Share

Bab 23. Jangan Mimpi

"Kenapa lama sekali? Sengaja mengulur waktuku?" Kalimat ketus terdengar dari mulut Ken yang kini menatap tajam pada istrinya. Satu embusan napas terdengar dari hidung sebagai tanda kalau dia tidak senang.

Dengan wajah masam, Aira menyajikan mangkuk nasi di atas meja. Bibirnya mengerucut, enggan meladeni permintaan Ken. Namun, dia juga tidak bisa berbuat banyak, takut kalau-kalau Ken marah dan semuanya jadi semakin runyam. Sudah menjadi SOP-nya untuk menyiapkan semua keperluan suaminya, termasuk masalah makanan.

"Silakan," cetus Aira, menunjukkan senyum palsu dari bibirnya. Jika boleh memilih, tentu saja dia enggan berhadapan dengan suaminya. Dia masih tidak percaya tentang tidur berjalan semalam. Dan lagi, rasanya aneh. Kenapa Ken tidak membangunkannya? Apa mungkin pria itu menikmati saat dipeluk? Siapa yang menjamin kalau dia tidak mengambil keuntungan semalam?

Berbagai pikiran bersahut-sahutan di dalam kepala Aira, membuat konsentrasi dan fokusnya terpecah detik it
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status