Share

Bab 2 : Jawaban

Author: Iris Moonvale
last update Last Updated: 2025-07-14 15:31:41

“Apa kau pikir ini lelucon?”

Yusuf menggebrak meja. Wajahnya pucat dan terlihat marah, tapi tetap berusaha mengendalikan emosinya.

Suasana di ruangan itu terasa lebih pengap dan sesak daripada sebelumnya. Siapa yang menduga Leonhart akan mengusulkan ide gila?

Menggantikan Rafael menikahi Nadine?

Rasa-rasanya tidak mungkin!

Leonhart tetap berdiri tenang. “Saya sangat serius,” ucapnya datar.

“Kau pikir mengganti pengantin satu hari sebelum pernikahan itu masuk akal? Ini bukan main-main! Jangan coba-coba mengacaukannya!” Cecilia melotot ke arah Leonhart. Wajahnya merah padam karena marah.

“Pernikahan ini sudah kacau bahkan sebelum dimulai, dan saya hanya ingin membantu menyelesaikan masalah yang ditimbulkan keponakan saya!” sindir Leonhart.

Rafael melangkah cepat ke arah Leonhart dan berdiri di seberangnya. Ia menunjuk dada pria itu dengan kemarahan yang meledak-ledak. “Kau pikir siapa dirimu, hah? Seenaknya datang dan mengacaukan pernikahanku!”

“Orang yang tidak tidur dan menikahi adik tiri calon istrinya!” sindir Leonhart.

Rafael hanya bisa terdiam. Wajahnya memerah menahan malu. Ia hanya bisa menatap Leonhart dengan geram.

Nadine yang sedari tadi hanya mendengarkan perdebatan ini, masih berdiri membeku, berusaha mencerna semua hal yang baru saja terjadi.

Padahal Nadine membawa bukti pengkhianatan Rafael untuk membatalkan pernikahan, tapi ia malah dilamar oleh paman dari tunangannya sendiri.

“Apa tujuanmu sebenarnya?” tanya Yusuf dengan curiga.

Leonhart menarik kursi dan duduk dengan tenang. “Saya tidak menginginkan apa pun, saya hanya menawarkan win-win solution,” ucapnya.

“Jika begitu, apa untungnya bagiku?” tanya Yusuf. “Lebih baik pengantin prianya tetap Rafael. Masalah ini juga tidak akan diketahui siapa pun, kecuali ada yang membocorkannya.”

“Apa? Papa serius? pernikahan ini tetap dilakukan, padahal Rafael telah menikahi Laura?” tanya Nadine, tidak percaya.

Yusuf menatap Nadine dengan dingin. “Ya, karena semua ini demi reputasi keluarga, Nadine.”

Rafael menyeringai mendengar perkataan Yusuf. Nadine menahan tangis. Ia terkejut dengan apa yang dikatakan Papanya. “Jadi demi menjaga reputasi keluarga, Papa mengorbankan hidupku?”

Yusuf hanya terdiam dan tidak menjawab pertanyaan Nadine.

Perasaan Nadine bercampur aduk. Amarah, kecewa, dan takut menjadi satu. Ia merasa hanya dijadikan alat untuk bisnis dan reputasi keluarga.

“Bagaimana jika … sebagai imbalan kau memberikan saya izin untuk menikahi Nadine? Saya akan berinvestasi besar-besaran di bidang fashion digital Wijaya Group. Saya juga akan membuka akses Inter Tech untuk distribusi ke Eropa dan Timur Tengah serta menghapus hutang perusahaan Wijaya Group yang tertahan di cabang Korea,” ucap Leonhart, tenang namun tajam.

Leonhart menatap lurus ke mata Yusuf.

“Ini win-win solution, bukan?”

Yusuf terpaku. Ia terkejut dengan perkataan Leonhart. “Kau … bagaimana bisa ….”

Leonhart tersenyum tipis.

“Kau pikir aku tidak menyelidiki dan menyiapkan apa pun?”

“Jadi bagaimana? Apakah kau mengizinkanku menikahi Nadine?”

Yusuf terdiam sebentar. Ia berpikir sejenak, lalu memutuskan, “ Baiklah, tapi dengan syarat, lakukan dengan rapi tanpa merusak reputasi keluarga.”

Semua orang terkejut dengan jawaban Yusuf. Terutama Nadine, ia tidak menyangka bahwa ia jadinya malah akan dinikahkan oleh paman dari tunangannya.

“Pa ...” panggil Nadine dengan lirih.

“Lho … tidak bisa seperti itu dong, Om!” tolak Rafael dengan tegas.

Yusuf membentak Rafael, “Diam! Semua ini karena ulahmu sendiri!”

“Mas, jika pengantin prianya diganti, lalu bagaimana kita akan menjelaskannya ke media dan orang-orang yang akan hadir besok?” tanya Cecillia dengan panik.

Namun, Yusuf hanya menoleh ke arah Leonhart seolah meminta jawaban.

“Tenang saja, biar aku dan timku yang mengurusnya,” jawab Leonhart dengan tenang.

