Home / Romansa / Menikahi Mantan Pacar Teman / 2. Demi Gengsi dan Harga Diri

Share

2. Demi Gengsi dan Harga Diri

Author: Indy Shinta
last update Last Updated: 2022-07-16 00:35:28

Setelah lamaran gila itu, teman-teman menyerbu Mei dan memberinya selamat.

“Wah! Waah, haredaang! Sumpah. Gue masih nggak percaya dengan apa yang gue lihat barusan, which is kita semua nggak ada yang tahu kapan elu jadian sama Juna?”

“Gilaaa! Napa jadinya lu yang tau-tau dilamar sih? Gue yang udah jalan 5 tahun aja masih digantungin sama cowok gue. But. Jujurly, lu sukses bikin kita semua syok, Mei!”

“Ternyata selama ini lu jomblo palsu ..., sialan lu!”

“Tapi, elu sama ... Juna? OMG. Really?

Mei terdiam seribu bahasa. Dia sendiri masih bingung dengan apa yang baru saja terjadi. Dia yang beberapa menit lalu masih menjomblo, tiba-tiba saja sekarang punya calon suami? Dan ciuman tadi? Astaga!

“Jun, kita perlu bicara,” desis Mei sambil menarik Juna keluar dari ruangan setelah berhasil menghindari rentetan pertanyaan teman-teman yang bisa membuatnya diare akut.

Take it easy ..., kita bakal banyak bicara setelah ini, Mei. Kita sekarang kan couple.”

“Fake couple!” ketus Mei sewot. Ah. Andai saja Juna bisa melihat kepalanya yang terasa mengebul ini.

“Tapi mulai sekarang, orang-orang menganggapnya gitu. We’re couple. Don’t forget about that,” bisik Juna sambil merangkul pundak Mei dan tersenyum menang setiap kali berpapasan dengan teman-teman yang menyapa dan mengucapkan selamat.

“Jun,” panggil Mei setelah duduk berdua saja di dalam mobil Juna dan jauh dari pantauan orang-orang. Tapi Mei tak jua melanjutkan kata-katanya. Dia malah menggigiti bibir.

“Hmm?” Juna menoleh. Melihat Mei menggigiti bibirnya seperti itu, serta merta membuat jantungnya berdenyut dengan cara tak biasa. Ah. Bagaimanapun, mereka pernah berciuman tadi. Ciuman yang cukup panas dan mengejutkan. Sisi lain dari seorang Meilani yang selama ini dipikirnya dingin.

“Kok diam? Mau ngomong apa, Mei? Ngomong aja nggak usah sungkan-sungkan.”

“Menurut lu ..., apa Kevin dan Raya bakal percaya tentang hubungan palsu kita?”

Juna terbahak mendengarnya.

“Malah ketawa!” Mei mendengkus sebal.

“Emangnya lu nggak liat muka mereka pas kita kissing secara live tadi? Wadaww! A-ampun, sumpah ... a-ampun.” Juna meringis karena Mei mencubitinya.

“Awas kalau lu bahas-bahas lagi soal ciuman itu!”

Juna tergelak. “Lu belum lihat group chat angkatan kita ya? Pada ngeshare video kita kissing tuh!”

“What?” Mei terbelalak ngeri. “Aaaaah! Ini semua gara-gara lu!” omelnya sambil meninju lengan Juna.

Juna malah nyengir. “Loh. Bagus, kan? Misi kita berarti sukses!”

“Cih!” Mei melengos, tapi dalam hatinya diam-diam merasa lega. Sebelum acara lempar bunga tadi, Mei pergi ke restroom. Saat berada dalam bilik toilet, dia tak sengaja menguping obrolan Sarah dan Tania yang baru memasuki restroom sambil membicarakan dirinya.

“Eh, Tan. Kasihan ya si Mei, kayaknya dia masih belum bisa move on juga dari Kevin. Lu lihat nggak sih? Sejak acara akad nikah sampai resepsi, tatapannya ke Kevin dalem banget. Bisa-bisa dia nangis darah ntar malam.” Suara Sarah terdengar membuka obrolan.

“Ya gimana nggak nangis, Sar? Gila lu, bayangin aja, udah sejak kapan tau dia diam-diam suka sama Kevin. Eh, si Kevin malah nikahnya sama Raya, bestie sendiri. Pasti nyeseklah gila.” Tania terdengar antusias menanggapinya.

