Share

BAB 68

Author: Ranisipenulis
last update Last Updated: 2025-10-01 23:35:47

"Ya, Pak Hendrian…," ucap Dona

"Selamat malam, Nyonya, saya sudah menerima pesan. Saya akan segera berangkat dan menjemput Nyonya," suara Hendrian terdengar tenang, profesional, penuh hormat.

"Terima kasih, Pak, pastikan perjalanan ini aman dan rahasia. Tidak ada yang boleh mengetahui urusan ini," kata Dona sambil menutup pintu mobil, menegaskan instruksi.

Hendrian membuka pintu mobil dengan sigap, membungkuk hormat, lalu masuk ke sisi pengemudi.

"Siap, Nyonya. Semua akan berjalan lancar," jawab Hendrian.

Mobil melaju meninggalkan rumah Arga, lampu jalan memantul di permukaan mobil. Dona menatap keluar jendela, membayangkan wajah Jihan yang baru saja menangis. Hatinya menegang, namun ia menenangkan diri dan fokus pada strategi untuk menjaga rahasia keluarga serta keselamatan Jihan.

Dona menutup mata sejenak, mengingat kata-kata Mas Ergan: semua harus tetap rahasia, terutama tentang Jihan. Meski rasa bersalah menghantui, fokusnya tetap pada langkah yang harus dijalankan demi ke
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 73

    "Mas," ucap Dona lembut sambil menatap Jihan yang masih tertidur di pelukan dan gendongannya. "Malam ini, biar Jihan tidur bersama kita saja. Aku tidak tenang kalau dia di kamarnya sendiri," ucap Dona.Ergan mendekat, menatap putrinya dengan wajah iba. "Saya setuju, Dona. Setelah apa yang dia alami, lebih baik Jihan tidak jauh dari kita malam ini," jawab Ergan setuju.Dona mengangguk, lalu perlahan mengelus rambut anaknya yang lembut. "Kasihan, Mas… tubuhnya masih lemah. Setiap kali aku menatap wajahnya, rasanya seperti melihat luka yang belum kering," ucap Dona yang menatap sendu ke arah anak kesayangannya itu.Ergan menatap istrinya dalam diam, lalu menepuk bahu Dona pelan. "Saya tahu, Dona, tapi sekarang yang paling penting, kita buat dia merasa aman. Tidak ada yang bisa menyentuhnya lagi di rumah ini," jawab Ergan.Dona tersenyum tipis. "Aku akan pastikan itu, Mas. Aku tidak akan membiarkan siapa pun mendekatinya tanpa izin kita," ucap Dona dengan nada serius.Mereka berjalan

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 72

    Dona masih mendekap Jihan erat di pelukannya. Hidungnya menempel pada rambut lembut putrinya itu, berkali-kali mengecup kening dan pipi Jihan. "Sayang, kamu tidak sendiri, ada Mama, ada Papa. Kamu tidak perlu takut lagi, Sayang," ucap Dona.Air mata Jihan menetes lagi. "Mama… aku takut kalau Kak Arga marah lagi. Sakit sekali tadi, Mama," ucap Jihan dengan tubuh gemetar karena ketakutan.Dona menahan perih di dadanya, ia mengecup kedua pipi Jihan bergantian dengan penuh kasih sayang. "Tidak akan ada yang menyakitimu lagi. Mama janji," jawab Dona lalu memeluk Jihan lebih erat, seolah ingin menutupinya dari seluruh dunia.Ergan berdiri tidak jauh, menatap istri dan putrinya. Pandangannya dalam, campuran antara sedih dan marah. "Dona…" panggilnya pelan.Dona menoleh, matanya basah. "Mas… aku tidak mengerti. Kenapa Arga bisa setega itu sama Jihan? Dia kakaknya sendiri," ucap Dona yang masih tidak menyangka."Saya juga tidak mengerti. Tapi satu hal yang jelas, kita tidak bisa diam," ja

