Beranda / Fantasi / Menikahi Dewa Iblis / 8. Sakit tanpa jeda

Share

8. Sakit tanpa jeda

Penulis: ArenLucu
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-03 12:15:23

Alena membuka kantong yang diberikan oleh Alan. Betapa indahnya hadiah itu. Namun, raut bahagianya berubah ketika menyadari tentang satu hal. Ayahnya pernah memberi nasihat, bahwa hadiah merupakan trik manipulasi untuk menyenangkan hati manusia. Akan tetapi, hadiah juga bisa berarti ungkapan yang tulus akan puasnya manusia.

Sekali lagi, Alena tidak boleh terlalu polos dalam menilai segala sesuatu. Atau bisa saja dirinya yang termakan oleh hal-hal tersembunyi.

Pintu berbunyi. Menandakan bahwa kamarnya baru saja dibuka. Alena menoleh, dan mendapati Arthur masuk ke kamarnya.

"Selamat malam," sapa Arthur, dingin.

Alena melirik sekilas Arthur yang sudah duduk di ranjangnya. Dia sekarang duduk di meja rias, dan mulai membenahi serbuk riasan itu. Menyimpannya amat hati-hati.

"Kenapa kau kemari?" tanya Alena, ketika selesai memberesi. Dia beranjak dari kursi riasnya, lalu beralih ke ranjangnya duduk berseberangan dengan Arthur dengan posisi yang saling membelakangi.

"Sudah satu mi
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Menikahi Dewa Iblis   11. Duri yang beracun

    Arthur dan Alan sudah kembali berada di Bumi. Kali ini, dia baru saja menyelesaikan rutinitasnya berkultivasi di Kubangan Aurora untuk menambah entitas energi kekuatannya. Saat ini Arthur memang merasa sudah cukup, mungkin lain kali Arthur akan kembali berkultivasi. Jadi, sekarang sudah waktunya dia kembali ke Istana Athlana. Akan tetapi, ketika sampai, dia terkejut ketika melihat ada manusia baru lagi di Istana. "Selamat datang, Arthur! Silahkan makan!" Arlin sudah berada di dapur sambil menata berbagai macam makanan di sana. Membuat Arthur berusaha mencerna apa yang sedang terjadi. Kenapa wanita dari Dunia Iblis ini bisa ada di istana kepunyaan istrinya? "Maaf, Nona Arlin. Mengapa tiba-tiba ada di istana istrinya Tuan Arthur?" tanya Alan, mewakili kebingungan tuannya. "Oh, hai Alan. Silahkan makan juga!" Arlin sama sekali tidak menjawab pertanyaan Alan. Arlin malah tetap saja sibuk menata makanan dari tungku ke piring saji. Arthur yang melihatnya menjadi sedikit jenga

  • Menikahi Dewa Iblis   10. Duri mulai datang

    Di taman Istana Athlana ini, Alena duduk sambil meminum teh Bunga Kastuti. Teh kesukaannya. Salah satu hal yang dapat Alena syukuri adalah keberadaan Teh Bunga Kasturi. Jika Teh ini tidak ada, mungkin Alena bisa saja semakin gila. Hanya minuman itulah yang dapat menenangkannya dari segala kecamuk pikiran yang ada. Dua minggu telah berjalan, semenjak kejadian itu, Alena belum bertemu lagi dengan suaminya. Bukan karena Alena yang menghindar, tetapi memang Arthur tidak menampakkan dirinya. Dan bagi, Alena, itu tidak menjadi masalah untuknya, walau memang dirinya sedikit merasa kesepian sendirian saja di tempat sebesar ini. "Membosankan sekali. Tidak ada hal yang bisa kulakukan selain makan, minum dan tidur," gumam Alena sambil melamun. Hidungnya tiba tiba bersirobok dengan aroma harum. Harum rasa makanan. Membuat Alena tersadar dari lamunannya. "Siapa yang memasak? Bukankah di Istana ini hanya ada aku?" Lantas, dia berdiri dari duduknya. Melangkahkan kaki untuk melihat siapa

