LOGIN“Jika kau berpikir untuk memanjat status melalui ranjangku, berhentilah berkhayal! Kau tidak pantas!”
Sial, siapa yang mau menjadi istrimu! Mei Anqi bahkan tidak mau menjadi wanita menyedihkan itu! Seberapa suram hidupnya ketika menikahi pria galak dan kasar ini! “Yang Mulia, Qiqi tidak berani!” serunya secepat kilat. Akan buruk kalau kesalahpahaman dibiarkan berlanjut. Mei Anqi menyentuh lengan tebal Raja Yan yang masih mencengkeram wajahnya. Seraya menahan sakit, dia bersumpah, “Demi Dewa, saya bersumpah bahwa saya tidak berniat untuk memanjat status melalui ranjang Yang Mulia!” Sumpah atas nama Dewa dianggap sangat sakral. Itulah yang diketahuinya melalui ingatan pemilik tubuh asli. Benar saja, Raja Yan perlahan kembali tenang. Mengibaskan tangan, membuat si gadis terhuyung mundur beberapa langkah. Nyaris jatuh terjerembab. “Karena kau sudah bersumpah, lakukan sesukamu.” ‘Berhasil!’ Diam-diam Anqi bersorak penuh kemenangan. “Terima kasih, Yang Mulia! Saya pasti akan merawat anda sebaik mungkin!” Setelahnya, Mei Anqi akan menunjukkan kecerdasannya secara bertahap. Sebelum itu, dia harus pergi ke perpustakan sesering mungkin. Supaya kecerdasannya yang tiba-tiba tidak dicurigai. Raja Yan hanya menatap sekilas Mei Anqi. Mendadak teringat kata-kata salah satu prajurit sebelumnya. Benarkah dia terlalu mengurung Mei Anqi? Pria tampan berhanfu hitam itu lantas menatap Mei Anqi sekali lagi. Yang sedang bahagia riang. Menurut usia, Anqi setidaknya baru 17 tahun. Sedangkan dia berusia 25 tahun. Gadis muda cenderung energik dan suka bermain. Keningnya lantas mengerut, Raja Yan baru sadar. Dia ternyata bisa dianggap sebagai Paman oleh Mei Anqi jika hubungan mereka normal. Pria umumnya menikah di usia 17 tahun, dan menjadi ayah di usia 19 tahunan. Dan wanita umumnya mulai menikah di usia 15 tahunan. Di seberang, Mei Anqi menahan gugup ketika mendapati kening Raja Yan mengerut tak senang. Dewa, apalagi yang mengganggu suasana hatinya? “Yang Mulia, ada sesuatu yang saya lakukan salah?” Mei Anqi bertingkah patuh, bertanya sopan. Raja Yan semakin mengerutkan kening lebih dalam. Sekalipun usia Mei Anqi sudah 17 tahun, tapi wajahnya cantik dan imut dengan lemak bayi. Orang akan mengira usianya di bawah 15 tahun. Belum lagi badannya kecil. “Yang Mulia, saya—” “Ayo pergi keluar bersama.” “Hah?” Mei Anqi membeo linglung. Di novel, Raja Yan jelas selalu menyembunyikan Mei Anqi asli karena dianggap sebagai aibnya. “Maksud anda jalan-jalan keluar?” Alurnya berubah? Mungkinkah karena tindakannya berbeda dari pemilik tubuh asli? Raja Yan terlihat tidak sabar, “Mau atau tidak?” Melihatnya semakin marah, Mei Anqi hanya bisa mengangguk patuh. Setuju pergi keluar. Dan begitulah yang terjadi, mereka sungguh keluar bersama. Namun Raja Yan menaiki kuda pribadinya, enggan satu kereta dengan Mei Anqi. Suasana luar mansion ternyata sangat meriah, Mei Anqi membuka tirai kereta sedikit. Niatnya ingin mengintip sebentar. Akan tetapi melihatnya langsung membuatnya terpesona, “Wah, ramai sekali!” Raja Yan menurunkan paksa tirai jendela, “Tetaplah diam dan jangan buat keributan.” “Yang Mulia, anda pelit sekali,” keluhnya kesal. Kembali bersandar ke dinding kereta. “Kalau melihat saja tidak boleh, lantas kenapa kita keluar?” “Kenapa aku merasa kau semakin kurang ajar?” Suara dinginnya membuat bulu kuduk Mei Anqi berdiri. Ia bergegas membuka tirai, kepala kecilnya menyembul imut. Anqi tersenyum pongah, “Yang Mulia marah?” “Diam dan duduklah di dalam.” Mei Anqi menurut, kembali duduk sendirian. Suntuk dan bosan. Ia mulai mengantuk, hendak tertidur saat keretanya bergoyang tanpa aba-aba. Teriakan nyaring seorang wanita terdengar sesaat berikutnya, “Zhen Ming! Kau berani merendahkannku dan lebih memilih seorang penari dari rumah bordil! Beraninya kau meremehkan aku?!” “Putri Yipeng, menyingkir.” Raja Yan langsung mengusir dingin tanpa pikir panjang. Di dalam kereta, Mei Anqi ketakutan seperti kelinci. Baru sebentar lepas dari kandang harimau, takdir menjebaknya agar masuk ke kandang serigala. Bisakah Mei Anqi kabur? Dia ingat nama ‘Yipeng.’ Karena Putri Yipeng termasuk umpan meriam, sama seperti Mei Anqi asli. Perbedaannya, Mei Anqi hanyalah umpan meriam berumur pendek. Lain dari Putri Yipeng, gadis ini adalah umpan meriam berumur panjang yang menjadi batu sandungan terbesar Raja Yan dan tokoh utama wanita! Penyebab Mei Anqi mati tragis di novel juga salah satunya karena hasutan Putri Yipeng. Alhasil Mei Anqi yang sederhana dan bodoh tertipu, hingga berakhir mati mengenaskan ditangan Raja Yan. “Biarkan aku melihat, seberapa menjijikkan wajah pelacur itu hingga kau melindunginya sebegitu keras!” “Siapa bilang aku melindunginya?” Raja Yan masih acuh tak acuh. “Lihat saja jika ingin melihat.” Mei Anqi terbungkam. Tuan, bisakah anda lebih berbelas kasih? Dia akan menangis darah betulan! Putri Yipeng mengibaskan cambuknya, mendengus seraya berkacak pinggang, “Kau sengaja berusaha membuatku semakin marah!” Tak berselang lama, cambuk Yipeng mengenai jendela kereta. Tirainya bergerak hebat dan sobek. Mei Anqi menatap ngeri tirai jendela yang terkoyak. “Biar aku lihat siapa pelacur tak tahu diri yang berani merebut pria milik Putri!” Yipeng berteriak kesal, berjalan cepat ke arah kereta kayu di seberang. Sedangkan Raja Yan hanya diam, seolah mendapat tontonan menarik.“Biar aku lihat siapa pelacur tak tahu diri yang berani merebut pria milik Putri!” Yipeng berteriak kesal, berjalan cepat ke arah kereta kayu di seberang. Di dalam kereta, Mei Anqi memutar akal secepat kilat. Bagaimana ini? Bagaimana ini? Dewa, bisakah Mei Anqi bernafas nyaman sejenak? Ia benar-benar dihantam masalah tiada akhir begitu bertransmigrasi! ‘Semoga cara ini berhasil, Dewa tolong beri kemudahan pada pengikutmu!’ pekik Mei Anqi dalam hati. Ia menarik nafas panjang, kemudian menarik sejumput rambut dari sanggulannya agar terlihat berantakan. Tak lupa membuat hanfu merah mudanya terlihat kusut. Bagus! Dia akan berpura-pura seperti kelinci putih yang baru bangun tidur dan memanfaatkan keindahan wajahnya! “Pelacur—!” Putri Yipeng terkejut kaku ketika menyibak tirai rusak. Sosoknya tinggi dan ramping, dengan sentuhan pesona prajurit wanita. “Zhen Ming,” panggilnya tiba-tiba tanpa mengalihkan padangan dari wajah Mei Anqi. Pria tinggi gagah di atas kuda hitam lan
“Jika kau berpikir untuk memanjat status melalui ranjangku, berhentilah berkhayal! Kau tidak pantas!” Sial, siapa yang mau menjadi istrimu! Mei Anqi bahkan tidak mau menjadi wanita menyedihkan itu! Seberapa suram hidupnya ketika menikahi pria galak dan kasar ini! “Yang Mulia, Qiqi tidak berani!” serunya secepat kilat. Akan buruk kalau kesalahpahaman dibiarkan berlanjut. Mei Anqi menyentuh lengan tebal Raja Yan yang masih mencengkeram wajahnya. Seraya menahan sakit, dia bersumpah, “Demi Dewa, saya bersumpah bahwa saya tidak berniat untuk memanjat status melalui ranjang Yang Mulia!” Sumpah atas nama Dewa dianggap sangat sakral. Itulah yang diketahuinya melalui ingatan pemilik tubuh asli. Benar saja, Raja Yan perlahan kembali tenang. Mengibaskan tangan, membuat si gadis terhuyung mundur beberapa langkah. Nyaris jatuh terjerembab. “Karena kau sudah bersumpah, lakukan sesukamu.” ‘Berhasil!’ Diam-diam Anqi bersorak penuh kemenangan. “Terima kasih, Yang Mulia! Saya p