Nadine yang sedari tadi diam, akhirnya bicara, “Lalu bagaimana dengan pendapatku?”

“Benar. Nadine, pasti kau tidak mau menikah dengan pamanku, kan?” tanya Rafael penuh harap.

“Kau tidak harus menjawabnya sekarang. Tapi kau harus memutuskan sebelum tengah malam nanti. Waktu kita terbatas,” ucap Leonhart.

Nadine kembali terdiam. Ia seperti sudah pasrah dengan keadaannya. Ia tidak bisa membatalkan pernikahannya.

Nadine hanya bisa memilih, menikah dengan Rafael yang mengkhianatinya atau menikah dengan Leonhart, orang asing yang tiba-tiba datang melamarnya?

“Tidak perlu, aku akan menjawabnya sekarang. Aku … akan menikah denganmu,” jawab Nadine dengan putus asa.

“Baiklah, terima kasih atas jawabanmu,” jawab Leonhart, tersenyum tipis sambil menatap Nadine.

“Tunggu … Nadine kau serius ingin menikah dengan Pamanku, hanya karena aku meniduri dan menikahi adikmu?” tanya Rafael.

Plak!

Nadine menampar Rafael dengan cukup keras. Ia muak mendengar ucapan Rafael.

“Ini semua karena kau berulah, Bajingan!”

Rafael sangat syok dengan sikap Nadine. Padahal selama ini Nadine selalu bersikap lembut dan baik. Rafael hanya bisa terdiam mematung.

“Nadine, kau sudah gila! Beraninya kau menampar tunanganmu sendiri!” ucap Cecillia sambil membentak.

Nadine menatap Cecillia dengan acuh, “Lebih tepatnya mantan tunangan.”

“Sudah hentikan! Percakapan ini sudah selesai, dan keputusanku sudah final!” bentak Yusuf.

Cecillia dan Rafael terdiam. Tidak ada satu pun dari mereka yang mencoba menentang kembali keputusan itu.

“Aku ingin berbicara berdua denganmu,” kata Nadine pada Leonhart.

Leonhart menatap Nadine dengan intens, “Baiklah.”

Namun, tanpa mereka sadari, ada seorang pelayan yang diam-diam merekam percakapan tentang pernikahan dari balik pintu ruang rapat yang sedikit terbuka.

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 43 : Sadar

    “Aku ingin minta maaf.”Nadine terkejut mendengar ucapan Tasya. Ia tak menyangka Tasya akan mengatakan hal itu dalam pertemuan ini. Sejenak Nadine bertanya-tanya, ada apa hingga Tasya mengajaknya bertemu di kafe dekat kantor. Perubahan ini terasa begitu tiba-tiba, apalagi mengingat semalam mereka sempat berkonflik.“Minta maaf?” tanya Nadine memastikan.“Ya, selama ini sepertinya aku selalu mengganggumu … semalam aku dinasehati orang tuaku, dan aku jadi sadar bahwa selama ini aku telah banyak berbuat salah padamu,” ucap Tasya sambil menunduk malu.Nadine tidak tahu harus merespons bagaimana. Ia sangat bingung dengan perubahan sikap yang begitu mendadak ini. Namun, ia tidak ingin menyimpan dendam atau memiliki musuh. Ia hanya ingin berteman dan hidup dengan damai.“Ya, aku memaafkanmu,” ucap Nadine akhirnya, tersenyum lembut.Tasya mengangkat kepalanya, matanya berbinar penuh antusias.“Benarkah? Terima kasih, Nadine,” ujarnya sambil memegang kedua tangan Nadine.“Ya, mari bekerja deng

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 42 : Pengganggu

    “Kita seharusnya tidak pulang bersama.”Perkataan itu keluar begitu saja dari mulut Nadine. Namun, apa yang dikatakannya memang tidak sepenuhnya salah. Ia tidak mau reputasi Leonhart tercoreng karena ulah yang telah dibuatnya.“Kenapa? Apa kau takut reputasiku turun?” tanya Leonhart, mencoba memastikan.Nadine mengangguk pelan.“Hah … ya, aku tidak bisa mengatakan aku tidak terdampak karena perbuatanmu, tapi… aku percaya kau sebenarnya tidak ingin melakukan itu, kan?” ucap Leonhart, mencoba menenangkan Nadine.Nadine mengangguk sambil memajukan bibirnya. Ia juga menahan air matanya yang ingin jatuh, karena merasa bersalah sekaligus terharu mendengar perkataan Leonhart.“Yah … aku tersulut emosi karena dia selalu mencari masalah denganku … maaf,” ucap Nadine menyesal.Leonhart menepuk pelan kepala Nadine.“Tidak apa-apa, lain kali cobalah untuk menghiraukannya saja,” ucapnya lembut.Nadine mengangguk pelan.Akhirnya mereka sampai di apartemen. Leonhart memarkir mobilnya dan mereka pun

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 41 : Peringatan!

