Share

#6. Terpojok

Author: azzurayna
last update Last Updated: 2025-10-28 13:16:50

“Biar aku lihat siapa pelacur tak tahu diri yang berani merebut pria milik Putri!” Yipeng berteriak kesal, berjalan cepat ke arah kereta kayu di seberang.

Di dalam kereta, Mei Anqi memutar akal secepat kilat. Bagaimana ini? Bagaimana ini?

Dewa, bisakah Mei Anqi bernafas nyaman sejenak? Ia benar-benar dihantam masalah tiada akhir begitu bertransmigrasi!

‘Semoga cara ini berhasil, Dewa tolong beri kemudahan pada pengikutmu!’ pekik Mei Anqi dalam hati.

Ia menarik nafas panjang, kemudian menarik sejumput rambut dari sanggulannya agar terlihat berantakan. Tak lupa membuat hanfu merah mudanya terlihat kusut.

Bagus! Dia akan berpura-pura seperti kelinci putih yang baru bangun tidur dan memanfaatkan keindahan wajahnya!

“Pelacur—!” Putri Yipeng terkejut kaku ketika menyibak tirai rusak. Sosoknya tinggi dan ramping, dengan sentuhan pesona prajurit wanita. “Zhen Ming,” panggilnya tiba-tiba tanpa mengalihkan padangan dari wajah Mei Anqi.

Pria tinggi gagah di atas kuda hitam lantas menoleh apatis, bertanya tak sabar, “Apalagi? Sudah cukup melihat?”

Putri Yipeng ingin berteriak marah karena responnya terlalu menyebalkan. Namun dia berhenti kala mendapati tangannya diraih sepasang lengan kecil.

Tatapan mata hitamnya kembali pada Mei Anqi yang diam seraya menatapnya lamat-lamat. Entah mengapa, Putri Yipeng merasa gatal dihatinya.

“Hei! Beraninya matamu menatap putri ini? Kurang ajar!” sentaknya mengibaskan tangan Mei Anqi darinya.

Gadis muda di dalam kereta mengerutkan bibirnya, terlihat ketakutan dengan air mata. “Apakah nona peri marah padaku?” tanyanya sedih disertai kegugupan.

Mei Anqi melihat bahwa Putri Yipeng segera terbatuk, telinga putihnya semerah kepiting rebus.

Dewa, berhasil! Menurut novel, Putri Yipeng menyukai hal-hal imut dan kecil. Oleh sebab itu di mansion Putri terdapat banyak hewan peliharaan berbulu.

Dia yakin sepenuhnya kalau penampilannya lebih dari cukup untuk membuat Putri Yipeng terpancing.

“Sialan ...”

Mei Anqi mendengar Putri Yipeng mengumpat rendah. Ia pikir inilah kesempatan berikutnya, dia mendekatkan diri hati-hati ke Putri Yipeng. Mata besarnya berseri-seri, “Nona peri, bolehkah Qiqi tahu nama anda?”

Putri Yipeng semakin malu, mengulurkan cambuknya sambil mendengus. “Siapa yang kau panggil peri! Pelacur ini benar-benar pandai berkata manis!”

Gawat, gawat, Mei Anqi buru-buru menggeleng lucu. Terlihat lugu dan penurut, “Qiqi tidak berbohong. Manusia secantik nona hanya bisa disebut peri, Qiqi membacanya dari buku saat kecil.”

Dari samping Zhen Ming dikejutkan oleh akting luar biasa Mei Anqi. Alis tajamnya curam ke dalam, benar saja, gadis kecil ini memiliki sesuatu yang mendalam dibalik lengan bajunya.

Mei Anqi juga melirik melalui sudut mata, mendapati Raja Yan bergeming seperti batu di atas kuda. Lupakan sebentar leluhur besar itu, dia harus memuaskan leluhur lain di depannya.

“Nona peri, bolehkah Qiqi ikut dengan anda?” Anqi bertanya malu-malu, pipi putih gembilnya berseri. Menarik sudut lengan hanfu Putri Yipeng.

Pelayan di sisi Putri Yipeng refleks menampar tangan kecil Mei Anqi, sesaat setelahnya, tangannya langsung bengkak dan memerah. Mei Anqi berterima kasih pada saudari, hehe.