Poor Meilani. Tapi better kita tetap pura-pura nggak tahu ajalah, kalau sebenarnya selama ini dia tuh secret admirernya Kevin,” ujar Sarah di antara suara air kran yang mengucur.

“Eh, inget nggak lu, Sar? Pas Raya kasih undangannya ke si Mei? Si Mei kan no said congrats sama sekali gila.”

Yes. I remember. Awkward banget kan itu.”

“Heran. Betah banget si Mei ngejomblo cuma buat mengagumi Kevin doang.”

“Mending kalau Kevinnya peduli. Better cari yang lain aja ‘kan? Keburu karatan, ya nggak?”

“Ya iyalah! Ponakan gue yang SMP aja dah punya cowok serenteng. Masa dia yang udah 28 nggak bisa move on pindah gebetan? Emangnya cowok di bumi ini cuma Kevin doang?” seloroh Tania. Lalu keduanya tertawa. Menertawakan Mei.

Seketika Mei memegangi dadanya yang meledak-ledak kaget. Kalau yang dianggapnya teman dekat saja seperti itu, bagaimana dengan yang lain? Mei menahan sesak yang kian menghimpit dadanya dengan rasa perih.

Mungkin, karena itulah yang membuat Mei tak pikir panjang menerima saja sebuket bunga yang diulurkan Juna di depan orang-orang tadi. Demi melindungi harga dirinya di depan teman-temannya sendiri. Juga melindungi gengsinya di depan Kevin yang selama ini kerap menggantungkan perasaannya.

***

“Btw. Ciuman gue tadi nggak gratis. Lu janji, kalau gue bisa bikin Raya dan Kevin tercengang, lu bakal bayar 3 kali lipat,” ucap Mei sambil mengetikkan info rekening dan mengirimkannya kepada Juna. Bagaimanapun, Mei membutuhkan uang itu.

Juna terpingkal-pingkal hingga matanya berair. “Jadi, cerita itu benar rupanya. Tentang elu yang sangat menyukai uang.”

Mei tertawa sinis. “Semua orang menyukai uang. Gue realistis, bukan matrealistis,” ketusnya.

It’s not a big deal,” sahut Juna sambil mengetik sesuatu di layar ponsel canggihnya. “Done. Limapuluh juta,” kata Juna begitu santai, seakan yang sedang dibicarakannya itu hanyalah uang limapuluh ribu saja.

Mei tersentak. Matanya melotot sebesar jengkol saat Juna menunjukkan bukti transfernya. Hanya untuk sebuah ciuman? 

W-what? Li-limapuluh juta? Are you kidding me?”

“Napa? Kurang?” tanya Juna dengan nada menantang.

“Lu gila, Jun??”

Why? Bukannya lu suka uang? Selama ini elu overworking demi money kan? So, I gave you.”

Mei menelan ludah dan berkedip-kedip memandangi Juna. “Tak ada makan siang gratis, apalagi uang sebanyak ini. Say what do you want?” desahnya sambil bersedekap.

“Marry me. Menikahlah denganku, Mei.

Mei bisa merasakan keseriusan dalam nada suara Juna. “Why me?” desaknya tak mengerti.

“Because you are Meilani.” Juna tersenyum dengan sorot mata melembut kala mengucapkannya.

Untuk sejenak sanggup menghentikan detak jantung Mei karena dilamar dan dipandangi sedemikian rupa oleh pria setampan Juna. Tetapi dengan cepat Mei menguasai keadaan. “So what?” ujarnya seraya mengedikkan dagu.

Juna geleng-geleng dan berdecih. “Yaelah ... masih nanya. Kan kita dalam misi yang sama, Maemunah!” sahutnya sambil menjitak pelan kening Mei.

Mei seketika menabok lengan Juna yang seenaknya mengganti namanya jadi Maemunah. Tapi cowok sableng itu malah terkikik.

“Kebetulan kita berdualah yang lagi sama-sama patah hati, Mei. Lu patah karena Kevin, dan gue karena Raya. Kebetulan juga kita sama-sama jomblo. Dan semua orang sama-sama memandang kita seperti pecundang yang kalah perang. Tapi pertunjukan kita tadi sukses bikin mereka syok berat. See? Cara pandang mereka ke kita mulai berubah. Harga diri kita akhirnya terselamatkan, Mei!”