  • Menikahi Dewa Iblis   9. Kontradiktif

    Sinar matahari telah berbagi auranya ke bumi. Menembus hingga ke relung istana Athlana. Membuat Alena terbangun dari tidurnya. Pelan-pelan gadis itu membuka mata. Dia mendudukan dirinya dengan sedikit meringis. "Kenapa masih tidak nyaman," ucap Alena lirih karena menahan rasa ngilu di alat vitalnya. "Tuan putri, bolehkah hamba masuk." Itu adalah suara Alan. Alena sebenarnya masih sakit dan tidak mau berhubungan dengan apapun yang berkaitan dengan Arthur. Tetapi, jika dia bersikukuh dengan egonya, yang ada Arthur akan semakin berkuasa karena mengira dirinya lemah. Bagaimanapun, Alena harus menghadapinya. Bagaimanapun, Alena harus bangkit untuk dapat membalas perbuatan Arthur. "Masuklah." Lantas, Alan membuka pintu di kamar Alena. Kaki-tangan si Dewa Iblis itu nampak membawa beberapa makanan menggunakan meja beroda kepadanya. "Maaf, Tuan putri. Makanan-makanan ini dipersiapkan khusus untukmu. Tuan Arthur membelinya dari Kerajaan Surgawi. Silahkan dinikmati." Alena menatap

  • Menikahi Dewa Iblis   8. Sakit tanpa jeda

    Alena membuka kantong yang diberikan oleh Alan. Betapa indahnya hadiah itu. Namun, raut bahagianya berubah ketika menyadari tentang satu hal. Ayahnya pernah memberi nasihat, bahwa hadiah merupakan trik manipulasi untuk menyenangkan hati manusia. Akan tetapi, hadiah juga bisa berarti ungkapan yang tulus akan puasnya manusia. Sekali lagi, Alena tidak boleh terlalu polos dalam menilai segala sesuatu. Atau bisa saja dirinya yang termakan oleh hal-hal tersembunyi. Pintu berbunyi. Menandakan bahwa kamarnya baru saja dibuka. Alena menoleh, dan mendapati Arthur masuk ke kamarnya. "Selamat malam," sapa Arthur, dingin. Alena melirik sekilas Arthur yang sudah duduk di ranjangnya. Dia sekarang duduk di meja rias, dan mulai membenahi serbuk riasan itu. Menyimpannya amat hati-hati. "Kenapa kau kemari?" tanya Alena, ketika selesai memberesi. Dia beranjak dari kursi riasnya, lalu beralih ke ranjangnya duduk berseberangan dengan Arthur dengan posisi yang saling membelakangi. "Sudah satu mi

  • Menikahi Dewa Iblis   7. Malam Pertama

    Hari ini, Alena memasak begitu banyak sajian makanan. Meski dia seorang Putri Raja, keahlian memasaknya tidak ketinggalan. Alena suka belajar beberapa masakan di dapur istana ketika dulu dia bosan. Yah, akhirnya, dia lumayan suka dengan kegiatan masak-memasak. Apalagi, setelah dua hari ditinggal pergi di istana sebesar ini sendirian, Alena juga sangat bingung saking tidak punya teman. Ibu mertuanya juga sudah pulang ke Dunia Iblis. Ngomong-ngomong ibu mertua, Alena jadi teringat lagi tentang kisah hidup Arthur yang panjang dan sangat rumit itu. Membuat dia bergidik. "Ya namanya ibu, pasti menceritakan sisi baik anaknya. Tetapi, aku sebagai wanita yang bersandingan dengan iblis keturunan surgawi sepertinya tidak boleh terlena dengan cerita-cerita sedih itu," ucapnya seorang diri. Alena memang jadi tahu bagaimana cerita hidup pria yang dijuluki Dewa Iblis itu. Tetapi, cerita hanyalah cerita. Fakta yang bisa dia terima tentang kebenaran Arthur sebagai putra kandung Raja Bertodo

  • Menikahi Dewa Iblis   6. Tantangan Naga Shappire

    Mahkota yang mengambang di atas kepala hewan itu membuat Arthur tersentak. Jika tidak salah, itu adalah mahkota milik Raja Abadi sebelum Raja Abadi resmi pergi dari Alam Semesta. "Apa kau Naga Shappire?" Raungan menggelegar langsung terdengar. Hewan itu memiliki wujud yang begitu besar, tubuhnya panjang seperti ular, namun memiliki kaki serta tonjolan taring di punggung sisiknya. Hewan itu terbang tanpa bantuan sayap dan memiliki wajah Naga bermahkotakan mahkota milik Raja Abadi. Sorot mata hewan itu dipenuhi dengan sirat elemen api. "Benar. Aku adalah Naga Shappire! Kau datang kesini karena mengikuti sayembara itu bukan?" "Tentu saja." Naga Shappire tertawa licik sambil memutari Arthur, "Aku merasakan bau darah Raja Abadi darimu," ucapnya kemudian. "Aku adalah keturunannya. Keturunan dari tuanmu dulu." "Cih. Sekarang aku sudah tidak punya tuan. Apa gunanya mengungkit masalalu," decih sang naga. "Kau tidak perlu banyak bicara. Mari lakukan pertarungan, dan segeralah t

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status