Semakin menyedihkan, semakin mengundang belas kasihan.

Mei Anqi lantas menarik tangannya tergesa-gesa, bergetar takut. Mata cerahnya berair, melirik enggan pada Putri Yipeng, “M-maafkan Qiqi! Nona peri sangat mulia, Qiqi tidak seharusnya menyentuhnya!”

Pemandangan Mei Anqi menangis akan meluluhkan hati siapapun. Termasuk Putri Yipeng, dia paling tidak tahan melihat gadis cantik menangis.

Apalagi Anqi terlihat sangat muda dan imut, seperti seekor kucing susu kecil.

Yipeng pun menendang pelayan yang berani memukul tadi, mengayunkan cambuk dua kali. Kemudian berteriak kejam, “Berani sekali memukul tanpa perintah dariku! Aku putrinya atau kamu putrinya, hah?!”

Pelayan tadi bersujud di tanah, punggungnya terluka akibat bekas cambukan. “Yang Mulia! Mohon ampun! Rendahan ini melewati batas, harap putri menghukumnya!”

“Seret dia dan bawa kembali, beri cambukan dan pukulan papan tiga puluh kali!”

Mendengar hukuman beratnya, Mei Anqi menahan gemetar dihati. Penjahat utama memang luar biasa, hampir saja dia yang akan dicambuk dan dipukul dengan papan!

Di dunia kejam seperti era dinasti, jika kamu tidak pintar memanfaatkan kesempatan, maka bersiaplah untuk mati kapan saja.

Hidup lebih lama atau mati lebih awal, semua tergantung kemampuan masing-masing orang.

“Nona peri—” Mei Anqi belum sempat selesai berbicara, karena pipinya dicubit tanpa permisi dan ditarik seperti adonan kue. “No-nona peri?” beonya bingung sekaligus ngeri.

Putri Yipeng mendengus, tampak kesal. Lalu menoleh ke Zhen Ming, “Hei, berapa harga gadis ini? Aku akan membelinya!”

Paras cantik Mei Anqi pucat pasi, tidak ... kenapa jadi seperti ini? Anqi ingin memutar matanya dan pingsan.

Sayangnya wajahnya diremas lagi oleh Putri Yipeng, membuatnya tetap sadar. Dia tadi hanya bercanda ingin dibawa pulang, tidak lain hanya untuk melunakkan hati Putri Yipeng.

Siapa sangka penjahat besar ini bersungguh-sungguh ingin membawanya pulang?

Zhen Ming juga terkejut mendengar permintaan Putri Yipeng. “Yi Jiaojiao, perhatikan sikapmu!”

“Bukankah aku yang seharusnya bilang begitu?” Putri Yipeng membalas sengit, tak mau kalah. Sekalipun nama lengkapnya sampai disebut, dia tak gentar. “Kau ternyata sangat bajingan karena merayu gadis di bawah umur dengan usia tuamu, ck!”

Mei Anqi bersembunyi di balik jendela, aneh rasanya kala melihat Raja Yan dan Putri Yipeng bertengkar karenanya.

“Haruskah aku pergi menengahi?” cicitnya takut. Baik itu Raja Yan atau Putri Yipeng, keduanya adalah pintu neraka. Hanya beda jalurnya saja.

Saat Mei Anqi bertarung dengan pikirannya sendiri, dia kagetkan oleh teriakan Putri Yipeng.

“Hei, pelacur kecil! Sekarang pilihlah, ingin ikut aku atau ikut Zhen Ming si bajingan pedofil itu?!”

“Yi Jiaojiao!” geram Raja Yan, giginya berderak menahan amarah. Turut menatap Anqi, tatapannya sangat bengis.

Anqi ingin menangis di depan Dewa dan bersujud, bisakah dia berlari sekarang? Apabila menolak Putri Yipeng, dia akan ditargetkan sebagai musuh sesuai plot dan usahanya tadi akan sia-sia.

Namun, jika dia setuju untuk mengikuti Putri Yipeng. Maka sudah dapat dipastikan Raja Yan yang pendendam akan membunuhnya tanpa ampun.

Mei Anqi melirik bolak-balik antara Putri Yipeng dan Raja Yan. “A-aku ...”