“Jadi, elu mau melanjutkan sandiwara tadi sampai jenjang pernikahan betulan?”

“Why not?”

“Tapi, Jun. Kita kan nggak saling cinta.”

“Mei, apa itu penting sekarang?”

Mei menghela napas panjang. Betul juga, yang terpenting sekarang menyelamatkan dulu gengsi dan harga diri mereka di mata orang-orang. Tapi, tetap saja ... bukankah pernikahan itu sesuatu yang sakral? Sanggupkah Mei mempermainkannya demi kemarahan dan balas dendam?

Juna seakan bisa merasakan kegalauan wanita itu. Maka direngkuhnya kedua tangan Mei dan digenggamnya erat-erat. “Nggak perlu overthinking, Mei. Kita jalani saja rencana ini pelan-pelan, yang penting elu nyaman. Oke?”

***

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Tri Wahyuni
udah mei terima aja lamaran juna usia kmu sdh cukup tuk menikah .seiring berjalan nya waktu kmu berdua saling membuka hati .thor bikin sama2 bucin ..
goodnovel comment avatar
missingty
yg nyaman biasanya menjadi cintaaa
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei meletakkan Cinta di box tidurnya secara perlahan setelah selesai mengganti diapers untuk bayi cantiknya yang menggemaskan itu, kini anak keduanya itu sudah berusia 3 bulan. Juna menepuk-nepuk lembut pipi puterinya. “Selamat bobok, cintanya mami dan papi,” bisiknya dengan hati berbunga-bunga. Setelah memastikan Cinta tidur nyaman, Juna menoleh kepada Mei yang sedang memerah ASI. Air susu Mei melimpah ruah, sampai-sampai Mei membeli kulkas baru khusus untuk menyimpan stok ASI bagi sang buah hati. Mei bertekad akan memberi Cinta ASI eksklusif selama 6 bulan, sama seperti Vi dulu. “Masih lama, Mi?” Juna manyun memerhatikan Mei sibuk dengan alat perahnya. “Bantuin sini, malah bengong! Biar cepat beres ini,” omel Mei. Juna pun nyengir dan membantu Mei menuliskan tanggal hari ini di setiap label botol ASI itu, kemudian memasukkannya ke dalam kulkas yang ada di dalam kamar mereka. Sementara Mei membereskan alat-alat pemerah ASI, mencuci, mengelap, dan menyimpan kembali dengan rapi. “S

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mami, bangun! Ini sudah jam berapa?” Juna menarik selimut Mei, menepuk-nepuk istrinya yang malah lebih erat lagi memeluk guling. Juna geleng-geleng kepala. Sepertinya Mei bangun kesiangan lagi, padahal biasanya Mei itu morning person. Istrinya itu sigap melayani apa saja kebutuhannya dan juga Vi. Rajin mempersiapkan keberangkatan Juna ke kantor, dan juga mempersiapkan sendiri box makanan untuk Vi. Tapi sudah seminggu ini, makanan untuk Vi diurus pegawainya. Demikian pula persiapan sarapan untuk mereka. Juna rindu sarapannya dipersiapkan sendiri oleh sang istri tercinta. “Banguun, ... Maemunah.” Juna menarik guling Mei, tapi kemudian Mei mengalungkan lengannya di leher Juna. Membuat Juna terkekeh dan menciumi wajah istrinya. “Jun, ngantuk banget gue loh. Masih kepingin bobok.” Juna pun mengecupi pipi istrinya yang masih memejamkan mata. Mei kelihatan sangat mengantuk memang. Juna jadi tak tega menyuruhnya bangun dan menyelimutinya lagi. Juna mandi pagi dan berganti pakaian, memasa

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    Mei tersenyum puas usai melakukan rapat final dengan manager pengelola gedung Utomo Group. Mei menyabet tempat di lantai dasar gedung Utomo Group yang sebelumnya disewa oleh sebuah restoran franchise asing. Mei ingin menancapkan taring bisnisnya di gedung utama milik kakek suaminya sendiri.Juna pikir istrinya kian menggilai bisnis dan ingin semakin banyak mereguk laba berlipat-lipat. Namun Juna dibuat terkejut saat Mei memaparkan sesuatu kepadanya, bahwa Mei akan memberikan diskon khusus bagi para pegawai Utomo Group yang makan di restoran itu dalam jangka waktu selama mereka berstatus pegawai Utomo Group, yaitu diskon 90% bagi kalangan pegawai kelas bawah semisal security, OB, cleaning service, dan diskon 60% bagi kalangan staf biasa.“Biar apa gitu, Mei?”“Biar mereka merasa dihargai, dan mereka bisa pakai diskonannya buat kepentingan mereka yang lain, atau buat ditabung. Soalnya, Jun, ... gue pernah jadi pegawai rendahan kayak mereka, budget makan siang itu mehong dan berasa bange

