Beranda / Romansa / Menikahi Mantan / Gadis Yang Dirindukan

Share

Gadis Yang Dirindukan

Penulis: CEAVEN
last update Terakhir Diperbarui: 2024-06-11 21:55:07

GADIS YANG DIRINDUKAN

"Mimi ... jika itu sungguh kamu. Aku merasa sangat bahagia bisa bertemu denganmu kembali seperti ini."

Alan terus meracau berbicara meski hanya didengar angin. Antara terharu karena dipertemukan kembali, juga sedih mengingat kisah cintanya pernah kandas tanpa penjelasan.

Alan duduk di bangku  samping hospital bed yang tersedia. Meraih tangan Jasmine, mengusap lembut punggung tangan gadis yang baru bertemu kembali dengannya itu.

Padahal selama ini Alan selalu menjaga pandangan dari  wanita manapun. Namun, dengan Jasmine, Alan seolah lupa segalanya saat ini. Pergerakan yang ia lakukan ibarat insting dengan naluri yang begitu saja terjadi.

Entah bagaimana bisa? Alan yang terkenal angkuh dan dingin pada wanita manapun. Detik ini tengah menangis di samping gadis yang baru ditolongnya itu.

 

Waktu terus berlalu. Kesunyian kamar rawat Jasmine  seolah menjadi saksi bisu  kebahagiaan Alan yang tidak bisa pria itu utarakan dengan kata-kata.

Akhirnya merasa lebih tenang. Alan memutuskan untuk pulang.  Ia khawatir tidak dapat mengontrol diri dan semakin terlarut dalam suasana jika terlalu lama berada di sana.

"Terima kasih, sudah mengizinkan saya menjenguknya. Jika diperbolehkan saya ingin berkunjung kembali besok," ungkap Alan pada wanita paruh baya yang kini ada di hadapannya. Beruntung pria itu berhasil menguasai diri. Sehingga Fatma tidak menyadari jika Alan tadi menangis cukup lama di dalam ruang rawat Jasmine.

Fatma yang belum mengenal Alan tersenyum ramah, kemudian  mengangguk pelan sebagai jawaban. 

Hatinya masih bersedih dengan kejadian yang baru menimpa putri angkatnya itu, membuat wanita paruh baya itu tidak banyak bicara seperti biasanya. 

Meski begitu, Fatma melihat ketulusan di mata Alan ketika menginginkan pertemuan kembali dengan putrinya.

Keesokan hari Alan menepati janji untuk datang kembali ke rumah sakit. Terlebih Alan mendapat kabar dari sang sahabat, bahwa Jasmine pagi itu sudah siuman. 

Alan sangat antusias sampai  meminta pada sahabatnya itu untuk menunda semua jadwalnya di pagi sampai siang hari nanti.  Pria itu ingin memfokuskan waktunya untuk wanita yang kehadirannya sangat ia nanti-nantikan selama ini.

Tanpa mengulur waktu kembali Alan mengambil kunci. Ia melajukan mobil BMW berwarna putih kesayangannya itu dengan kecepatan di atas rata-rata menuju rumah sakit berada. 

Pria itu membelah jalanan kota yang memang belum terlalu ramai di pagi hari itu. Mobil melenggang leluasa menuju rumah sakit tempat Jasmine dirawat. 

Sungguh Alan sudah tidak sabar bertemu kembali dengan Jasmine. Gadis yang membuatnya gila selama sembilan tahun terakhir. Gadis yang pergi dari hidupnya begitu saja tanpa pamit apalagi penjelasan.

Alan  menyempatkan diri mampir ke florist, membeli buket bunga untuk Jasmine. Beruntung pemilik florist berkenan membuka toko lebih awal, tentu karena Alan berani membayar mahal sebagai pelanggan setia di florist itu.

Meletakan buket bunga di samping kursi kemudi, Alan dengan senyum merekah kembali melajukan mobil kesayangannya.

Tidak dibutuhkan waktu lama  bagi Alan. Kini pria penuh pesona itu telah sampai di rumah sakit tempat Jasmine di rawat. 

Kala melintasi lorong rumah sakit, Alan berpapasan dengan beberapa perawat wanita yang bertugas malam hendak pulang. 

Para perawat wanita itu seperti mendapat vitamin mata di pagi hari kala melihat Alan melintas di sana. Lelah dan ngantuk usai berjaga shif malam seolah sirna begitu saja. Mereka bahkan memandangi Alan tanpa berkedip sampai pria itu tidak terlihat lagi dari pandangan mata mereka. 

