Home / Romansa / Menikahi Pamannya Tunanganku / Bab 74 : Festival Fashion

Share

Bab 74 : Festival Fashion

Author: Iris Moonvale
last update Last Updated: 2025-10-07 16:48:58

“Selamat malam.”

Setelah mengucapkan itu, Nadine langsung masuk ke kamarnya. Ia cukup lelah hari itu.

Nadine berganti pakaian dengan piyama dan bersiap untuk tidur. Namun, sebelum memejamkan mata, ia sempat mengirim balasan email untuk Marissa.

Begitu selesai, Nadine merebahkan diri dan tertidur hingga pagi.

Tak terasa, matahari pagi telah menembus kaca kamarnya. Hari ini adalah hari libur, tetapi Nadine tetap terbangun seperti biasa, seolah tubuhnya sudah terbiasa dengan ritme kerja.

Nadine segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan.

“Apa kau ingin makan sesuatu?” tanya Nadine ketika melihat Leonhart datang ke dapur.

“Ya, aku lapar. Apa kau akan memasak?” tanya Leonhart sambil duduk di meja makan.

Nadine membuka kulkas, mengambil beberapa bahan, lalu meletakkannya di atas meja dapur. Lalu pergi mengambil bawang putih dan bawang merah yang ada di rak bumbu.

“Ya, aku akan membuat nasi goreng dengan smoked beef,” ucap Nadine sambil
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 74 : Festival Fashion

    “Selamat malam.”Setelah mengucapkan itu, Nadine langsung masuk ke kamarnya. Ia cukup lelah hari itu.Nadine berganti pakaian dengan piyama dan bersiap untuk tidur. Namun, sebelum memejamkan mata, ia sempat mengirim balasan email untuk Marissa.Begitu selesai, Nadine merebahkan diri dan tertidur hingga pagi.Tak terasa, matahari pagi telah menembus kaca kamarnya. Hari ini adalah hari libur, tetapi Nadine tetap terbangun seperti biasa, seolah tubuhnya sudah terbiasa dengan ritme kerja.Nadine segera menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, lalu beranjak ke dapur untuk menyiapkan sarapan.“Apa kau ingin makan sesuatu?” tanya Nadine ketika melihat Leonhart datang ke dapur.“Ya, aku lapar. Apa kau akan memasak?” tanya Leonhart sambil duduk di meja makan.Nadine membuka kulkas, mengambil beberapa bahan, lalu meletakkannya di atas meja dapur. Lalu pergi mengambil bawang putih dan bawang merah yang ada di rak bumbu.“Ya, aku akan membuat nasi goreng dengan smoked beef,” ucap Nadine sambil

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 73 : Hanya Bertanya

    “Hentikan!”Satu kata dari tetua Andrew langsung membuat suasana di ruangan itu hening seketika.“Kalian ini, selalu saja bertengkar setiap kali bertemu!” serunya dengan nada kesal.Nadine menatap Leonhart yang masih menatap tajam ke arah istri tetua itu. Ia lalu meraih tangan suaminya dan menggenggamnya erat, berusaha menenangkannya.“Kau harus tahu, istri Leonhart, Nadine Itu cukup hebat. Ia berhasil menarik perhatian Marissa, CCO perusahaan Verese & Co, saat perjamuan di Amerika kemarin,” ucap tetua Andrew kepada istri tetua yang tadi menyindir Nadine.Namun, istri tetua itu tetap tak percaya dan malah menuduh dengan nada menyebalkan,“Halah, itu pasti karena pengaruh Leonhart. Makanya Marissa meliriknya,” sanggahnya sinis.Untung saja tetua Andrew segera membela Nadine hingga membuat perempuan itu tak berkutik.“Itu justru lebih baik. Artinya, kau bisa memanfaatkan jaringan di sekitarmu dengan cerdas. Lalu, apakah anakmu bisa melakukannya? Setahuku, ia hanya menimbulkan masalah,”

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 72 : Seperti Anakmu?