Keesokan harinya, Mei Anqi terbangun sendirian di atas ranjang. Sisi kosong di sebelah sudah dingin, Raja Yan pasti bangun sejak subuh.Anqi memanggil lemah, suaranya serak parah, “Xiao Bai, Xiao Yun.”“Anda sudah bangun, nona,” Xiao Bai menyapa sopan. Meletakkan baskom air ke tanah. “Nona, saya akan membersihkan anda.”“Um.” Mari lupakan rasa malu, tubuhnya sakit semua. Mei Anqi disiksa kembali kemarin malam hingga jam 2 pagi.Xiao Bai meraih kain basah, mulai membersihkan bagian intim Mei Anqi. Pelayan kecil itu meringis untuk nonanya.Dengan tubuh mungil Mei Anqi, Raja Yan masih bersikap kasar.Mei Anqi tidak tahu ketika dua pelayan kecil ternyata diam-diam mengasihaninya. Karena dia pun mengasihani kemalangannya sendiri.Di kehidupan pertama, dia dicap sebagai istri tidak berguna karena sulit hamil, mertuanya membencinya, dan dia sendirian.Suaminya bahkan lebih tak berguna lagi. Hanya tahu cara menuntut, marah, dan memukulinya.Yah, setidaknya, meski dia ditakdirkan mati ditangan
Mei Anqi menggeleng. Suaranya lembut saat mengatakan. “Yang Mulia, dia masih putra bangsawan. Saya hanya tidak ingin reputasi Yang Mulia jadi buruk karena saya.”Raja Yan tidak mengatakan apa pun. Tatap tajamnya tertuju pada sepasang mata cantik Mei Anqi yang tampak berkaca-kaca, tapi wanita itu tetap tidak membiarkan air matanya jatuh.Bruk!Pria itu kemudian melepaskan cekalannya pada leher Sun Lun.“Hanya keluarga bangsawan jatuh. Putra selir rendah tidak berharga sama sekali.”“Tetap saja, Yang Mulia. Anda–eh?” Mei Anqi terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terangkat ke udara. “Yang Mulia?” Mei Anqi hendak memprotes. “Apa yang–”“Diam.”Mei Anqi seketika mengunci bibir rapat-rapat. Ia sama sekali tidak mengeluarkan suara, meski jantungnya berdebar keras. Apalagi saat ia menyadari Raja Yan membawanya ke kamar pribadinya.Sepasang mata cantik berwarna almond itu terbelalak. Jangan-jangan–“Ah!” Mei Anqi mengaduh pelan saat tubuhnya jatuh di ranjang kayu yang keras. “Yang Mulia–”Belum
Namun, Mei Anqi tidak menggubris protes pelayannya. “Kamu tinggal katakan padanya untuk tetap menemuiku sesuai rencana semula.”Mei Anqi berpikir, Sun Lun pasti paham maksudnya.Jika Mei Anqi tidak salah ingat, ini adalah waktu di mana si pemilik tubuh merampok gudang penyimpanan dengan kekasihnya, lalu tertangkap. Pria itu sebenarnya hanya memanfaatkan Mei Anqi, bukannya benar-benar mencintai Anqi.Sun Lun justru mencintai wanita lain dan saat ini diam-diam sedang mempersiapkan pernikahan dengan uang yang ia curi dari Mei Anqi.Di dalam novel, Sun Lun akan tetap mendapat apa yang dia mau, sementara Mei Anqi mati sia-sia.Mei Anqi tidak akan membiarkan itu terjadi.“Nona, apakah ini baik-baik saja?” Xiao Bai bertanya cemas sembari menarik gaun kuning Mei Anqi.Kini, mereka sedang menunggu kedatangan Sun Lun.Di sisi lain, Xiao Yun ikut menimpali, “Benar sekali! Siang-siang bolong ...”“Kenapa ribut? Kami hanya akan bertemu,” sahut Mei Anqi. Ia menengok ke persimpangan jalan. “Bukannya
“Ungh–ah!” Suara lenguhan lembut memenuhi ruangan. Seorang gadis bertubuh elok, kini tengah dipaksa tunduk di atas ranjang diiringi desahan penuh kenikmatan dan derit tempat tidur akibat gerakan panas dua sosok di atasnya. Wanita muda itu, Mei Anqi, terkesiap ketika kesadarannya mulai terkumpul.Ini di mana? Batinnya bertanya. Namun, belum sempat kesadarannya kembali sepenuhnya, sesuatu yang melaju di antara kakinya terasa menyengat.“Ah!” Mei Anqi berteriak kesakitan, terbelalak kaget. Isakannya lolos begitu saja. “Sakit–terlalu dalam!” Gadis itu hanya bisa menangis dan mendesah dalam jeratan liar pria gagah tinggi dengan setelan baju kuno itu.Ini di mana? Siapa dia? Dan siapa pria di atas tubuhnya sekarang?Mei Anqi ketakutan. Bukankah dia seharusnya sudah mati? Tapi kenapa anehnya ia justru terjerat dengan pemerkosa liar ini!Tunggu!Mei Anqi memikirkan sebuah kemungkinan tak masuk akal.Mungkinkah dia bereinkarnasi ke suatu era secara acak!?“Ah!” Mei Anqi terkesiap saat tib







