kau Naga Shappire?" Raungan menggelegar langsung terdengar. Hewan itu memiliki wujud yang begitu besar, tubuhnya panjang seperti ular, namun memiliki kaki serta tonjolan taring di punggung sisiknya. Hewan itu terbang tanpa bantuan sayap dan memiliki wajah Naga bermahkotakan mahkota milik Raja Abadi. Sorot mata hewan itu dipenuhi dengan sirat elemen api. "Benar. Aku adalah Naga Shappire! Kau datang kesini karena mengikuti sayembara itu bukan?" "Tentu saja." Naga Shappire tertawa licik sambil memutari Arthur, "Aku merasakan bau darah Raja Abadi darimu," ucapnya kemudian. "Aku adalah keturunannya. Keturunan dari tuanmu dulu." "Cih. Sekarang aku sudah tidak punya tuan. Apa gunanya mengungkit masalalu," decih sang naga. "Kau tidak perlu banyak bicara. Mari lakukan pertarungan, dan segeralah t

  • Menikahi Dewa Iblis   5. Sayembara Nirwana

    Analog jam berbalutkan batu safir Istana Athlana membuat Alena sejenak merasakan perasaan rileks. Hari ini, dia ditinggalkan seorang diri saja di Istana. Alan tadi memberitahunya bahwa Arthur mungkin tidak pulang beberapa hari. Alena tidak tahu apa yang sedang terjadi. Tapi, Arthur juga tidak mengatakan apapun dan pergi tanpa berpamitan. "Aku masih tidak mengerti. Sejauh ini, yang kutahu dia menikahiku karena dia tertarik dengan kecantikanku. Namun, kenapa perlakuannya terhadapku seperti biasa saja?" Alena bermonolog. Reinkarnasi ke-11 Putri Kerajaan Surgawi tersebut, mengitari isi istana. Benar-benar indah. Lantainya terbuat dari marmer berlapis kaca. Banyak vas tanaman yang sepertinya berasal dari berbagai tempat. "Ibu menikahi Ayah karena dia mencintai Ayah. Putri Kailash dan Raja Bertodo menikah karena memang saling mencintai. Sedangkan aku? Aku tidak mencintai Arthur. Apa Arthur yang mencintaiku?" Alena menduga-duga semuanya sendiri dengan ketidaktahuannya. "Dengarkan bai

  • Menikahi Dewa Iblis   4. Cerita Putri Kailash

    Alena merasakan sakit yang luar biasa di kepalanya. Perlahan kelopak matanya terbuka. Langit-langit kamar mulai terlihat. Biru pekat, membuatnya sedikit legah. "Akhirnya sadar." Alena mendongak, dia mendapati keberadaan Arthur berdiri tegak. "Ambilkan aku kismis." Namun Arthur hanya diam saja. "Aku tau kau tidak tuli. Cepat ambilkan aku kismis." "Aku tidak punya kewajiban melayanimu." Alena diam. Dia memalingkan wajahnya. Terbiasa hidup di Romana dengan segudang pelayan, dia kira dirinya masih di istananya sendiri. "Atap biru pekat itu persis atap yang ada di kamarku. Kukira kau pelayan." Arthur menghela napas. "Ada bubur yang Ibu buatkan. Aku diminta menyuapkannya padamu." Alena membelalak, sontak dia semangat untuk duduk dari baringnya. "Benarkah? Di mana ibuku?" "Ibuku. Di tempat ini orangmu tidak bisa datang dan tidak kuijinkan datang." Seketika itu juga Alena langsung terbaring lagi. "Cepat segera makan bubur ini. Kau bukan iblis sepertiku yang tahan penyaki

  • Menikahi Dewa Iblis   3. Arthur & Alena(2) -- Pernikahan

    Pernikahan antara Arthur Kailash dan Alena Caitlyna Meijer telah dilaksanakan. Kini, Alena adalah istri sah dari sang Dewa Iblis. Sejak saat itu juga, Alena telah berpisah dengan keluarganya di Kerajaan Romana. Dia saat ini berada di Istana, yang Arthur berikan kepadanya dengan nama Mansion Athlana. Istana ini dibangun dengan sembilan puluh sembilan persen material emas murni. Mutiara begitu banyak di mana-mana. Ornamen permata warna-warni juga tergantung apik di sisi-sisi lampu istana. Sangat indah, membuat Alena takjub. Padahal, Alena belum memasuki istana itu, namun rasanya kemewahan sudah terasa sangat pekat. Arthur Kailash mempersiapkan Istana yang begitu megah itu, memang khusus untuk tempat tinggal Alena. Bagaimanapun juga, perempuan itu sudah menjadi istrinya. Meski dikenal sebagai Dewa Iblis yang kejam dan bengis di dunia perang, namun faktanya Arthur adalah orang yang menghormati perempuan. Karena dia terlahir dari perempuan. Fakta bahwa Alena adalah reinkarnasi dar

  • Menikahi Dewa Iblis   2. Arthur&Alena(1) -- Pertemuan

    "Putri Alena, Dewa Iblis sudah menunggu di Kastil Cendana," ucap dayang Istana Kerajaan Romana. Alena menyisir rambutnya yang sangat indah dan lembut serta penuh dengan semerbak wangi Jasmine. Lalu, dia menatap dayang yang baru saja menyampaikan kabar tersebut melalui pantulan cermin riasnya,"apa dia membawa pasukan?" "Tidak, Tuan Putri. Dewa Iblis hanya sendiri." "Baik. Pergilah. Katakan padanya, aku akan segera menemuinya." "Baik, Tuan Putri. Hamba mohon pamit." Gemericik perhiasannya berbunyi ketika Alena berdiri dari kursi riasnya. Dia menatap kembali penampilannya. Manik-manik bunga Tulip terpasang indah di gaun birunya. Berlian blue fire di rambutnya juga terpasang begitu indah. Alena Caitlyna Meijer, adalah bidadari dalam wujud manusia yang tidak bisa dipungkiri lagi kecantikannya. Di antara ke-9 Putri Raja Antonio, Putri Alena adalah putri yang tercantik. Sehingga sang Raja sangat menyayanginya. "Apalah gunanya menjadi seindah ini? Jika harus menikah dengan ibli

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status