Share

Bab 3 - Minta Pertanggungjawaban Nanda

Satu bulan kemudian ...

Ayu menatap dua garis merah pada testpack di tangannya dengan tubuh gemetaran. Dia adalah gadis yang belum menikah dan tidak pernah melakukan hubungan berlebihan dengan Sonny yang telah menjadi tunangannya setelah berpacaran selama tujuh tahun.

“Aku harus gimana?” tubuh Ayu merosot ke lantai seiring dengan air matanya yang jatuh berderai membasahi pipinya. Ia terus mengutuk dirinya sendiri karena tidak bisa menjaga kesucian cintanya dengan baik. Rasa bersalah pada tunangannya, keluarganya dan sahabatnya ... kini telah menjadi selimut kelam yang akan mengawali penderitaan hidupnya.

Ayu berusaha untuk bangkit dari lantai kamar mandi setelah air matanya nyaris habis dan tidak bisa keluar lagi. Ia menyiram seluruh tubuhnya dengan air di kamar mandi. Membersihkan setiap inchi tubuhnya yang kini terasa sangat kotor. Ia terus menangis setiap kali menggosok tubuhnya yang begitu menjijikkan.

Ayu segera mengganti pakaiannya begitu ia sudah selesai mandi. Memoles wajahnya dengan make-up tipis dan bergegas keluar dari dalam kamarnya.

“Roro Ayu , mau ke mana malam-malam begini?” tanya Bunda Rindu yang melihat puterinya buru-buru melangkah keluar dari rumah.

“Eh!? Ada urusan, Bunda. Mau ketemu sama temen. Bahas kerjaan,” jawab Ayu berdalih. Ia segera berpamitan dan keluar dari dalam rumahnya.

Ayu mengendarai mobilnya perlahan menuju ke Virgina Regency. Ia langsung memarkirkan mobilnya begitu ia sampai di mansion milik keluarga Nanda.

“Malam, Tante ...!” sapa Ayu begitu seorang pelayan membukakan pintu untuknya. Ia langsung menghampiri Tante Nia, mama Nanda.

“Hei, Roro Ayu  ...!? Gimana kabarnya? Sudah lama nggak main ke sini. Mau cari Nanda?”

Ayu mengangguk. “Ada hal penting yang mau aku bicarakan sama dia.”

“Nanda masih di atas. Jam segini, biasanya dia lagi siap-siap mau kencan sama pacarnya. Datengin aja ke kamarnya!”

“Tapi ...” Ayu menggigit bibir sambil menatap lantai dua rumah tersebut.

“Nggak papa. Keburu dia berangkat, nggak sempat bicara lagi sama Nanda. Dia suka marah kalau waktu kencannya diganggu.”

Ayu mengangguk. Ia melangkah perlahan menaiki anak tangga dan menghampiri pintu kamar Nanda. Nanda adalah sahabat baik Sonny. Berteman sejak kelas satu SMA hingga mereka bekerja, tentunya Ayu sudah sangat hafal dengan keadaan rumah pria itu karena sering berkumpul di sini setiap kali Sonny pulang dari Jakarta.

Tok ... tok ... tok ...!

KLEK!

Nanda tertegun saat melihat Ayu tiba-tiba sudah ada di depan kamarnya. Ia langsung tersenyum sambil melipat kedua tangan dengan tubuh bersandar di bibir pintu. “Tumben ke sini? Kangen sama aku? Pengen main lagi kayak malam itu? Ketagihan? Enak mana, punyaku atau punya Sonny?”

Ayu menatap kesal ke arah Nanda. “Sonny bukan cowok brengsek kayak kamu!”

Nanda manggut-manggut. “Iya. Aku percaya. Dia memang alim. Mau apa ke sini? Aku mau jalan sama Lita.” Ia menarik gagang pintu dan menutup pintu kamarnya dari luar.

Ayu memundurkan langkahnya agar Nanda tidak terlalu dekat dengannya. “Aku mau ngomong penting sama kamu.”

“Ngomong aja! Kamu punya waktu dua menit buat ngomong.” Ia menatap arloji di tangan kirinya.

“Nggak perlu selama itu. Aku cuma mau bilang kalau aku ... hamil.”

“Hahaha. Kamu hamil? Buat apa laporan ke aku? Emangnya aku dokter kandungan?” sahut Nanda sambil tertawa lebar.

“Ini anak kamu, Nan.”

Seketika, Nanda menghentikan tawanya. “Anakku?”

Ayu mengangguk.

Nanda menahan tawa sambil menatap wajah Ayu. “Udah banyak cewek yang ngaku-ngaku hamil anakku. Bisa aja, itu anak dari cowok lain. Kamu itu tunangannya Sonny. Mana ada yang bakal percaya kalau itu anakku. Kamu mau buat lelucon?”

“Aku nggak pernah ngelakuin hubungan seperti itu sama siapa pun selain kamu, Nan.”

“Kamu kira, aku percaya? Udahlah, nggak usah bikin lelucon di hadapanku. Nggak lucu, Ay! Kamu jangan pura-pura jadi cewek polos buat dapetin seorang Ananda Putera Perdanakusuma. Cowok paling ganteng, paling kaya dan paling populer di negeri ini. Siapa yang nggak mau jadi pasanganku, hah!? Jangan pakai trik bayi untuk mendapatkanku! Aku masih terlalu muda untuk jadi seorang ayah,” ucap Nanda penuh percaya diri. Ia langsung melangkah melewati tubuh Ayu begitu saja.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Meema Anggriani
baru baca udah deg2an,, ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status