    “Jadi, apa yang kalian ributkan?”Leonhart bertanya dengan tenang kepada Nadine dan Tasya. Namun, mereka berdua hanya diam, tak satupun dari mereka membuka suara.Nadine tertunduk malu, bisa-bisanya ia terbawa suasana dan menimbulkan masalah di kantor suaminya.Leonhart kembali membuka suara.“Tidak ada yang mau menjawab? Apa ini pertanyaan sulit untuk kalian?” tanyanya lagi.Nadine masih terdiam, sedangkan Tasya akhirnya membuka mulut.“Saya … saya hanya menegur Nadine untuk tidak bermalas-malasan, tetapi dia malah marah,” ucapnya dengan ekspresi sedih, seolah-olah Nadine lah yang memulai perkelahian.“Hah?” Nadine terperangah sambil menggelengkan kepala.Saat Nadine hendak membalas perkataan itu, Leonhart menghentikannya.“Sebentar … biarkan Tasya berbicara lebih dulu,” ucapnya sambil memberikan kode tangan untuk berhenti ke arah Nadine.“Kamu, silahkan ceritakan lebih lengkap,” ucapnya lagi, menunjuk Tasya.Tasya, yang merasa Leonhart seperti berpihak padanya, langsung menceritakan

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 40 : Pertengkaran

    “Padahal aku sudah mengatakan untuk makan siang bersama, tapi kau malah makan siang bersama temanmu.”Leonhart mengucapkannya dengan nada tenang, tetapi jelas menyiratkan sindiran. Tatapannya lurus dan tajam ke arah Nadine, membuat wanita itu salah tingkah.Sambil menampilkan senyum kaku, Nadine mencoba merespons.“Maaf, aku sedang membahas pekerjaan.”Leonhart mengangguk perlahan, seolah menerima penjelasan itu.“Baiklah, kalau begitu aku juga ingin bergabung. Boleh kan?” tanyanya dengan ramah, meski nada suaranya tetap terasa mendesak.“Ya … baiklah,” jawab Nadine, merasa tak enak pada teman-temannya.Dari sudut matanya, Nadine bisa melihat Mira tampak salah tingkah, sedangkan Revan hanya bergantian menatap Nadine dan Leonhart, jelas membaca suasana yang canggung.Kehadiran Leonhart di sebelahnya membuat Nadine semakin kaku. Para karyawan yang sedang makan di kantin pun mulai memperhatikan mereka, beberapa bahkan berbisik-bisik.“Kalian silahkan lanjutkan pembicaraan kalian. Aku tid

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 39 : Menghindar

    “Apa Anda memanggil saya?”Nadine berbicara sambil menundukkan kepala, ia tidak berani menoleh ke arah depan, karena di sana duduk seseorang yang sangat ingin ia hindari.“Ya, sebenarnya tidak ada hal khusus,” ucap Leonhart sambil mengetuk-ngetukkan jari-jarinya ke meja.“Baiklah, kalau begitu saya akan kembali bekerja,” ucap Nadine sambil berbalik dan hendak melangkah keluar pintu.Namun sebelum ia benar-benar keluar, Leonhart menambahkan sesuatu.“Makan sianglah denganku nanti,” ucapnya tenang.Nadine sempat mendengar kalimat itu, tapi ia buru-buru pergi ke ruang kerjanya tanpa memberikan jawaban. Ia merasa Leonhart semakin aneh. Tidak biasanya ia bertingkah seperti itu.Begitu masuk ke ruang kerjanya, Mira langsung menghampiri dan membombardir Nadine dengan pertanyaan.“Kenapa, Nad? Apa Pak Leonhart memberitahumu tentang tanggal launching Intershow? Atau ada masalah dengan desainmu?” tanyanya panik.Nadine terkekeh kecil, lalu menggeleng pelan.“Bukan keduanya. Pak Leonhart membaha

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 38 : Canggung

    “Ah, maaf, aku tidak bermaksud ….”Perkataan Leonhart terputus ketika melihat wajah Nadine yang memerah.Nadine sempat terdiam, wajahnya makin panas. Lalu tiba-tiba ia berdiri.“Maaf, aku harus kembali ke kamar karena masih ada pekerjaan yang belum selesai,” ucapnya, lalu segera pergi.Saat masuk ke kamar, Nadine langsung menutup pintu dan melempar tubuhnya ke ranjang sambil kedua tangannya menutupi wajah.Untuk pertama kalinya, dalam keadaan sadar, mereka melakukan kontak fisik yang cukup intens. Nadine bangun dari tidurnya, berjalan ke arah cermin, lalu memegangi bibirnya sambil membayangkan kejadian sebelumnya.“Bibirnya … rasa obat,” gumamnya sambil terkekeh, kemudian menggeleng pelan karena tersadar. Ia merasa seperti wanita mesum.Nadine kembali merebahkan tubuhnya di kasur, tapi bayangan tadi tidak juga pergi dari kepalanya. Semakin ia pikirkan, semakin gila rasanya. Akhirnya, untuk menghilangkan pikiran itu, ia menelpon Mira agar bisa mencurahkan hatinya.“Halo, Mir?” sapanya.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status