Share

#35. Tidak Takut Mati?

Author: azzurayna
last update Huling Na-update: 2025-11-19 23:53:02
Pergi ke halaman Liang Ruyi yang awalnya adalah halaman miliknya. Mei Anqi tidak bisa menahan perasaan nostalgia.

‘Halaman mewahku ...’ batinnya sedih.

Mencari masalah saat ini tidak akan ada untungnya, Liang Ruyi adalah ‘pengantin pilihan’ Kaisar Wu dan juga Permaisuri Wei.

Berani menyinggungnya secara terang-terangan, besar kemungkinan Permaisuri Wei akan turun tangan untuk membereskan budak kecil sepertinya.

Selagi Anqi tahu kapan harus mundur dan maju secara tepat, dia baru bisa bertahan lebih lama.

Sampai digudang harta Liang Ruyi, tatapan matanya berbinar cemerlang seolah disinari bintang-bintang.

Karena dia tidak bisa mengambil terlalu banyak barang atau besoknya dia akan digosipi. Maka ambil saja yang paling mahal!

Liang Ruyi sendiri pasti juga terkecoh oleh kabar tentang sikap matre Mei Anqi. Selama dia membawa gadis itu ke gudang, paling-paling hanya meminta emas. Pikirnya.

Namun salah besar, gadis kecil itu meraih sesuatu yang berada di rak pojok. Ben
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Menjadi Budak Cantik sang Raja Arogan   #62. Bulan Putih Zhen Ming

    “Siapa kau sebenarnya?” Zhen Ming masih ingat jelas sosok Mei Anqi yang baru pertama kali dia temui di rumah bordil. Gadis itu menatapnya marah dipaksa dijual Madam kepadanya sebagai budak nafsu. Di masa lalu, usia mudanya membangunkan sedikit belas kasihan dihati Zhen Ming. Bagaimana pun juga, ia bisa dianggap sebagai seorang ‘paman’ bagi Mei Anqi. Karenanya, saat menghadapi tindakan memberontak Mei Anqi, sikap Zhen Ming lebih lunak. Meskipun jika Zhen Ming mau, ia bisa saja menggunakan cara kasar untuk menjinakannya. Namun saat membayangkan binar ceria di dalam mata almond itu akan sirna karena kekejamannya, Zhen Ming tidak tahan walau hanya membayangkannya. Lalu suatu hari, mendadak Mei Anqi bersedia tunduk padanya. Perilakunya sesekali tetap sembrono, tetapi kadang kala selalu penuh perhitungan dan kehati-hatian. Zhen Ming curiga padanya sudah dari lama. Hanya saja kecurigaannya tak berbukti. Spekulasi tanpa bukti tidak bisa menjadi acuan utama. Sampai ketika Mei Anqi b

  • Menjadi Budak Cantik sang Raja Arogan   #61. Siapa Kau Sebenarnya?

    “Yang Mulia, boleh saya tahu apa yang ingin anda tanyakan?” Cai Lun membungkuk dalam, suaranya merendah penuh hormat setibanya di pelataran luas kediaman Zhen Ming. Di tepi kolam, Zhen Ming tak berbalik sama sekali. Tatapannya setajam elang, terpaku pada kerumunan ikan yang berebut pakan. Detik berikutnya, ia menoleh sekilas, bertanya dengan nada santai tapi justru terasa menghujam. "Ceritakan padaku tentang pertemuan pertamamu dengan Qiqi." Cai Lun menagangguk patuh. Ia menceritakan seluruh ingatannya tanpa ada yang ditutupi. Begitu selesai, ia menutup rapat mulutnya. Diam-diam mencuri pandang mengamati ekspresi sang Raja. Di sana, di dekat kolam ikan koi, Zhen Ming masih berdiri menjulang, bergeming selayaknya patung dengan raut wajah sukar dibaca. Tenang, namun dingin. Keheningan itu merayapi punggung Cai Lun, menghantarkan sensasi menakutkan yang membuatnya menggigil. Ia lekas menarik pandangannya. Sebagai rekan bisnis, sebenarnya hubungan mereka cukup bagus. Meski tid

  • Menjadi Budak Cantik sang Raja Arogan   #60. Sengaja Membuatnya Kesal

    “Xiao Bai!” “Hamba datang, nona!” Dayang muda di luar pintu bergegas masuk ke ruangan, menunjukkan kehadirannya. “Siapkan air hangat.” “Baik!” Mei Anqi beringsut duduk ke tepian ranjang. Kaki putih panjangnya tergantung, bagian betisnya terekspos— memperlihatkan bengkak keunguan. ‘Sialan, cengkeraman Zhen Ming semalam amat kejam!’ batinnya dongkol. Baru mencoba melangkah sedikit, timbul nyeri menusuk tak tertahankan. Ia terpaksa kembali duduk, bersandar lemah pada pilar ranjang. Suara gemerisik pelan terdengar dari arah belakang tubuhnya. Ia berkata dingin tanpa menoleh, “Karena anda sudah bangun, silahkan kembali Yang Mulia. Halaman miskin ini tak mampu menampung anda lagi.” Di belakang, Zhen Ming bangun dan mencari sandaran ternyaman. Selimut tipis melorot dari tubuhnya. Memamerkan badan atletisnya yang berotot dengan kulit gandum eksotis mempesona. Bibirnya menyungging senyuman kecil, “Betapa teganya kau padaku. Kamu memerasku satu malam penuh dan begini imbal