Sedang Alan yang menjadi pusat perhatian terlihat tak acuh. Pria itu dengan langkahnya yang lebar terus mengikis jarak menuju kamar VVIP berada.

 Sampai di depan ruang rawat Jasmine yang kebetulan pintunya tidak tertutup sempurna. Alan tidak sengaja mendengar percakapan Jasmine dengan wanita paruh baya yang dijumpainya kemarin. 

Alan cukup terkejut mendengar obrolan dua wanita berbeda usia itu, hingga sampai tidak menyadari salah seorang dari bodyguard yang berjaga di pintu bertanya padanya. "Tuan, apakah Anda ingin menjenguk nona?" 

Dua bodyguard itu adalah orang yang sama dengan yang berjaga kemarin. Sehingga mereka langsung mengenali Alan ketika tiba di sana.

Alan mengangguk ragu usai mendengarkan obrolan tadi. Namun, ia juga tidak memiliki alasan lain untuk urung menemui Jasmine.

Akhirnya salah seorang dari dua bodyguard berpakaian serba hitam itu, menyampaikan niatan baik Alan yang ingin menjenguk Jasmine pada Fatma, ibunda angkat Jasmine.

" Bunda keluar dulu. Pria yang bunda ceritakan itu sudah ada di depan. Dia ingin menjenguk kamu," terang Fatma pada Jasmine. Sebelumnya Fatma sudah bercerita tentang sosok pria tampan yang telah mendonorkan darahnya untuk Jasmine.

Bahkan Jasmine terpaksa mengangguk patuh mengiyakan rencana sang bunda yang kembali berniat menjodohkan Jasmine dengan Alan, pria yang menjadi pendonor untuknya. "Bunda berjanjilah! Tolong jangan bicara yang aneh-aneh,ya! Ingat kita belum mengenal dia," peringat Jasmine pada sang bunda.

Fatma memang kadang senang mengusili putri kesayangannya itu. Wanita paruh baya itu ingin segera melihat Jasmine memiliki pendamping hidup mengingat usianya tidak lagi muda. Namun, tentu Fatma tidak bisa sembarangan mencarikan calon pendamping hidup untuk putrinya.

Setelah sepakat untuk mengetahui tentang Alan terlebih dahulu. Fatma keluar diikuti bodyguard yang tadi menyampaikan kehadiran Alan di sana. 

Senyum wanita paruh baya itu terlihat langsung merekah menyambut kehadiran Alan. " Kamu sudah datang, Nak?"

Alan mengangguk." Terima kasih sudah mengizinkan saya kembali menjenguknya, Nyonya! Perkenalkan nama saya Alan."

Alan sedikit membungkuksebagai bentuk hormat pada wanita paruh baya yang ada di hadapannya itu.

Dengan penuh suka cita Fatma mengulurkan tangan kanan, dan lekas di sambut salim takzim oleh Alan.

"Panggil bunda saja, hem!" 

Alan nampaknya berhasil membuat kesan baik di mata Fatma. Wanita paruh baya itu terlihat langsung menyukainya.

Fatma sendiri sebenarnya ingin bercengkrama langsung  dengan Alan. Namun, ketika melihat buket bunga di tangan Alan, membuat wanita paruh baya itu mengingat Jasmine dan memilih mengalah. Membiarkan terlebih dahulu Alan masuk menjenguk putri kesayangannya itu.

" Semoga jenis bunga ini masih kamu suka," gumam Alan. Bunga tulip putih yang Alan bawa adalah salah satu bunga favorit mimi, mantan kekasihnya.

Entah mengapa kini degup jantung Alan semakin tidak beraturan diiringi langkah yang semakin dekat melangkah pada Jasmine yang duduk di atas hospital bed. Kedua tangannya terlihat tengah fokus pada benda pipih miliknya.

Ketika sadar pasca operasi tadi. Jasmine langsung kembali  fokus dengan pekerjaannya. Sang bunda padahal sudah mengingatkan untuk beristirahat terlebih dahulu. Namun, Jasmine tidak mengindahkannya.

Beruntung Jasmine kecelakaan dan pingsan tidak lebih dari 24 jam. Sehingga pekerjaan yang ditinggalkannya  tidak terlalu menumpuk. Jasmine merupakan salah satu tipikal orang yang gila bekerja.