    “Silakan menunggu di sini. Setelah waktunya tiba, saya akan datang kembali untuk menjemput kalian,” ucap pelayan itu dengan sopan, setelah mengantar Nadine dan Leonhart ke kamar khusus untuk menunggu.“Ya, terima kasih,” jawab Nadine sambil tersenyum ramah.Setelah pelayan itu pergi, Nadine menghabiskan waktu dengan bermain ponselnya. Suasana cukup tenang sampai akhirnya Leonhart membuka percakapan.“Apa kau sudah memutuskan untuk berkolaborasi dengan Marissa?” tanyanya santai.Nadine menoleh, baru teringat soal itu.“Ah, benar. Aku memang ingin mendiskusikannya denganmu,” ucapnya. “Menurutmu bagaimana?”“Jika kau mau, terima saja,” jawab Leonhart dengan nada datar seolah itu hal sederhana.Nadine menundukkan kepala, seolah benar-benar tengah menimbang keputusan penting yang akan ia ambil.“Apa tidak masalah jika aku izin pergi?” tanyanya hati-hati.Leonhart menjawab dengan tenang,“Tidak masalah. Kolaborasimu akan dianggap sebagai bagian dari pekerjaanmu. Nanti juga akan ada izin khu

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 71 : Potong Gaji

    “Ada apa ini?”Suara tegas itu membuat semua orang di koridor terdiam. Nadine, Mira, Revan, dan Raina spontan menoleh ke arah sumber suara.Leonhart berdiri di ujung koridor dengan kedua tangan terlipat di saku celana, tatapannya tajam dan penuh wibawa.“Apa yang kalian ributkan?” tanyanya dingin.“Ng-nggak ada kok, Pak,” jawab Raina cepat, suaranya terdengar gugup.Nadine dan Mira saling tatap, jelas-jelas geram mendengar kebohongan Raina.Leonhart mengedarkan pandangannya pada mereka satu per satu, sebelum akhirnya menatap Raina lebih lama.“Benarkah? Lalu kenapa saya mendengar nama Nadine disebut-sebut?” tanyanya datar, namun tekanannya cukup membuat udara terasa berat.Tidak ada yang berani menjawab. Hening.“Kalian berempat ikut saya ke ruangan,” ucap Leonhart tegas.Mira dan Nadine saling melirik. Revan yang sejak tadi hanya menghela napas akhirnya bersuara lirih,“Lagian kenapa sih diladenin?” bisiknya ke Mira.“Ya gimana? Dia duluan yang cari ribut,” jawab Mira kesal.Mereka p

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bab 70 : Ribut

    “Nanti kirimkan desain yang kau buat padaku.”Pinta Leonhart tiba-tiba pada Nadine saat mereka berpisah di lobi kantor.Belum sempat Nadine menanyakan alasannya, Leonhart sudah lebih dulu masuk ke dalam lift.Nadine bertanya-tanya, mengapa Leonhart meminta desain yang semalam ia buat. Namun karena percaya pada Leonhart, ia mengira mungkin lelaki itu hanya penasaran dengan kemampuan desainnya.Sesampainya di meja kerja, Nadine langsung membuka laptop. Ia mengirimkan desain itu ke email Leonhart, lalu segera mengabarinya.“Aku sudah mengirim desainnya ke emailmu,” tulis Nadine, kemudian menekan tombol kirim.Tak lama, balasan dari Leonhart masuk.“Baik, terima kasih.”Nadine membacanya sekilas, lalu menutup aplikasi pesan tersebut.Tidak lama kemudian, Mira datang menghampiri Nadine dengan heboh.“Nadine …” panggilnya.Nadine menoleh, dan tiba-tiba Mira langsung memeluknya.“Kenapa, Mir?” tanya Nadine kaget.“Kau dari mana saja?” tanya Mira lagi sambil melepas pelukan.Nadine terdiam se

  • Menikahi Pamannya Tunanganku   Bba 69 : Begadang

    “Tunggu aku.”Leonhart memanggil Nadine yang hendak melangkah lebih dulu menuju lift.Nadine memperlambat langkahnya, menunggu hingga Leonhart menyusul, lalu mereka berjalan beriringan bersama.Sesampainya di lobi, mereka mendapati Raina yang rupanya belum pulang. Ia sedang duduk di sofa dengan wajah lesu.Leonhart menghentikan langkahnya, lalu menanyakan alasannya,“Kenapa kau belum pulang?” tanyanya datar.Nadine yang melihatnya langsung merasa gerah. Ia hanya melempar tatapan malas ke arah Raina.Dengan nada manja bercampur ekspresi sedih, Raina menjawab,“Iya, Pak. Saya pesan mobil online, tapi belum ada yang menerima.”“Oh, begitu,” sahut Leonhart singkat.Tiba-tiba, dengan berani, Raina mengajukan permintaan,“Maaf, Pak. Kalau tidak mengganggu, boleh saya menumpang pulang?” tanyanya hati-hati namun jelas penuh maksud.Leonhart sekilas menatap Nadine. Namun, Nadine sama sekali tidak berniat menanggapi. Ia justru membuang muka.“Maaf, aku dan istriku harus pergi ke tempat lain dul

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status