Share

38. Ingin Punya Anak

Seperti sore sebelumnya, setiap kali akhir pekan tiba dan tak ada yang mau pergi keluar, mereka selalu menghabiskan waktu di taman belakang. Gazebo yang di buat di atas kolam ikan ini sungguh menyenangkan, dengan suara gemercik air membuat suasana semakin tenang.

Namun kali ini ketenangan itu raib entah ke mana. Tergantikan dengan rasa gundah yang enggan hilang.

Kemarin, setelah sampai ke rumahnya, Tami memberanikan diri membuka dan membaca perlahan kata demi kata yang tertulis di surat keterangan tersebut. Tapi pertanyaannya, bagaimana bisa? Dia bahkan baru bertemu dengan pria itu belum lama. “Apa ada cerita masa lalu yang di tutupi mama atau aku bukan anak kandung mereka,” gumam Tami lirih.

Wajahnya pias, tanpa ekspresi. Akan tetapi, gurat lelah itu terlihat jelas dan disempurnakan dengan kantung mata yang menghitam. Dia tak bisa tidur semalaman, terlalu banyak pemikiran yang merasuk di dalam kepalanya. Membuat hatinya semakin sumpek dan sesak.

“Sayang, aku cari kemana-mana, rupany
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status