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   Extra Part

    “Mei, serius ... elu nggak kepengen ngadain resepsi buat pernikahan kita ini?” Juna diam-diam ingin mewujudkan pesta pernikahan impian yang ingin digelarnya secara mewah. Sebagai wujud kegembiraannya memenangkan hati Mei kembali.“Ogah. Kan udah gue bilang ogah. Berisik amat sig elu masih nanyain melulu, Jun?”Juna manyun. “Emang kenapa sih, Mei?” rengeknya sambil memeluk Mei dari belakang, sementara Mei sedang sibuk meracik bumbu untuk makan malam mereka nanti.“Buat apa elu buang-buang duit cuma buat menjamu para sosialita yang fake itu, heh? Gue ingat banget ya, pas gue lagi melarat gimana sikap mereka ke gue. Gue tuh kayak sampah tahu nggak di mata mereka. Anna dan teman-temannya itu! Papasan sama gue di mall kagak ada yang mau noleh barang seorang, padahal gue udah sapa duluan baek-baek,” oceh Mei sambil menggeprek lengkuas sekuat-kuatnya sampai penyet, seakan lengkuas itu adalah perwujudan Anna dan teman-temannya.Jantung Juna nyaris mencelat kaget mendengarnya. ‘Dih, serem juga

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   EPILOG

    Mei dan Juna menginap di sebuah presidential suite. Di sinilah mereka pernah melewati malam pertama pada pernikahan mereka yang terdahulu. Pada malam rujuknya mereka kali ini, Mei dan Juna kembali memilih ruangan yang sama, ruangan yang menyimpan sejuta kenangan tentang mereka. Ruangan ini menjadi saksi bisu, bahwa ada rasa membara yang mengikat Mei dan Juna, sejak dulu sampai sekarang, tak pernah padam. Jika keduanya dulu merasa canggung saat memasuki ruangan ini dalam balutan gaun pengantin, sekarang tidak lagi. Begitu Juna menutup pintu hotel, dia langsung mengangkat tubuh istrinya itu ke ranjang, melucuti pakaian Mei dengan tak sabar. Sudah halal, bukan? Tangan Juna bergerak cepat menyingkirkan segala macam penghalang, dan matanya berbinar-binar begitu tubuh polos Meilani kini terpampang nyata. Mei ternyata masih tetap luar biasa dan semengagumkan dulu. “Bisa-bisanya Mei, elu udah jadi emak-emak tapi body masih mulus langsing singset kayak gini?” pujinya sambil membelai perut Mei

  • Menikahi Mantan Pacar Teman   184. Demi Juna

    “Buset, ribet amat sih mau rujuk kebanyakan syarat administrasi! Nggak bisa nikah di KUA hari ini dong gue? Mau tuntasin ibadah nikah yang mulia kok ada-ada aja ya ujiannya?” oceh Juna saat menelepon Jonathan. “Ya udah, Jon, elu buruan daftarin dan urusin semua persyaratan rujuk buat gue dan Mei di KUA. Gue sama Mei nikah siri aja dulu hari ini! Biar cepat sah dan halal,” pungkasnya. Mei tertawa mendenngar ocehan Juna yang teramat ramai. “Beneran mau nikah hari ini? Ntar ajalah ... tanggung, nikah di KUA yang resmi sekalian, tunggu Jojon kelar beresin syarat administrasinya dulu, Jun.” “Eits, nggak bisa! Ibadah loh ini, Maemunah ...! Ibadah itu jangan ditunda-tunda. Jangan dengerin bujuk rayu setan buat nunda-nunda ibadah kita.” Mei terpingkal-pingkal. “Cih. Bisa aja nih orang modusnya, ... bilang aja udah nggak tahan pengen grepe-grepe gue!” cibirnya. Juna nyengir. “Itu kan ibadah juga, Mami sayang, ... yang membedakan kita sama kucing! Kucing mau kawin tinggal kawin, kalau kita

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status