Sehingga tidak heran ketika kini usianya sudah  menginjak 28 tahun. Gadis itu belum juga menemukan dambaan hati.

" Mengapa kamu baru datang, Gina? Aku menunggumu dari tadi!" 

Jasmine mengira yang masuk ke ruangannya barusan adalah Gina, Sekretaris sekaligus orang kepercayaannya. Padahal sebelumnya Jasmine sudah Fatma ingatkan, jika pria yang mendonorkan darahnya kemarin akan datang menjenguk. Mungkin efek dari mode fokus Jasmine yang baru pada pekerjaannya. Membuat  gadis itu melupakan ungkapan sang bunda yang baru beberapa menit berlalu.

Alan terpaku di tempat. Menelisik Jasmine yang terlihat sibuk dengan gawai yang ada di tangannya itu. Ingin sekali rasanya Alan langsung memeluk gadis itu sekarang. Gadis yang selalu ia rindukan kehadirannya. Gadis yang membuatnya menutup hati dari pesona wanita yang lain.

Suara jasmine kembali terdengar di indera pendengaran Alan dan berhasil memecah fokusnya kembali. " Kamu siapa?"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Menikahi Mantan   BONUS ENDING

    "Mau coba cek dulu? Kita berhenti di apotik beli tes pack dulu, ya? Kamu kapan terakhir halangan?" Alan memberondong Jasmine dengan pertanyaan, setelah wanita itu lebih dahulu mematikan sambungan teleponnya dengan Gina.Jasmine memiliki pemikiran yang sama. Namun, keinginannya makan rujak kedondong lebih dominan. "Ck! Cari rujak dulu, Al! Lagian belum pasti juga, kan aku hamil," jawab Jasmine, santai. Fokusnya kembali pada benda pipih di tangannya, mengetik huruf di papan pencarian menanyakan tempat yang mungkin menjual rujak kedondong di sana.Cukup lama tidak ditemukan karena waktu memang sudah cukup malam. Ada kedai rujak cukup jauh lokasinya juga ternyata sudah tutup. Akhirnya Jasmine tidak kehabisan akal, mengetik huruf kembali mencari toko buah yang mungkin menjual buah kedondong. Wanita itu berniat membuat rujak sendiri nanti di rumah. Akhirnya, mobil Alan belokan ke sebuah super market besar yang ada di kota itu. "Harusnya di sini ada buah yang kamu, mau," tuturnya.Sebelum

  • Menikahi Mantan   ENDING

    "Saya mendapatkannya," ungkap Rio pada Alan, yang baru sempat melakukan panggilan setelah kesibukannya di Singapura."Di mana dia sekarang?" tanya Alan, to the point."Di rumah sakit. Keadaannya kritis," jawab Rio. "Istri anda belum saya beri tahu, sesuai permintaan anda," lanjutnya.Alan memang memperingatkan Rio untuk tidak menginfokan apapun pada istrinya, sebelum dirinya kembali ke tanah air."Saya usahakan pulang secepat mungkin," kata Alan. "Tetap jaga istri saya dari kejauhan."Alan memilih segera mematikan panggilan, usai mengingatkan Rio kembali. Waktunya tidak banyak di sana agar lekas bisa kembali ke tanah air secepat mungkin. "Istri kamu belum tahu berita di sosial media tentang seseorang tertembak di sekitaran apartemen tadi pagi adalah ulah detektif swasta yang kamu sewa." Gina mengirimkan notifikasi pesan pada Alan. Membuat laki-laki itu langsung melakukan panggilan telepon pada sekretaris pribadi Jasmine. "Iya, Alan," sapa Gina dari seberang telepon sana."Gue se

  • Menikahi Mantan   Tidak Menyangka

    Pukul sembilan malam Alan Alan benar-benar pergi ke Singapura lagi, mengikuti penerbangan terakhir hari itu."Aku harusnya ikut antar kamu ke bandara," ungkap Jamsine pada Alan. Wanita itu hanya Alan perbolehkan mengantar sampai basement apartemen saja."Jangan lagi buat aku gak jadi terbang," ujar Alan, mengomentari ungkapan istrinya. Sebenarnya sedari di rumah baru tadi Alan sudah hampir mengikhlaskan tender besar yang di Singapure. Pria itu tidak bisa pergi meninggalkan Jamsine dalam situasi genting seperti saat itu. Namun, pada kenyataannya wanitanya itu pandai meyakinkan Alan untuk tetap berangkat, tentu setelah mengiyakan permintaan Alan pindah ke rumah baru mereka besok pagi."Asisten rumah tangga sesuai spesifikasi kamu datang besok pagi," ucap Alan, sambil menghujani wajah Jasmine dengan banyak kecupan di sana.Jasmine mengangguk, "makasih, ya! Kalo sudah sampai segera kabari aku."Jasmine tahu Alan sedang berat meninggalkannya, sehingga wanita itu memilih tidak banyak menan