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Menjadi Budak Nafsu sang Raja Arogan   #6. Terpojok

    “Biar aku lihat siapa pelacur tak tahu diri yang berani merebut pria milik Putri!” Yipeng berteriak kesal, berjalan cepat ke arah kereta kayu di seberang. Di dalam kereta, Mei Anqi memutar akal secepat kilat. Bagaimana ini? Bagaimana ini? Dewa, bisakah Mei Anqi bernafas nyaman sejenak? Ia benar-benar dihantam masalah tiada akhir begitu bertransmigrasi! ‘Semoga cara ini berhasil, Dewa tolong beri kemudahan pada pengikutmu!’ pekik Mei Anqi dalam hati. Ia menarik nafas panjang, kemudian menarik sejumput rambut dari sanggulannya agar terlihat berantakan. Tak lupa membuat hanfu merah mudanya terlihat kusut. Bagus! Dia akan berpura-pura seperti kelinci putih yang baru bangun tidur dan memanfaatkan keindahan wajahnya! “Pelacur—!” Putri Yipeng terkejut kaku ketika menyibak tirai rusak. Sosoknya tinggi dan ramping, dengan sentuhan pesona prajurit wanita. “Zhen Ming,” panggilnya tiba-tiba tanpa mengalihkan padangan dari wajah Mei Anqi. Pria tinggi gagah di atas kuda hitam lan

  • Menjadi Budak Nafsu sang Raja Arogan   #5. Bertemu Penjahat Lainnya

    “Jika kau berpikir untuk memanjat status melalui ranjangku, berhentilah berkhayal! Kau tidak pantas!” Sial, siapa yang mau menjadi istrimu! Mei Anqi bahkan tidak mau menjadi wanita menyedihkan itu! Seberapa suram hidupnya ketika menikahi pria galak dan kasar ini! “Yang Mulia, Qiqi tidak berani!” serunya secepat kilat. Akan buruk kalau kesalahpahaman dibiarkan berlanjut. Mei Anqi menyentuh lengan tebal Raja Yan yang masih mencengkeram wajahnya. Seraya menahan sakit, dia bersumpah, “Demi Dewa, saya bersumpah bahwa saya tidak berniat untuk memanjat status melalui ranjang Yang Mulia!” Sumpah atas nama Dewa dianggap sangat sakral. Itulah yang diketahuinya melalui ingatan pemilik tubuh asli. Benar saja, Raja Yan perlahan kembali tenang. Mengibaskan tangan, membuat si gadis terhuyung mundur beberapa langkah. Nyaris jatuh terjerembab. “Karena kau sudah bersumpah, lakukan sesukamu.” ‘Berhasil!’ Diam-diam Anqi bersorak penuh kemenangan. “Terima kasih, Yang Mulia! Saya p

  • Menjadi Budak Nafsu sang Raja Arogan   #4. Lewat Ranjangku

    Keesokan harinya, Mei Anqi terbangun sendirian di atas ranjang. Sisi kosong di sebelah sudah dingin, Raja Yan pasti bangun sejak subuh.Anqi memanggil lemah, suaranya serak parah, “Xiao Bai, Xiao Yun.”“Anda sudah bangun, nona,” Xiao Bai menyapa sopan. Meletakkan baskom air ke tanah. “Nona, saya akan membersihkan anda.”“Um.” Mari lupakan rasa malu, tubuhnya sakit semua. Mei Anqi disiksa kembali kemarin malam hingga jam 2 pagi.Xiao Bai meraih kain basah, mulai membersihkan bagian intim Mei Anqi. Pelayan kecil itu meringis untuk nonanya.Dengan tubuh mungil Mei Anqi, Raja Yan masih bersikap kasar.Mei Anqi tidak tahu ketika dua pelayan kecil ternyata diam-diam mengasihaninya. Karena dia pun mengasihani kemalangannya sendiri.Di kehidupan pertama, dia dicap sebagai istri tidak berguna karena sulit hamil, mertuanya membencinya, dan dia sendirian.Suaminya bahkan lebih tak berguna lagi. Hanya tahu cara menuntut, marah, dan memukulinya.Yah, setidaknya, meski dia ditakdirkan mati ditangan