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 71

    Namun Dona menoleh dengan tatapan menusuk. "Arga." Suaranya merendah tapi dingin, membuat ruangan langsung hening. "Kamu sudah menampar anak kecil yang tak bersalah sampai pingsan di pesta ulang tahunnya sendiri. Kamu masih punya keberanian bicara di sini?"Arga terdiam, wajahnya makin memerah."Kalau kamu punya sisa harga diri, lebih baik diam sebelum saya benar-benar menuntutmu secara hukum," lanjut Dona.Suasana ruangan makin tegang. Para wartawan saling menatap, jelas mereka tak menyangka seorang wanita bisa berdiri begitu berani menghadapi keluarganya sendiri.Yuli, mama kandung Jihan, melangkah maju dengan wajah pucat pasi. "Bu Dona… tolong, jangan perbesar masalah ini. Arga hanya… hanya terpancing emosi," ucap Yuli.Dona menatap Yuli, kali ini dengan sorot mata tajam bercampur jijik. "Emosi? Menampar anak lima tahun sampai pingsan itu emosi? Jangan ajari saya membenarkan kekejaman, Bu Yuli," jawab Dona."Dia bukan siapa-siapa bagi saya!" seru Yuli tiba-tiba, suaranya mening

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 70

    Tanggal 4 Oktober 2025, hari ini terasa istimewa bagi Dona, putrinya, Jihan, baru saja menginjak usia lima tahun, wanita itu sudah menyiapkan pesta mewah di sebuah gedung elegan di pusat kota. Semua sudah diatur rapi, balon, dekorasi bunga, kue besar dengan lima lilin di atasnya. Namun, hanya satu hal yang ia sengaja rahasiakan, bahwa pesta ini sebenarnya ulang tahun Jihan.Pagi ini, Dona berbicara pada suaminya."Mas, tolong bawa Jihan datang lebih dulu. Katakan saja ada acara kantor. Aku menyusul nanti,,," ucap Dona dengan lembut, namun matanya menyimpan sesuatu yang belum diungkap.Ergan menatap bingung. "Baiklah, tapi kenapa saya dan Jihan harus lebih dulu?" tanya Ergan."Aku ingin memberi kejutan," jawab Dona singkat.Ergan mengangguk, lalu mengajak Jihan bersiap. Pakaian mereka sederhana. Ergan mengenakan kemeja polos biru muda dengan celana hitam, sementara Jihan memakai gaun putih sederhana yang pernah dipakainya beberapa kali.Sesampainya di gedung megah itu, musik sudah men

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 69

    Dona menunduk, jemarinya saling meremas. "Mas, aku benar-benar takut… takut dia menyimpan luka ini sampai besar," ucap Dona dengan raut wajah yang khawatir.Ergan menyentuh tangan istrinya. "Selama kita ada di sampingnya, luka itu akan sembuh. Saya yakin," jawab Ergan.Keesokan harinya, Saat matahari baru terbit, Dona bangun lebih awal. Ia menatap Jihan yang masih lelap dengan senyum kecil di wajahnya, untuk pertama kalinya setelah beberapa hari, hati Dona terasa lebih tenang.Ketika Ergan keluar dari kamar mandi, Dona menyapanya. "Mas, hari ini biar aku yang menyiapkan sarapan. Aku ingin Jihan merasa bahwa Mama selalu ada untuknya," ucap Dona.Ergan tersenyum tipis. "Baiklah, saya akan bantu juga. Biar kita siapkan bersama-sama," jawab Ergan.Di dapur, keduanya bekerja sama. Dona menyiapkan roti dan telur, sementara Ergan membuatkan jus jeruk. Suasana itu terasa hangat, berbeda dari biasanya.Tidak lama, Jihan masuk dengan wajah masih mengantuk. "Mama…" panggilnya pelan.Dona s

  • Menikahi Papa Karyawanku   BAB 68

    "Ya, Pak Hendrian…," ucap Dona "Selamat malam, Nyonya, saya sudah menerima pesan. Saya akan segera berangkat dan menjemput Nyonya," suara Hendrian terdengar tenang, profesional, penuh hormat. "Terima kasih, Pak, pastikan perjalanan ini aman dan rahasia. Tidak ada yang boleh mengetahui urusan ini," kata Dona sambil menutup pintu mobil, menegaskan instruksi. Hendrian membuka pintu mobil dengan sigap, membungkuk hormat, lalu masuk ke sisi pengemudi. "Siap, Nyonya. Semua akan berjalan lancar," jawab Hendrian. Mobil melaju meninggalkan rumah Arga, lampu jalan memantul di permukaan mobil. Dona menatap keluar jendela, membayangkan wajah Jihan yang baru saja menangis. Hatinya menegang, namun ia menenangkan diri dan fokus pada strategi untuk menjaga rahasia keluarga serta keselamatan Jihan. Dona menutup mata sejenak, mengingat kata-kata Mas Ergan: semua harus tetap rahasia, terutama tentang Jihan. Meski rasa bersalah menghantui, fokusnya tetap pada langkah yang harus dijalankan demi ke

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status