  • Menikahi Mantan   Kursi Tantra

    "Mau kasih lihat apa?" rengek Jasmine. Menarik-narik tangan Alan, meminta pria itu lekas memberitahunya. "Sebentar lagi, kamu tahu," ujar Alan. Membawa wanitanya ke sebuah kamar yang sudah ia dekorasi sedemikian rupa."Tutup mata! Dalam hitungan ke tiga baru kamu buka!" titah Alan pada Jasmine.Jasmine mengangguk patuh, mulai memejamkan mata.Ceklek!Handle pintu Alan tarik ke bawah, pintu kamar pun terbuka. Semerbak aroma kelopak bunga mawar seketika memenuhi indera penciuman Jasmine ketika baru memasuki ruangan itu."Satu ... dua ... tiga!"Jasmine membuka mata perlahan, tepat setelah Alan selesai menyebutkan angka tiga. Betapa bahagia hati wanita itu, dalam kesibukan Alan masih sempat menyiapkan ini semua untuknya.Jasmine merasa benar-benar beruntung dipertemukan kembali dengan mantan kekasih yang sekarang justru menikah dengannya. "Kamu udah nentuin kamar utama, kenapa tadi masih nanya?" beber Jasmine. "Sengaja mau ngetes?" imbuhnya.Alan hanya mengangkat bahu sebagai jawaban.

  • Menikahi Mantan   Datang Ke Rumah Baru

    "Ini apa?" tanya Jasmine. Alan yang mendengar pertanyaan itu langsung membungkukkan badan, melihat dengan seksama apa yang wanitanya pertanyakan."Paper bag lagi? Bunga itu," ucap Alan, pelan. Pergerakannya secepat mungkin ke arah luar mobil. Menyelisik ke sekeliling, mencari keberadaan orang yang mengirim itu. "Mungkin belum jauh?""Tadi dikunci, kan mobilnya sebelum masuk cafe?" tutur Jasmine, ingin memastikan."Tio yang bawa mobil. Tapi aku yakin dia udah kunci," jawab Alan, yang mengetahui sahabatnya itu bukanlah tipikal pribadi yang teledor.Alan masih mengedarkan matanya ketika menjawab pertanyaan Jasmine. Sayangnya Alan tidak bisa menemukan siapapun di sana. Tidak terlihat ada orang mencurigakan di area parkir dan sekitarnya. "Apa ini diletakan sedari tadi?" Tidak ingin menduga-duga seorang diri, Alan memilih mengambil benda pipih nya dari saku celana. Mencari nama Tio di sana."Iya, bro," sapa Tio, setelah mengucapkan salam terlebih dahulu seperti biasa. "Ke parkiran sekar

  • Menikahi Mantan   Ini Apa?

    Tap ...Tap ...Tap ...Langkah kaki Alan, menggema kala memasuki cafe yang sudah mulai sepi pengunjung di jam makan siang yang sudah jauh terlewat itu.Jasmine tersenyum lebar mendapati Alan datang menyusulnya. Kemudian berdiri guna menyambut laki-lakinya itu. "Padahal gak bilang mau datang!"Bibir ranum Jasmine mengerucut, sebagai respon dari kedatangan Alan yang tanpa memberi tahunya terlebih dahulu. Cup!Alan mencuri satu kecupan singkat di sana. "Jangan pancing aku sekarang," bisik Alan, tepat di samping telinga Jasmine.Ehem!Tio yang berdiri lima langkah di belakang Alan, berdehem guna mengingatkan. Bahwa di antara mereka berdua masih ada orang lain di sana."Dia kekeh mau nyamperin, Lo. Padahal kita tadi lagi banyak banget kerjaan," ucap Tio asal kemudian duduk di bangku kosong samping Gina.Gina yang mendapati Tio hadir, bahkan memilih duduk di sampingnya itu di buat gelagapan sendiri. Mau bagaimanapun mereka sudah cukup lama tidak bertemu. Tentulah membuat pertemuan itu ter

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status