  • Menjadi Budak Nafsu sang Raja Arogan   #3. Budak Nafsu

    Mei Anqi menggeleng. Suaranya lembut saat mengatakan. “Yang Mulia, dia masih putra bangsawan. Saya hanya tidak ingin reputasi Yang Mulia jadi buruk karena saya.”Raja Yan tidak mengatakan apa pun. Tatap tajamnya tertuju pada sepasang mata cantik Mei Anqi yang tampak berkaca-kaca, tapi wanita itu tetap tidak membiarkan air matanya jatuh.Bruk!Pria itu kemudian melepaskan cekalannya pada leher Sun Lun.“Hanya keluarga bangsawan jatuh. Putra selir rendah tidak berharga sama sekali.”“Tetap saja, Yang Mulia. Anda–eh?” Mei Anqi terkejut saat tubuhnya tiba-tiba terangkat ke udara. “Yang Mulia?” Mei Anqi hendak memprotes. “Apa yang–”“Diam.”Mei Anqi seketika mengunci bibir rapat-rapat. Ia sama sekali tidak mengeluarkan suara, meski jantungnya berdebar keras. Apalagi saat ia menyadari Raja Yan membawanya ke kamar pribadinya.Sepasang mata cantik berwarna almond itu terbelalak. Jangan-jangan–“Ah!” Mei Anqi mengaduh pelan saat tubuhnya jatuh di ranjang kayu yang keras. “Yang Mulia–”Belum

  • Menjadi Budak Nafsu sang Raja Arogan   #2. Rencana Awal

    Namun, Mei Anqi tidak menggubris protes pelayannya. “Kamu tinggal katakan padanya untuk tetap menemuiku sesuai rencana semula.”Mei Anqi berpikir, Sun Lun pasti paham maksudnya.Jika Mei Anqi tidak salah ingat, ini adalah waktu di mana si pemilik tubuh merampok gudang penyimpanan dengan kekasihnya, lalu tertangkap. Pria itu sebenarnya hanya memanfaatkan Mei Anqi, bukannya benar-benar mencintai Anqi.Sun Lun justru mencintai wanita lain dan saat ini diam-diam sedang mempersiapkan pernikahan dengan uang yang ia curi dari Mei Anqi.Di dalam novel, Sun Lun akan tetap mendapat apa yang dia mau, sementara Mei Anqi mati sia-sia.Mei Anqi tidak akan membiarkan itu terjadi.“Nona, apakah ini baik-baik saja?” Xiao Bai bertanya cemas sembari menarik gaun kuning Mei Anqi.Kini, mereka sedang menunggu kedatangan Sun Lun.Di sisi lain, Xiao Yun ikut menimpali, “Benar sekali! Siang-siang bolong ...”“Kenapa ribut? Kami hanya akan bertemu,” sahut Mei Anqi. Ia menengok ke persimpangan jalan. “Bukannya

  • Menjadi Budak Nafsu sang Raja Arogan   #1. Tubuh Baru

    “Ungh–ah!” Suara lenguhan lembut memenuhi ruangan. Seorang gadis bertubuh elok, kini tengah dipaksa tunduk di atas ranjang diiringi desahan penuh kenikmatan dan derit tempat tidur akibat gerakan panas dua sosok di atasnya. Wanita muda itu, Mei Anqi, terkesiap ketika kesadarannya mulai terkumpul.Ini di mana? Batinnya bertanya. Namun, belum sempat kesadarannya kembali sepenuhnya, sesuatu yang melaju di antara kakinya terasa menyengat.“Ah!” Mei Anqi berteriak kesakitan, terbelalak kaget. Isakannya lolos begitu saja. “Sakit–terlalu dalam!” Gadis itu hanya bisa menangis dan mendesah dalam jeratan liar pria gagah tinggi dengan setelan baju kuno itu.Ini di mana? Siapa dia? Dan siapa pria di atas tubuhnya sekarang?Mei Anqi ketakutan. Bukankah dia seharusnya sudah mati? Tapi kenapa anehnya ia justru terjerat dengan pemerkosa liar ini!Tunggu!Mei Anqi memikirkan sebuah kemungkinan tak masuk akal.Mungkinkah dia bereinkarnasi ke suatu era secara acak!?“Ah!” Mei Anqi terkesiap saat tib

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status