  • Menjadi Budak Cantik sang Raja Arogan   #59. Tersiksa Sepanjang Malam

    “Sayangnya aku tidak bisa tidur dan bermimpi sekarang. Urusan kita belum selesai,” tekanan memenuhi nada suaranya. Mei Anqi terkapar lemah di atas ranjang. Sensasi tusukan yang mengejutkan merobek paksa rasionalitasnya. Napasnya terseret dan tersengal, bibirnya terbuka, mendesah sakit. “Akh!” Lehernya melengkung indah saat nyeri dan kenikmatan menyergap bersamaan. Geraman panas menggelegar dari atas tubuhnya. “Mei Anqi—enggh!” Wajah tampannya menegang tak senang saat jepitan hebat mencekik miliknya. “Sial,” ia mengumpat rendah, menyibak surai hitam panjangnya ke belakang dengan maskulin. ”Belum ada satu bulan kita berpisah dalam hal ini dan milikmu menggigitku begitu erat.” Zhen Ming membelai pinggang rampingnya yang sehalus giok. “Harus ku akui, tubuhmu terlahir untuk menjerat pria mana pun.” “Berhenti membual! Aku tahu kau hanya ingin merendahkanku sebagai pelacur, ‘kan?” pekik Mei Anqi setengah marah, setengah linglung. Bibir kecilnya terengah-engah, membuka lalu menutup.

  • Menjadi Budak Cantik sang Raja Arogan   #58. Panggil Aku ‘Suami’

    “Racun anda kambuh lagi?” Tatapan Mei Anqi menelisik tubuh kekar Zhen Ming yang tak tertutupi hanfu dengan benar. Cahaya lampu minyak bergoyang redup membayangi struktur wajah tegas pria itu. Membuatnya terlihat sedikit menyeramkan. “Mmm,” sahut Zhen Ming dengan suara serak tertahan. Efek kambuhnya Racun Gu Afrodisiak baru mulai tertangkap mata ketika kulit gandumnya ternodai rona merah. ‘Pria brengsek ini selalu tahu cara mengusikku!’ cecarnya melalui batin. Mei Anqi harus melakukan tugasnya meski ia enggan. Jemari lentiknya bergerak membuka tali gaun tidur yang ia kenakan. Berhubung malam ini ia hanya mengenakkan selapis hanfu karena suhu masih panas. Alhasil setelah ikatan terbuka sepenuhnya, hanfu ungu mudanya meluruh ke atas ranjang— sosoknya yang indah dan ramping terpampang menggoda di depan mata. Surai hitam panjang Mei Anqi diikat longgar menggunakan pita panjang, ia lantas menarik pita itu sampai terlepas. Tanp aba-aba, Mei Anqi menggunakan kain tersebut se

  • Menjadi Budak Cantik sang Raja Arogan   #57. Layani Orang yang Kau Benci

    Mei Anqi mendorong kuat bahu Zhen Ming hingga berhasil melepaskan diri dari pelukan memuakkannya. “Yang Mulia, anda akan membutuhkan saya di masa depan. Sebaiknya kita tetapkan beberapa aturan demi menjaga keharmonisan kerja sama.” “Membutuhkanmu di masa depan?” mengulangi ucapan Mei Anqi diselingi kekehan ringan, Zhen Ming dengan malas menopang dagunya. “Benarkah?” Jika boleh jujur, Mei Anqi semakin tidak menyukai sikap arogan pria itu. Entah si Permaisuri Wei atau Raja Yan, dua-duanya bukan orang baik. Seluruh penghuni istana juga bukanlah orang baik. Meskipun ada orang baik, jumlahnya pasti bisa dihitung menggunakan jari. “Yang Mulia akan tahu sendiri nanti.” Mei Anqi menjawab acuh seraya berbalik. Sebelum pergi, ia menolehkan paras cantiknya melintasi bahu. Sudut bibir ranumnya menipis lembut. Kepercayaan diri bersinar di balik mata almond indahnya. “Mari kita lihat apakah anda yang akan membutuhkan saya atau justru sebaliknya.” Seolah terpicu oleh kata-kata kelinci ke

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status